19

1.8K 125 84
                                    



Hari hari terus berganti. Namun yoongi belum juga membuka matanya. Suara elektrodiagrama seakan mengisi kekosongan ruangan itu.

Yoona dan seokjin pamit untuk pulang sebentar. Sementara namjoon Masi setia menunggu putranya yang masi terlelap sejak satu Minggu ini. Namjoon bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan mendekat ke arah berangkar yang di tempati yoongi. Namjoon mengelus Surai hitam yoongi dengan lembut.

"Anak appa, tidak ingin bangun? Mianhae"

"Hyung mu bilang, kau mau melakukan pengobatan ini demi kau bisa bertahan lebih lama lagi, untuk bisa bertemu dengan eomma dan juga kembaranmu. Maaf kan appa, Yoon. Appa sudah berlaku buruk selama ini. Appa janji akan memperbaiki semuanya."

Mata sipit itu mulai terbuka. Ia masi menyesuaikan dengan cahaya yang ada di ruangan itu. Namjoon tidak menyadari bahwa putranya telah sadar.

"A... Ap...pa..." Lirih yoongi dengan Suara tercekat. Atensi namjoon beralih ke yoongi. Ia menatap lekat wajah pucat putra nya.

"Sebentar appa panggilkan dokter dulu." Namjoon memencet tombol merah yang berada di belakang brankar yoongi. Tak lama setelah itu dokter dan beberapa suster masuk ke ruangan yoongi, sedangkan namjoon menunggu diluar saat dokter itu menangani yoongi. Dokter itu dengan telaten memeriksa kondisi yoongi. Setelah selesai memeriksa kondisi yoongi, dokter itu pun keluar dari ruang rawat yoongi.

"Tuan namjoon, bisa kah saya berbicara sebentar tentang kondisi anak anda?" Tanya dokter itu. Dan di balas anggukan dari namjoon.

Dokter itu mulai melanjutkan bicaranya tentang apa yang ingin ia sampaikan.

"Begini, tuan. Anak anda berhasil melewati masa kritisnya. Tapi aku tidak bisa menjamin kalau kondisi anak anda 100%baik. Aku harap kau jaga dia, turuti apa yang dia mau."

Selang beberapa menit setelah dokter itu pergi, namjoon masuk kedalam untuk menemui yoongi. Namjoon berjalan cepat ke berangkar yoongi lalu merengkuh tubuh pucat itu. Namjoon menangis saat memeluk putranya. Banyak hal menyakitkan yang ia berikan kepada putranya selama ini. Apakah yoongi mau memaafkan nya atas semua yang terjadi padanya selama ini? Memikirkan nya saja sudah membuat namjoon pusing. Ia akan terima jika yoongi akan membencinya atas perlakuan kasar yang ia berikan pada yoongi.

"Appa... gomawo.." bisik yoongi ditelinga namjoon dengan suara lirih. Namjoon mendongkakkan kepalanya lalu menatap iris mata yoongi yang terlihat sayu.

"Terimakasih untuk apa, Yoon?"

"Terimakasih karna appa mau memeluk ku setelah beberapa tahun."

Namjoon menagis mendengar perkataan putra nya. Dia baru sadar, banyak waktu yang terlewat kan bersama yoongi. Namjoon menyesali semua waktu yang terbuang begitu saja.

"Apa yoongi tidak marah? Yoongi boleh membenci appa. Karna appa, adalah appa yang buruk."

"Aniyo, yoongi sayang appa, eomma dan juga jin hyung. Yoongi sama sekali tidak membenci atas apa yang terjadi selama ini. Mungkin ini takdir yang perlu yoongi jalani untuk bisa berkumpul lagi bersama kalian."


.

.




Seokjin mendorong kursi roda yoongi menuju ke sebuah taman yang berada di rumah sakit tempat yoongi dirawat. Seokjin menghentikan langkahnya lalu berjongkok di depan yoongi ketika mereka sampai di taman tersebut. Seokjin terus memandangi wajah tirus adiknya. Dadanya terasa sakit saat mengetahui fakta, bahwa temannya yang dia anggap sodara selama ini, ada kembarannya sendiri.

"Hyung... Kenapa Hyung menatap ku seperti itu?" Yoongi bingung dengan yang dilakukan seokjin selama beberapa menit ini. Seokjin hanya berjongkok sambil menatap wajahnya tanpa mau mengatakan sepatah kata apapun.

"Hanya ingin memandangi wajah adik Hyung. Apa tidak boleh?"

Yoongi tersenyum mendengar penuturan seokjin. Rasanya yoongi ingin hidup lebih lama lagi untuk bisa terus bersama keluarganya. Seokjin bangun dari posisinya lalu mendudukkan dirinya di bangku taman disebelah yoongi. Mereka berdua menikmati keindahan taman itu sambil menikmati hembusan angin yang melewati mereka.

Yoongi sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Namjoon harus bolak balik ke rumahnya dan juga kerumah yoona, karna yoongi ikut tinggal bersama yoona sekarang. Beberapa hari ini yoongi dan seokjin terus merengek pada orang tuanya. Mereka berdua ingin orang tuanya berkumpul kembali, seperti saat mereka masi kecil dulu.

Yoona dan namjoon dibuat bingung oleh permintaan anak anak nya ini. Anak anaknya bilang. 'ingin mempunyai keluarga yang utuh'. Sebenarnya baik yoona ataupun namjoon, mereka Masi sama sama saling memiliki perasaan satu sama lain. Lagi pula, perpisahan mereka dulu terjadi karna ke egoisan masing masing. Namjoon berjongkok di depan yoona, lalu meraih dan memegang tangan yoona.

"yoona ssi, apa kau mau menikah dengan ku untuk yang ke dua kali nya?" Tanya namjoon ragu ragu. Dan di balas anggukan oleh yoona. Seokjin dan yoongi bertepuk tangan atas bersatu nya kedua orang tua mereka. Ahirnya mereka bisa memiliki keluarga yang lengkap.




Kini kedua orang tua nya tengah berdiri di atas altar pernikahan. Mereka mengucapkan janji pernikahan sama seperti saat mereka menikah dulu. Acara demi acar berjalan dengan baik dan sukses. Setelah acara pernikahan selesai. Yoona dan seokjin pindah kerumah namjoon. Yoongi senang karena kini keluarga nya telah berkumpul seutuhnya.




Hari ini hujan deras mengguyur kota Seoul. Hujan mengguyur kota sejak siang tadi dan hari sudah sore, namun belum menunjukkan tanda tanda hujan akan reda. Yoongi bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Setelah mengambil segelas air. Yoongi berjalan menuju ke ruang tengah untuk menonton tv.

Seokjin memandangi adiknya dari atas tangga. Ia turun lalu duduk disebelah yoongi. "sedang apa Yoon?" Tanya seokjin basi basi.

"Seperti yang hyung lihat, aku sedang menonton televisi."

"Aniyo, bukan itu yang hyung maksud, Yoon. Hyung bertanya bukan karna Hyung tidak tau. Tapi yang hyung lihat hanya tatapan mata mu itu terlihat kosong. Memikirkan apa?

"Tidak ada."

"Kau tidak bisa membohongi ku sekarang. Ayo cerita kan apa yang menggangu fikiranmu."

"Tiga hari lagi kita berdua akan berulang tahun Hyung. Tapi aku takut jika aku pergi sebelum hari itu."

"Kau akan terus bersama kami yoongi yaa. Kami ada bersama mu sekarang."

"Tapi aku lelah hyung."

Keheningan melanda mereka. Tidak ada yang memulai percakapan. Seokjin memeluk tubuh yoongi dengan sangat erat. Dia takut adiknya pergi dari dirinya lagi.

Makan malam terasa sangat menyenangkan bagi keluarga Kim. Namjoon senang bisa berkumpul dan makan bersama seperti ini. Dia berharap keadaan ini akan terus berlanjut hingga nanti. Yoona secara bergantian menyuapi anak anak nya. Padahal seokjin terus merengek tidak ingin disuapi oleh ibunya. Karna jin merasa dirinya bukan anak kecil lagi. Berbeda dengan yoongi. yoongi sangat senang bisa disuapi oleh ibunya. Namjoon selesai makan lebih dulu dari pada yang lainnya. Sementara yoona masi sibuk menyuapi makanan untuk si twins. Namjoon mengambil nasi dan beberapa lauk ke piring baru. Namjoon semakin mendekat kan duduknya di samping yoona. Namjoon menyuapi yoona dengan penuh cinta. Namjoon tidak ingin istirinya kelaparan karna terlalu fokus menyuapi anak mereka. Sungguh Pemandangan yang indah.



Tbc


Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan yeorobun.

Bentar lagi end. Agak nggak iklas si ninggalin book ini. Soalnya aku suka aja interaksi sama kalian.

04_04_2023

TWINS YOONJIN   (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang