entah bagaimana caranya ibu mertuaku bisa tewas karena kecelakaan itu dan kecelakaan itu benar-benar murni kecelakaan tapi aku hafal betul suamiku ini dan aku jamin dia ada di balik kecelakaan ini
"kami turut berduka" ujar sam yang datang bersama liona
"terima kasih" ujar devan datar dan kami masih ada di pemakaman dan ibu mertuaku sudah di makamkan
di perjalanan pulang aku menenangkan diriku dan aku melepas sepatuku dan aku merasa mual dan pusing
"berhenti sebentar devan" ujarku dan devan berhenti di parkiran mini market
aku segera mengambil tasku dan keluar dari dalam mobil dan aku masuk ke dalam minimarket dan mengambil sebotol air mineral dan membawanya masuk ke kamar mandi
aku muntah beberapa kali dan setelah lebih baik aku membasuh wajahku dan meminum airku dan aku keluar dari kamar mandi dan membayar minumanku di kasir dan kembali ke mobil
"mau ke dokter?" tanya devan dan aku menggelengkan kepalaku "antar aku ke rumah orang tuaku saja" ujarku lesu dan devan malah tertawa "aku rasa kau masih ingat dengan jelas bahwa kau itu milikku" ujar devan
aku yang sudah terlalu lemas untuk menjawabnya memilih tidur di jok belakang dan rasanya begitu melelahkan.
□■□■□■□■□■□■□■□■□■□~
aku terbangun di gudang dan aku lihat ada kakak iparku yang sedang duduk terikat dengan tubuh penuh sayatan dan luka cambuk dan jangan lupa banyak goresan di kening dan di kakinya
darah
luka
sakit
siksa
"kau bangun juga sayang" sapa devan yang datang dari luar membawa gergaji mesin yang khusus dia pesan dari luar negri dan tentunya kualitasnya sangat bagus dan di jamin tidak bising
"kenapa kak amar ada di sini?" tanyaku dan devan menatap kak amar sekilas baru menatapku
"lihat di mana lukanya yang paling dominan?" tanya devan dan aku memperhatikan kak amar secara rinci " lukanya di kepala, dada , kaki, dan alat kelamin" ujarku dan di kata terakhir aku mengucapkannya perlahan
"dia berniat menyentuhmu sayangku tapi aku berhasil menggagalkannya" ujar devan girang dan aku mual
bayangkan saja alat kelamin kakak iparku terpotong, pelipisnya bolong dan sepertinya di bor karena dagingnya agak terkoyak, dadanya penuh sayatan tapi kalau di lihat lebih seksama seperti tusukan karena darahnya banyak dan merembas, kedua kakinya penuh luka cambuk dan tusukan hingga ke paha dan yang paling menjijikan kedua matanya keluar dan yang sebelah kiri mengantung.
rasanya aku ingin segera berlari dan muntah tapi aku sudah terlanjur lemas dan aku cuma bisa duduk di atas meja besi yang dingin yang devan sengaja letakan di 'ruang operasi'nya khusus untukku
dia menggergaji setiap potongan tubuh kak amar dan melemparnya ke tungku pembakaran yang sangat panas dan aku pingsan
aduhhhhh
gimana
gimana
gimana
ada yg mendadak ikutan mual jg?
ada yg malah bersemangat?pokoknya klo suka silahkan vote dan comment dan jika berminat silahkan follow, makasih