#13

875 172 24
                                    

"Sooyaa..."

"Sooyaa..." Lirih Jennie dalam tidurnya.

"Jen... Jennie... Ayo bangun minum obatnya."

"Enghh..." Keluh Jennie, tidurnya terganggu karena panggilan seseorang.

Matanya sangat berat namun dia merasakan sentuhan seseorang, Jennie berusaha membuka matanya.

Dia menerima dua butir obat dengan mata masih mengerjap mencoba memfokuskan cahaya. Saat dia menerima gelas dari orang itu pandangannya lebih baik, Jennie dapat melihatnya kemudian menatapnya sendu. Rasanya dia ingin memeluk orang di depannya, namun badannya tidak bisa bekerja sama.

"Sooyaa." Ucapnya setelah beberapa saat diam.

Jennie langsung memeluk orang tersebut saat dia sudah bisa menggerakkan badan. Pelukannya sangat erat hingga membuat orang dalam dekapannya hampir tidak bisa bernafas.

"Jen, ugh... Jennie! Gue gak bisa nafas." Gerutu orang dalam dekapannya.

Seakan sadar dengan sesuatu, Jennie melepas pelukannya dan menatap tajam orang itu. Di sana, berdiri seseorang yang dikenalinya namun bukan seseorang yang diharapkannya.

"Lo bukan Sooyaa..."

"Yang bilang gue itu dia siapa? Lo aja yang main asal nyebut terus peluk. Sesak tau gak."

"Dia gak datang?" Tanya Jennie sedih.

"Kayaknya dia emang gak bakal datang. Siang tadi gue udah hubungi dia dan titip pesan sama temannya, chat gue juga udah dibaca tapi gak ada balasan." Balas Lisa.

Melihat wajah Jennie yang semakin sedih, Lisa menyesal telah berkata begitu. Seharusnya dia tidak mengatakan itu sekarang. "Udah deh, Jen. Lo gak usah pikirin itu dulu. Sekarang lo istirahat biar cepat sembuh dan bisa ketemu Sooyaa lagi."

Anggukan kecil diberikan Jennie. Dia kembali berbaring menyelimuti badannya.

"Jen, gue balik dulu ya. Maaf nih gak bisa temenin lo."

"Iya, lo pergi aja Lis. Gue bisa urus diri sendiri."

"Nanti kalau lo kenapa-kenapa, teriak nama bik inah aja."

"Iya."

Tatapan Lisa prihatin melihat Jennie lemah seperti ini, dia juga tidak tega saat Jennie memanggil Sooyaa dalam tidurnya. Suhu badannya pun belum turun. Ingin rasanya dia diam menemani Jennie, tapi urusannya kali ini tidak bisa ditunda.

Apa kabar dengan Nayeon, Joy dan Rosé?

Seperti biasa, Joy tidak bisa karena sibuk dengan kegiatannya di kampus. Dia hanya bisa menjenguk Jennie ketika siang hari tadi saja. Sedangkan Nayeon, dia tidak bisa menjaga Jennie saat malam hari karena di rumahnya hanya ada adiknya yang masih SMP.

Rosé. Dia menolak begitu saja. Lisa dan lainnya tidak terima dengan sikap Rosé seperti tidak peduli dengan temannya, tapi Rosé tidak masalah jika mereka marah atau apa. Dia tidak mau mengurus Jennie yang sudah menyakiti perasaan sahabatnya.

"Gue pulang dulu, Jen. Cepat sembuh."

"Hm."

***

Suatu pagi yang cerah, seorang anak sedang bermain sendirian di taman. Tidak ada seorang pun yang menemaninya.

"Hiks, Nini gak disayang mama papa..." Tangisan anak itu terdengar miris bagi orang yang mendengarnya.

Sayang, taman itu sepi pengunjung.

Sudah satu jam anak kecil itu menangis, langit pun mulai gelap akan hujan. Tangisannya tidak berhenti juga sampai rintikan hujan turun. Bukannya mereda, dia menangis semakin menjadi-jadi.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang