Ck, lihatlah betapa ribetnya nira setiap pagi mengusik aira-ku untuk mendandaninya mulai dari pakai bedak,kuncir rambut, pasang pita,pasang jepit.
Dasar parasit menyebalkan, lihat aira dia cantik dan sederhana model rambutnya juga tidak berlebihan terkadang dia sanggul, di.gerai, di ikat biasa.
Tapi nira, rasanya dia tidak tenang jika sehelai rambutnya tidak di jepit.
Aku malas berinteraksi dengan nira.
Dia berisik.
Heboh.
Bawel.
Banyak tanya.
Selalu membuat aira ribet.
Menyebalkan.
Tapi aira sangat menyayangi dan mencintainya.
Tapi walau aku setengah benci dengannya, tenang saja ku pastikan hidup dia aman dan nyaman hingga dewasa.
Cukup pastikan saja dia nurut dengan aira jika tidak akan ku setrum dia dengan salah satu peralatanku yang baru.
Anak...
Begitu kata itu di sebutkan banyak hal yang bermunculan di kepalaku dan aku sadar dan sangat ingin agar dia bisa memiliki masa kecil yang baik tidak sepertiku.
Harus ku akui aira mendidik dan mengurusnya dengan sangat baik meski aku telah menyediakan pelayan dan baby sitter tapi aira selalu mau mengurus nira sendiri.
Terkadang aku iri melihat nira dan kesal melihat aira yang begitu menyayangi nira.
Sesekali aku datang ke sekolah nira dan aku memperhatikannya dari kejauhan dan aku tahu dia cukup galak di sekolah dan sesekali aku mengirimkan makanan dan parcel ke sekolahnya untuk guru-guru dan teman sekolahnya.
Sesekali aku menelpon sekolahnya untuk bicara dengan nira.
Ini adalah salah satu rahasiaku, jika aku sedang bingung atau ragu aku akan menelpon nira dan berbicara agak panjang dengannya.
Aku pun memaksanya untuk berjanji tidak akan memberi tahu aira dan dia berkata pinky promise dengan suara cempreng dan penuh semangatnya.
Aku pun sebenarnya selalu mendengarkan apa pun yang nira katakan tapi aku terlalu malas untuk menanggapinya.
Aku cukup terkejut mendengar permintaan aira untuk pisah rumah karena ia takut nira akan menjadi seperti diriku dan aku juga sempat memikirkannya.
Saat aira membicarakannya denganku di rumah pantai, saat itu aku juga bertarung dengan diriku sendiri. Berperang melawan sisi egoisku untuk tetap mempertahankan mereka berdua di rumah lama atau membiarkan aira dan nira pindah ke tempat lain.
Aku pun sadar diri bahwa sebenarnya aku bisa saja melukai mereka berdua jika mereka tetap di sana dan aku tidak bisa mengendalikan diriku.
Lalu aku setuju agar mereka tinggal terpisah denganku dan aku memperjelas pada aira, walau aku membiarkannya tinggal terpisah dariku tapi itu bukan berarti aku melepasnya.
Sejak mereka berdua pergi dari rumah ini aku merasa rumah itu begitu kosong dan sepi meski di dalamnya ada banyak pelayan dan penjaga namun tetap terasa sepi.
Lalu aku memutuskan untuk mengakhiri semua ini dari awal.
Ayahku.
Aku membawanya ke rumah lama kami di pinggir sebuab danau dan jauh dari perkotaan, rumah ini adalah awal dari segalanya.
Aku mengikatnya di sebuah brankar khusus ambulance yang bisa di rubah menjadi posisi duduk dan tiduran bahkan bersandar.
Lalu aku menyuntikannya dengan sebuah cairan pelumpuh tubuh yang bekerja selama satu jam, lalu aku membawanya berkeliling rumah masa kecilku.