"apa yang kau lakukan pada anakku!" geramku dan seharusnya aku sudah tidak perlu mempertanyakannya lagi karena sudah jelas terlihat bahwa devan tengah berusaha membunuh anakku yang tentu saja anaknya juga dan devan malah menepis tanganku dan mendorongku hingga menabrak tembok dan dia tiba-tiba saja mengeluarkan pisau lipat yang entah bagaimana ia sembunyikan, "untuk apa kamu mengkhawatirkannya, hah? atau kamu ingin bermain permainan kita dulu"ujar devan sambil menggerakan ujung pisaunya di area wajah hingga leherku dan aku menatapnya takut.
devan benar-benar tidak bisa di tebak apalagi terkait pemikirannya dan cara pikirnya dan hal itu yang selalu membuatku waspada dengannya.
"dev, dia anakmu juga bagaimana kamu tega menyiksanya seperti ini" ujarku dan devan mengambil ujung rambutku dan menebasnya dengan pisaunya dan benar-benar terpotong dan dia menatapku "kenapa, aku tidak suka kamu menghabiskan waktu dan menunjukan dan memberikan segalanya untuk dia" ujar devan yang makinmembuatku stress, oh tuhan jangan sampai aku kena baby blues meski hal ini cenderung terjadi benar-benar di awal pasca melahirkan.
"kenapa kamu tidak bunuh saja aku dan anakku agar kamu puas dev...
hehehehe maaf ke jeda bukan lagi glitch mode kayak NCT tapi sisa chapter ini akan di lanjut di web jadi yang mau tahu kelanjutannya harap pantau terus web author ya, oh ya silahkan yang mau vote, comment, follow author gak maksa dan yang silent reader makasih banyak sudah baca ceritaku dan dengan kalian membaca karyaku ini sama aja dengan kalian support aku pokoknya aciih semuanya.
sampai jumpa lagi dan mari bertegang dan stress bersama di web (canda)