#02

1.3K 193 18
                                    


Dua bulan kemudian.
--13.20--

Jennie merasa pusing. Sekarang dia sedang dalam mood tidak baik. Bagaimana tidak baru dua bulan masuk kuliah, dia sudah mendapat tugas menumpuk. Jadi, mau tidak mau dia harus berada di ruangan ini.

Perpustakaan kampus.

Sebenarnya dia tidak benci belajar. Jennie menyukai belajar, tapi dia tidak menyukai deadline yang terus mengejarnya.

Bukan hanya itu masalah yang membuat dia tidak dalam mood bagus. David, pacarnya selama semester dua kemarin belum ada kabar beberapa hari ini. Itu membuat kesalnya bertambah.

Ting!

Notifikasi pesan muncul membuat konsentrasinya buyar. Jennie melirik sekilas siapa pengirimnya. "Rosie..." Gumamnya kecewa karena bukan dari sang kekasih.

Dengan malas, Jennie membuka pesan itu. Namun, setelah membaca isi pesan Rosé, Jennie langsung merapikan bukunya tanpa mengecek isi tasnya lagi.

"Aduh, kenapa gue lupa kalau ada jamnya Pak Sams!" Ujarnya berlari keluar tanpa melihat sekitar.

Setelah kepergian Jennie, kini seorang anggota perpus yang bertugas hari itu merapikan buku-buku yang dipakai Jennie sebelumnya.

Saat merapikan buku, tangannya berhenti memegang sebuah buku yang seharusnya tidak ada di sana. "Makalah? Pasti ini punya perempuan tadi..." ucapnya pelan.

"Ada buku yang tertinggal ya, Sooyaa?" Benar, anggota perpus itu merupakan Sooyaa.

"Iya, Bu. Kayaknya ini punya perempuan yang tadi duduk di sini."

Ibu penjaga perpus itu menatap makalah di tangan Sooyaa dan tersenyum. Lalu ibu itu berkata, "Bisa ibu minta tolong ke kamu, Nak?"

"Boleh, Bu."

"Tolong kamu kembalikan makalah itu ke perempuan tadi, sepertinya itu tugasnya dia," pinta wanita tersebut.

Sooyaa tampak berpikir sebentar sebelum menyetujui permohonan ibu penjaga perpus. Dia melihat nama pemilik makalah itu kemudian terdiam. "Jennie ya?" Gumamnya.

Mengingat nama itu terasa familiar baginya, senyuman kecil terlihat di bibir Sooyaa. Namun, dia langsung membuang pikiran itu. Sekarang dia punya tugas penting untuk mengembalikan makalah ini ke pemiliknya.

***

--20.12--

Jennie terlihat gelisah membongkar isi tasnya. Dia berjalan ke sana kemari mengecek setiap sudut di kamarnya, namun barang yang dicarinya tidak ditemukan.

"Dari tadi dapat cobaan terus. Heran deh," gerutunya kesal merebahkan diri.

Dia mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan mencari barangnya yang hilang. Rebahan sambil mengingat di mana terakhir kali dia menaruh laporan miliknya.

"Terakhir seingatku di perpus..."

Akhirnya dia mengingat terakhir kali mengeluarkan laporan Pak Tyo itu di perpus. Tapi, apa memang tertinggal di sana? Pikirnya.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang