9

1.8K 131 46
                                    

Pagi pagi sekali namjoon pergi ke rumah Yoona. Ia ingin sarapan bersama seokjinn, karna sudah lama sekali dia tidak makan pagi bersama putranya.

"pagi sayang."

"Pagi jinie si jagoan."

"Pagi eomma, pagi appa," balas seokjin.

"Sejak kapan Appa datang kemari?" Tanya seokjin pada ayahnya.

"Appa baru datang lima menit yang lalu. Duduklah ayok kita sarapan bersama," ajak namjoon.

Mereka bertiga tengah asik menikmati sarapan pagi bersama.
Seokjin senang jika dia bisa selalu menghabiskan waktu bersama keluarga nya, walau tidak setiap hari, namun dia sangat bersyukur bisa menikmati momen seperti ini lagi setelah sekian lama.

Tapi seokjin juga sedih karna anggota keluarganya kurang satu, yaitu kembaran nya.

"Andai unggie ada disini, ada di tengah tengah kita bertiga. Itu pasti sangat menyenangkan," ucap seokjin lirih namun masi bisa didengar oleh namjoon.

"Appa tidak suka kau membicarakan anak itu, anak itu adalah anak pembawa sial." ucap namjoon sedikit kesal.

"Tapi appa, bagaimana pun yoongi itu adikku, aku ingin sekali memeluk nya." Ujar seokjin dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Tidak bisa!" tegas namjoon.

"Namjoon sii... aku mohon, biarkan aku dan seokjin menemui yoongi. ini sudah 12 tahun kami tak pernah melihatnya," mohon Yoona.

"Apa kau lupa Yoona ssi? sebelum kita berpisah, kau yang menginginkan kalau yoongi tidak boleh menemui seokjin. Awalnya aku kurang setuju. Tapi setelah peristiwa kecelakaan itu terjadi. Keputusan untuk menjauhkan yoongi dari seokjin adalah kepuasan yang paling benar," ucap namjoon.

Yoona tidak bisa berkata apa-apa lagi selain hanya diam. Dia menyesal telah membuat keputusan itu, apalagi dia yang sekarang ingin memperbaiki hubungannya dengan yoongi. Namun pupus akibat sebuah tragedi tidak menyenangkan.

"Aku sudah selesai makan, aku akan pergi bersama teman ku." pamit seokjin.

"Hati hati ya sayang," ucap Yoona sambil mengusap pelan rambut seokjin.

"Mau appa antar kerumah teman mu jin?"tawar namjoon.

"Tidak perlu appa, aku bisa sendiri" balas seokjin

Kosong dan Sepi, itulah yang selalu yoongi rasakan saat membuka mata dari tidurnya.

"Hah,," yoongi membuang nafasnya berat sebelum beranjak untuk memulai harinya.

Seperti saat ini, yoongi menuruni tangga dengan rambutnya yang masih basah karena sisa keramas mandi pagi tadi. Dilihatnya seorang maid  yang tengah menata sarapan dimeja.

"Pagi ajumma!" Sapanya pada maid tersebut.

"Pagi Yoon, bagaimana tidurnya?"

"Cukup nyenyak ajumma. Ajumma, appa sudah sarapan?"

"Tuan namjoon pergi pagi pagi sekali sebelum sarapan siap, Yoon."

Ayahnya itu memang sudah tidak mau makan satu meja lagi dengannya sejak kejadian kecelakaan dua belas tahun lalu.

Yoongi sudah terbiasa akan hal ini. Namun hatinya masih tetap tak bisa terbiasa untuk semua itu.

Maid tersebut melihat perubahan pada ekspresi wajah yoongi. Dia kasian pada yoongi, dia berdoa pada tuhan agar majikannya mau menyayangi kembali putranya.

"Yoon, gwaenchana?" Tanya maid itu memastikan. Dan hanya dibalas anggukan pelan oleh yoongi. Setelahnya, maid itu pergi untuk melakukan pekerjaan yang belum selesai.

TWINS YOONJIN   (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang