sudah masuk 4 bulan usia kandunganku dan perutku mulai semakin membesar dan aku pun mulai merasakan pergerakan dan sesekali aku mengajak bicara bayi di dalam kandunganku meski tidak ada balasan apa pun. devan pun tidak bertingkah gila selama 4 bulan ini atau mungkin dia bertingkah gila di belakangku, saat ini aku tengah duduk berjemur sambil mengusap perutku dan udara kencang dan suara ombak yang terpecah menabarak tebing-tebing di sekitar pantai pun menjadi backsound yang cukup menenangkan.
"sayang, aku pulang" ujar devan dan aku menoleh ke arah dalam rumah dan aku lihat dia pulang membawa ikan segar di tangannya "oh, iya baru selesai mancing ya?" tanyaku dan devan menyengir dengan lebar layaknya anak kecil yang mendapatkan coklat dan sungguh wajahnya terlihat sangat bahagia "iya, aku pergi bersama para nelayan tadi malam dan pulang pagi tadi menjelang matahari terbit" ujar devan dan aku mengangguk dan berjalan masuk untuk meminum susu kehamilanku dan aku berjalan melewati devan menuju dapur dan sungguh devan bau sekali akan darah dan aku tidak mau berpikir lebih panjang dan dalam tentang itu.
"kau sudah makan?" tanya devan sambil meletakan ikan yang di bawanya di tempat cuci piring "tadi aku sempat memakan kue-kue yang ada di toples" jawabku sambil mengaduk susu kehamilanku dan devan mencuci ikan itu dan dia membersihkannya dengan sangat teliti lalu dia memasukannya ke dalam freezer lalu mencuci tangannya dan aku duduk di sofa dan meminum susu hamilku dan aku merasa sedikit pegal dan aku mengambil bantal kecil untuk di letakan di punggungku dan aku bersantai dan aku lihat devan pergi ke kamar mungkin untuk mandi dan merasa badanku begitu pegal-pegal seolah-olah habis bekerja dengan keras dan aku membuka kotak obat dan mencari obat pegal-pegal dan aku tidak menemukannya dan aku merasa punggungku begitu sakit dan aku terjatuh dengan lututku jatuh lebih dulu atau lebih tepatnya aku meluruh dan aku tanpa sengaja menjatuhkan kotak obat hingga menimbulkan suara berisik dan berantakan "devan" panggilku lirih.
aku kesulitan bergerak dan tiba-tiba aku merasa ada yang mengangkat tubuhku dan membawaku masuk ke kamar dan aku lihat devan tengah menatapku dengan datar dan dia menyelimutiku dan dia berdecak kesal dan dalam hati aku bertanya ada apa lagi ini "apa?" tanya devan dengan kesal begitu dia melihatku menatapnya dan aku tidak bisa berkata apa-apa dan dia berkecak pinggang "rasa sakit yang kamu rasakan itu gak sebanding dengan rasa sakit di hati ku ini tahu gak,HAH" marah devan dan aku semakin tidak mengerti di buatnya dan dia duduk di sebelahku "kamu tahu tidak para jantan itu memujimu cantik apalagi sejak hamil dan mereka mengkhayalan kamu menjadi milik mereka" lanjut devan "jantan itu siapa?" tanyaku lirih dan rasa sakit terus bergerak dan membuatku rasanya ingin mati saja "para nelayan dan warga sekitar yang berjenis kelamin laki-laki" sahut devan dan aku memejamkan mataku "jangan siksa aku seperti ini ingat anakmu juga akan tersiksa jika aku tersiksa devan" cicitku dan devan menatap perutku yang di tutupi selimut dan dia menyibak selimut dan membuka bajuku hingga sebatas dada dan menunjukan perutku yang mulai membesar dan dia menekan-nekan perutku dengan asal dan kesal.
"hoi, kecebong di dalam sana awas saja jika kau bertingkah dan membuat istriku kewalahan dan sakit aku akan menyiksamu begitu kau lahir" ujar devan dan aku mencubit pahanya dan dia menatapku dan aku menggelengkan kepalaku "yang sopan" ujarku meringis begitu merasakan kakiku seperti terinjak-injak dan devan menatap kesal perutku atau apa yang ada di dalam perutku. lalu devan kembali menyelimutiku dan dia berbaring di sampingku dan dia memelukku dengan erat "awas jika kau berani berselingkuh dengan para jantan itu kau akan lihat yang lebih buruk" bisik devan dan aku mengedipkan mataku sebagai tanda 'iya' dan devan mengelap keringat yang ada di keningku "tahan sebentar lagi ya, sakitnya cuma 2 jam gak sebandingkan dengan sakit yang aku rasain" ujar devan dengan wajah imut yang di buat-buat dan aku memaksakan diri untuk tidur.
entah sekarang jam berapa, aku terbangun mendengar bunyi gaduh di luar dan tubuhku tidak sesakit tadi malah terasa begitu segar dan ringan dan aku berjalan perlahan dan aku mengusap perutku," nak, mama denger ada bunyi di luar kita cek bareng-bareng ya" ujarku pelan dan aku mengetuk perutku pelan dan tiba-tiba terasa sundulan kecil dan aku menganggapnya sebagai persetujuan dan berjalan keluar perlahan dan tidak ada siapa-siapa dan aku pergi ke arah pintu rumah dan tidak ada siapa-siapa "dev, dimana?" ujarku dan aku berbelok menuju teras samping dan tidak ada siapa pun juga dan tiba-tiba aku mendengar bunyi berdebum dengan kencang namun tidak tahu asalnya dari mana "devan"panggilku dan tidak ada jawaban dan aku pergi ke garasi namun mobil devan masih ada dan aku pergi ke ruang penyimpanan dan tidak ada orang juga. sekali lagi aku mendengar bunyi berdebum dengan keras namun aku tidak bisa menemukan dari mana sumber bunyinya , lalu aku mengambil kunci mobil dan aku pergi ke garasi dan menyalakan mesin mobil lalu aku berkendara keluar dari garasi dan memutari halaman samping dan aku tidak melihat devan sama sekali dan di satu sisi ini kesempatanku untuk kabur namun di satu sisi aku juga tahu kemana pun aku pergi devan akan selalu menemukanku.
lalu aku melihat ada petugas kebun yang datang "permisi, anda melihat devan?" tanyaku dan petugas itu menggelengkan kepalanya dan aku lanjut mengemudi hingga mendekati pagar rumah dan terpampang jelas jalan raya di depanku dan tiba- tiba mobilku di tabrak dari belakang dan aku melihat devan mengendarai truk perkebunan dan dia melongokan kepalanya keluar jendela dan aku juga ikut melongokan kepalaku "kamu kemana aja?" teriakku dan aku lihat wajah devan terdapat bercak darah "kamu yang mau kemana?" teriak balas devan "cari kamu, aku denger suara tadi di dalam tapi kamu gak ada" ujarku dan devan melirikku malas "mencariku atau kabur" kesal devan dan aku yang sudah kesal memundurkan mobilku yang berarti mendorong dia mundur juga meski itu juga berarti kedua mobil akan penyok atau sedikit ringsek, aku kembali memarkirkan mobil seperti semula
setibanya kembali ke rumah aku mengeluarkan buah-buahan dingin dari kulkas beserta yoghurt dan membuat semacam salad buah dan memakannya dan sesakali aku merasakan ada pergerakan dari dalam perutku dan aku menunduk melihat perutku "sabar ya nak, mama akan lindungin kamu.selalu" ujarku pelan seraya mengusap perutku