11

1.8K 137 61
                                    

Matahari mulai bersinar sampai cahaya dari matahari melewati sela sela kamar yoongi. Yoongi bangun dari tidurnya. Ia merasakan tubuhnya yang sakit akibat posisi tidur yang salah. Yoongi pergi ke bawah untuk sarapan. Dia melihat namjoon yang sudah rapi dengan seragam kerja nya. Namjoon tengah duduk di meja makan dengan memegang sebuah roti ditangannya.

Yoongi berjalan mendekat kemeja makan. Ia duduk lalu mengambil satu lembar roti dan memakannya. Ia tidak memperdulikan tatapan tidak suka dari ayahnya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Aku sedang makan, appa," Balas yoongi tanpa melihat kearah namjoon.

"Dasar anak kurang ngajar, plak!" Sebuah tamparan keras mendarat di pipi yoongi.

"Kenapa appa menamparku? apa kesalahannya ku?"

"Aku tidak suka dan tidak Sudi jika harus satu meja makan denganmu!" ucap sang ayah dengan segala emosinya.

"Tapi kenapa? Bukankah aku ini anak appa?"

"Aku tidak pernah mempunya anak yang tidak tau sopan santun dan pembawa sial seperti mu!!"

"Tapi aku bukan anak pembawa sial appa,"ujarnya lirih bersamaan dengan air mata yang mengalir dari sudut matanya.

"Gara gara kau orang tua ku meninggal!" namjoon mendorong yoongi menjauh darinya lalu pergi meninggalkan yoongi sendirian.






Flashback on

Tiga hari setelah perceraian Yoona dan namjoon terjadi. Namjoon menitipkan yoongi pada ibunya. Karna dia tidak sanggup membesarkan yoongi sendirian, apalagi dia yang selalu disibukkan oleh urusan pekerjaan nya.

Tiga tahun cepat berlalu. Dan selama tiga tahun ini yoongi tinggal bersama nyonya Kim. Yonya Kim merawat yoongi dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ia berusaha memberika seluruh perhatian nya pada yoongi. Karena nyonya Kim tidak ingin yoongi merasa sedih atau merasa diabaikan. Apalagi setelah perpisahan kedua orang tua nya

"Halmoni lihat ini," Yoongi memperlihatkan nilai yang ia dapat pada neneknya.

"Wah cucu halmoni dapat nilai bagus," puji nyonya Kim.

"Halmoni jangan seperti itu, aku jadi malu," ucap yoongi dengan wajah memerah.

Yoongi berjalan ke kamar nya untuk mandi dan menyelesaikan tugas dari sekolah nya. Yoongi sudah belajar mandiri disaat usianya menginjak tujuh tahun. Jadi tidak perlu terlalu khawatir jika yoongi mandi sendiri.

Hari demi hari berjalan lancar seperti biasanya. Hari ini adalah hari sepesial bagi yoongi, karna hari ini adalah hari ulang tahun nya yang ke delapan.

"Halmoni boleh yoongi meminjam telpon halmoni? Aku ingin menelpon appa," ujar yoongi. Nyonya Kim langsung memberikan ponselnya pada yoongi.

"Appa annyeong... Appa dimana?" Tanya namja manis itu.

"Aku sibuk Jangan mengganggu ku," balas sang ayah.

"Appa hari ini aku berulang tahun. Appa tidak ingin mengucapkan selamat untuk unggie? Appa bisakah appa datang untuk merayakan ulang tahun ku ditahun ini?"

"Tidak bisa. Karna aku akan pergi bersama ibu dan sodara kembarmu untuk merayakan ulang tahun nya," balas namjoon.

Nyonya Kim yang melihat perubahan wajah yoongi langsung memeluk yoongi dengan erat.

"Yoongi jangan sedih. Masi ada halmoni yang sayang sama yoongi," nyonya Kim semakin mengeratkan pelukannya pada yoongi.

"Yoongi dengarkan halmoni. Halmoni janji akan terus bersama yoongi, jadi halmoni mohon kau jangan bersedih lagi," ucap nyonya kim berusaha menenangkan sang cucu.


TWINS YOONJIN   (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang