Hari hari berlalu begitu cepat. Yoona tidak sabar untuk bertemu dengan putranya lagi. "Dua minggu lagi, yoon. Dua minggu lagi kita akan bertemu setelah 12 tahun. Eomma dan jin hyung sangat merindukan mu. Apa ku juga nerindukan kami, yoon?
Yoona benar benar beharap bahwa waktu dua minggu ini akan berlalu dengan cepat. Ia memandangi foto masa kecil yoongi dan seokjin yang dia ambil saat mereka berlibur ke rumah mertuanya dulu. Yoona menintikan air matanya karna waktu dua belas tahun terlewat begitu saja. Apa kondisi anaknya baik baik saja di sana? Yoona berharap yoong tidak diperlakukan buruk oleh namjoon, seperti yang ia bayangkan selama ini. Yoona berharap bahwa anaknya akan baik baik saja dan selalu sehat.
"Seperti apa wajahmu sekarang Yoon?" Yoona masi betah memandangi wajah menggemas kan yoongi yang berada di album foto usang itu.
Seokjin pergi ke kamar Yoona dan mendudukkan dirinya tepat di samping yoona. "Yoongi sangat manis difoto ini," ucap seokjin tiba tiba. Yoona menghapus jejak air matanya lalu mengguk sambil menatap kembali foto yoongi.
Mereka berdua mengingat setiap momen yang mereka habiskan di saat keluarga mereka masi utuh. Tidak terasa sudah satu jam mereka mereka mengobrol dan mengingat setiap momen yang mereka lakukan saat foto foto itu di ambil.
Yoona dan seokjin memutuskan turun kebawah untuk makan. Seokjin dan Yoona memakan makanan mereka dengan tenang tanpa adanya percakapan. Yoona bangkit dari tempat duduknya, lalu memberes kan semua alat makan itu. Setelah selesai membereskan peralatan makan, Yoona kembali duduk didepan seokjin.
"Jin, eomma ingin bertanya. Boleh?"
"Eomma tidak perlu minta izin untuk bertanya pada ku. Jadi apa yang ingin eomma tanyakan?" Seokjin menatap lekat mata indah yoona.
"Jin, apa yoongi sering mengeluh sakit padamu?"
"Tidak eomma. Yoongi tidak pernah mengeluh apapun pada ku. Aku rasa pengobatan yang kita lakukan untuknya ada kemajuan besar," ucap seokjin memberi tau ibunya.
Selama tiga bulan ini, Yoona lah yang membiayai pengobatan yoongi. Awalnya yoongi menolak untuk melakukan pengobatan ini. Tapi Yoona dan seokjin terus saja memaksanya untuk berobat. Mereka bilang sebagai tanda terimakasih karena yoongi telah menyelamatkan seokjin saat kecelakaan itu. Yoona dan juga seokjin mengancam yoongi, jika yoongi tidak mau melakukan pengobatan itu, yoona dan seokjin tidak akan segan untuk memutuskan komunikasinya dengan yooongi. Seokjin juga mengancam tidak mau bersahabat dengan yoongi, jika yoongi menolak untuk menjalani pengobatan ini. Setelah mendapatkan ancaman itu, mau tidak mau yoongi akhirnya mau melakukan pengobatan itu. Karena ia tidak mau kehilangan seokjin dan juga ibu nya seokjin. Hanya kelurga seokjin lah yoongi mendapatkan hangatnya sebuah keluarga. Yoongi juga mengetahui perihal seokjin yang masi mempunyai sodara yang ikut tinggal bersama appanya. Yoongi tidak berani menanyakan perihal mengapa ayah dan soadara seokjin tinggal terpisah dengan Seokjin. Yoongi hanya sebatas tau jika seokjin mempunyai sodara. Dia tidak tau sodara seokjin itu kakak atau seorang adik.
"Jin, yoongi tidak baik baik saja. Uisa yang selama ini merawat yoongi memberi tau eomma tadi. Kalau kondisi yoongi semakin menurun. Dokter bilang untuk cek up selanjutnya, dokter akan menambahkan dosis pada obat yoongi. Karena obat yang ia konsumsi sekarang, Sudah tidak bisa menghalau rasa sakitnya" setelah mengatakan hal itu, Yoona pun menangis. Ada rasa sesak yang ia rasakan saat mengetahui kondisi Yoongi. Entahlah. Yoona merasa mempunyai hubungan yang erat pada yoongi. Padahal yoongi itu bukan anak kandungnya. Seokjin juga ikut menangis setelah mendengar apa yang di sampaikan eomma nya.
"Dia pandai sekali berbohong, eomma. Aku tidak suka yoongi yang selalu sok terlihat kuat seperti ini," seokjin menangis di pelukan Yoona. Mereka berdua sama sama menangis pada setiap hal yang berhubungan dengan yoongi.
-
-
-Dikelas. Murid Murid berlarian kesana kemari. Ada juga yang mengobrol dan bermain ponsel. Sedangkan yoongi hanya menenggelamkan kepalanya di balik lipatan tangan nya itu. Ruangan kelas sangat ribut, dikarenakan guru yang mengajar di kelas sedang melakukan rapat dengen guru yang lainnya.
Jimin dan hoseok terus saja memperdebatkan hal yang tidak telalu penting untuk mereka ribut kan. "Semua ini gara gara kau Jim. Andai kau tidak menyenggol ku tadi, mungkin makanan ku bisa aku makan di kelas untuk saat ini"
"Hoseok ah, sudahlah. Aku tidak sengaja menabrak mu tadi. Aku minta maaf, besok akan aku belikan yang baru. Kau puas?" Kata Jimin. Jimin sudah terlalu malas mendengar ocehan hoseok selama tiga puluh menit lebih. Jadi Jimin memilih mengakhiri perdebatan ini dengan berkata. 'akan Menganti makanan hoseok besok' perkataan yang diucapkan Jimin, mampu membuat hoseok diam, sekaligus senang.
"Sudah selesai ributnya? Apa kalian tau? Telinga ku lelah mendengar keributan ini." Kata seokjin pada dua namja didepannya. Seokjin mengalihkan pandangannya dari Jimin dan juga hoseok. Dan beralih melihat ke arah yoongi.
"Yoon, gwaenchana?" Seokjin khawatir pada yoongi saat ini. Anak itu hanya dia dan menenggelamkan kepalanya sejak tiga puluh menit yang lalu. Tanpa adanya pergerakan. Seokjin menepuk pelan pundak yoongi, lalu berbisik sesuatu. "Apa ada yang sakit? Mau aku antar ke UKS sekarang, Yoon?" Rentepan pertanyaan terus dilontarkan seokjin pada yoongi. Yoongi hanya menggerakkan kepalanya, sebagai tanda jawaban untuk seokjin. Seokjin membuah nafasnya pelan. Lalu memandang lurus ke depan.
Tiga guru tiba tiba memasuki kelas mereka. Dan seketika itu pula, kelas menjadi rapi dan hening. Guru guru itu menerangkan pada semua murid tentang rangkaian acara atau kegiatan untuk persiapan perpisahan mereka dua Minggu lagi. Kelas seokjin mendapatkan bagian bernyanyi dan juga menari untuk pertunjukan saat perpisahan nanti.
Jimin dan hoseok, dan beberapa murid lainnya yang berada dikelas ini, mendapatkan bagian untuk menari disaat perpisahan nanti. Seokjin akan bernyanyi sambil di iringi dengan permainan piano yang akan di bawakan oleh yoongi. Mereka berdua akan tampil bersama nantinya.
Setelah selesai menyampaikan informasi tersebut, para guru langsung keluar dari kelas mereka menuju ke kelas lain untuk membagi tugas yang lainnya.
"Jin Hyung... sakit," lirih yoongi. Namun masih bisa di dengar oleh seokjin. Setelah mengeluh pada seokjin, yoongi tiba tiba saja pingsan. Darah segar mengalir dari hidungnya. Seokjin panik dan langsung menggendong yoongi ke punggungnya untuk ia bawa ke rumah sakit. Seokjin meminta bantuan pada hoseok dan Jimin untuk memintakan izinkan untuknya dan juga untuk yoongi.
Seokjin terus mondar mandir di depan ruang rawat yoongi.
"Kenapa lama sekali? Aku benar benar takut sekarang," seokjin terus merapalkan beberapa doa untuk yoongi. Seokjin mengambil handphone nya lalu menghubungi eommanya.
Setelah mendapatkan telpon dari seokjin. Yoona langsung bergesar pergi kerumah sakit. "Jin, yoongi bagaimana?" Tanya Yoona khawatir
"Aku belum tau eomma. Dokter yang menangani yoongi belum keluar."
Tak lama setelah itu, dokter yang menangani yoongi ahirnya keluar. Dokter itu mengajak Yoona dan juga seokjin untuk ikut pergi ke ruangannya. Karna ada hal penting yang ingin dokter itu sampaikan kepada Yoona.
"Jadi begini. Seperti perkiraan saya beberapa hari lalu, ternyata itu memang benar. Obat yang saya berikan sudah tidak bisa memberikan efek apapun pada putra anda, nyonya. Jadi untuk selanjutnya, kami akan menambahkan dosisnya dua kali lipat dari sebelumnya. Ini resepnya, tolong jangan lupa di ambil," kata dokter itu menjelaskan pada Yoona.
Tbc
Saengil chukahaeyo uri yoongi.
Mianhae selalu menistakan mu. Tapi aku sayang kok.
09_03_2023
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS YOONJIN (Terbit)
Ficción Generalmenceritakan tentang anak kembar tidak identik yang bernama Kim seokjin dan juga Kim yoongi yang harus berpisah karena suatu alasan. Akan kah takdir mempertemukan mereka? Nggak pinter buat deskripsi Langsung baca aja ya yeorobundeul Cast: Min yoongi...