12

1.9K 126 41
                                    

Yoongi menekuk lututnya dan memeluknya. Malam ini, anak baik itu kembali menempatkan dirinya untuk duduk di dekat jendela. Menikmati langit malam dan cahaya bulan yang sangat tepat menyinarinya. Tubuh kecil itu terbalut dengan selimut tebal dan menatap lurus kearah langit malam.

"Dingin," gumamnya pelan.

Cuaca memang dingin malam ini, namun bukan kedinginan itu yang dimaksudnya. Melainkan kesunyian yang menghiasinya.

Teringat dalam benaknya tentang seseorang yang amat berarti dalam hidupnya. Sumber terciptanya senyum manis di bibirnya dan sepucuk kasih kasih sayang yang didapat dari orang tersebut setelah perpisahan kedua orang tuanya.

Hatinya terasa sangat hampa dan juga kosong. Yoongi ingin membutakan hatinya. Bahwa semua baik baik saja. Nyatanya dia hanyalah seorang remaja rapuh yang membutuhkan dekapan dari keluarganya.

"Halmoni, aku merindukanmu. Bagaimana disana? Apa sangat nyaman?"

Yoongi memilih merebahkan tubuhny dan bersiap menyelami alam mimpi. Berharap esok hari akan lebih baik.

.
.


Di suatu pagi yang cerah. Seorang namja masih terlelap di kasur king sizenya tanpa ada niat untuk membuka matanya sedikit pun. Padahal ini sudah pagi dan matahari sudah mulai bersinar diluar sana

'Tok... tok... tok.'

Seseorang mengetuk pintu kamar nya. Dan seokjin tau bahwa sang eomma lah yang mengetuk pintu kamarnya. Namun seokjin sama sekali tidak ada niat untuk beranjak dari kasur king sizenya.

'Ceklek..'

Yoona masuk kedalam kamar seokjin karna ia tak mendapat jawaban dari si pemilik kamar.

Yoona berjalan mendekat ke arah ranjang seokjin. "Jinie sayang. ayo bangun nak, ini sudah pagi" ujar Yoona lebut sambil mengelus Surai hitam seokjin

"Aku masi mengantuk eomma. biarkan aku tidur lima menit lagi," ucap seokjin dengan suara parau.

"Tapi jin__"

"Eomma aku mohon."

"Baiklah hanya lima menit. Setelah itu turun untuk sarapan. Kau mengerti?"

"Nee eomma," balas seokjin.

Yoona berjalan pergi meninggalkan kamar seokjin dan turun kebawah untuk membereskan rumah

Setelah selesai membereskan rumah. Yoona duduk dimeja makan untuk sarapan. Jam sudah menunjukkan pukul 09:00kst. Namun belum ada tanda tanda seokjin turun.

"Aissss anak itu," gerutu Yoona.

"Jin cepat turun atau eomma keatas dan menyirammu agar kau mau bangun!!" Teriak Yoona dari bawah. Seokjin yang mendengar ancaman dari eomma nya langsung bangkit dari tempat tidurnya dan berlari turun ke bawah.

"Eomma jangan seperti itu," Rajuk seokjin.

"Eoh kau bilang akan tidur lima menit. Tapi ini kau malah tidur sampai dua jam," ujar yoona berpura pura kesal.

"Hehehe mianhae."

Mereka berdua duduk dimeja makan lalu sarapan bersama. Tidak ada percakapan diantara keduanya. Mereka hanya fokus pada makanan mereka.




-

-



Seorang pria tengah duduk diruangan kerja nya yang cukup luas. Ruangan itu secara keseluruhan bernuansa cream. Pria itu adalah namjoon. Namjoon memeriksa setiap lembar berkas berkas yang ada di depannya. Namjoon sangat puas dengan hasil kerja karyawan nya.

Namjoon merenggangkan otot ototnya yang mulai terasa kaku. Namjoon melihat jam yang berada di pergelangan tangan nya. Jam menunjukkan pukul 11:30 kst. Dan sebentar lagi waktunya makan siang
Namjoon membaringkan tubuhnya di sofa yang berada di dalam ruangan kerja nya.

Ia menatap sebuah foto keluarga yang berada di ponselnya. Dimana foto itu ia ambil ketika Dia, Yoona dan anak anaknya masih hidup bersama. Kenangan kenangan indah terus terbayang di benak namjoon. Namun selang beberapa menit namjoon langsung merubah ekspresi nya menjadi datar. Setelah mengingat kejadian dimana ibunya meninggal.



-

-

-

Seokjin menghampiri ibunya yang sedang duduk di kursi ruang tamu sambil memainkan handphone nya.

"Eomma apa aku boleh pergi keluar?"

"Kau mau kemana?" Tanya Yoona balik.

"Hanya ingin berjalan jalan saja eomma," balas seokjin.

"Baiklah, tapi kau harus pulang sebelum makan malam, apa kau mengerti jin?" ujar Yoona.

"Nee, eomma," balas seokjin.

"Yeoboseo...  kau ada dimana?" Tanya seokjin pada orang disebrang telpon sana.

"Aku sedang di luar bersama keluarga ku, ada apa jin?" Tanya namja itu membalas pertanyaan seokjin.

"Sebenarnya aku ingin mengajak mu pergi jalan jalan. tapi tidak jadi," jelas seokjin pada Jimin.

"Baiklah kalau begitu. Jin bagaimana kalau kau ajak hoseok dan yoongi saja? siapa tau mereka  mau," jawab Jimin sambil memberi sebuah usulan pada seokjin.

"Gomawo jimin-ah," balas seokjin.

Seokjin mencoba menghubungi hoseok. Tapi hoseok tidak bisa di ajak pergi Karna dia harus membantu eomma nya  menyiapkan makanan. karna kakek dan neneknya akan berkunjung ke rumah nya setelah sekian lama.

Seokjin berusaha menelpon yoongi, tapi anak itu tak kunjung mengangkat telpon seokjin.

"Dimana dia? Kenapa lama sekali?" kesal nya.

"Yeoboseo... waeyo?" Jawab yoongi pada orang yang menelponnya.

"Kenapa lama sekali mengangkat telpon nya?"seokjin menggerutu kesal.

"Aku  tadi sedang tidur. memang nya kenapa?"

"Yoon ayo kita Pergi keluar untuk jalan jalan," ajak seokjin.

"Baiklah... kita bertemu di tempat biasa nya," balas yoongi.


Seokjin mengendarai motor miliknya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan menuju ke tempat yang menjadi tujuannya. Setelah sampai di tempat tujuan. Seokjin memarkirkan motornya sambil menunggu kedatangan seseorang.

Seokjin sudah sampai dari 10 menit yang lalu. tapi ia belum melihat keberadaan yoongi sama sekali.

"Jin aku disini!!" Teriak yoongi dari sebrang jalan. Seokjin mengedarkan pandangannya mencari asal suara itu.  Seokjin menemukan yoongi disebrang jalan sana dengan melambai lambai kan tangannya. Seokjin berjalan menghampiri yoongi. Seokjin tidak sadar bahwa ada mobil yang berjalan kencang ke arah nya.


'tin.. tin.. tin'

"Seokjin awas!!!"

Bruk....

Kecelakaan itu tidak dapat dihindari. Tubuh itu terpental jauh beberapa meter.



Tbc

Semoga menikmati cerita nya.

Saya mau Hiatus

Balik lagi tahun depan

💜💜💜💜💜💜

15_12_2022

TWINS YOONJIN   (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang