#20

832 171 41
                                    

21.10

"Kenapa kamu susah sekali dihubungi?"

"Oh ya? Aku gak tau."

"Kamu gak tau? Terus handphone yang di tangan kamu buat apa?"

"Buat pajangan."

"Sooyaa, kamu kenapa gini sih? Aku ngerasa ngomong sama orang lain." Tuntut Jennie.

Seharian itu dirinya dibuat lelah mencari keberadaan Sooyaa. Mulai dari perpus, ruang kelas, gazebo, halte, kafe dan tempat lainnya sudah dikunjunginya, tapi masih tidak ada tanda dari gadis itu.

Saat dia menyerah dan ingin pulang, hati Jennie tergerak berhenti di depan taman komplek rumahnya. Entah atas dorongan apa, dia mengunjungi taman itu di malam hari tanpa memikirkan resiko.

Dan kini firasatnya benar. Sooyaa ada di taman itu duduk dengan menutup mata.

"Aku bukan Sooyaa." Balas Jisoo menonaktifkan handphonenya dan memasukkan ke saku celana.

"Jangan bercanda. Aku lagi gak mau diajak bercanda gini."

"Terserah."

Reaksi singkat itu berhasil membuat alis Jennie menyatu keheranan. Seberapa marah Sooyaa kepadanya, dia tidak pernah secuek dan sedingin ini ketika berhadapan langsung.

Jennie kembali memperhatikan gadis di depannya. Tampilannya berbeda. Tidak seperti Sooyaa yang dikenalinya. Dia kemudian menelepon nomor Sooyaa dan memperhatikan Jisoo yang menatapnya bosan.

"Kamu siapa? Kenapa bisa mirip sama temanku?" Tanya Jennie setelah memperhatikan Jisoo lekat dan tidak ada bunyi suara handphone di dekatnya.

"Aku gak wajib menjawab pertanyaanmu."

"Tapi aku ingin tau!"

"Itu bukan urusanku." Balasnya datar.

Jujur saja, Jisoo tidak menyadari Jennie akan datang ke taman ini hanya untuk mencari Sooyaa. Sudah seberapa dekat kah hubungan mereka? Jisoo tidak menyangka mereka sudah sangat dekat.

Dia datang ke taman ini untuk mengenang masa lalu. Walaupun masa lalunya tidak baik, Jisoo masih bisa bersyukur mempunyai memori masa kecilnya.

Tapi, ketika dia ingin mengenang masa lalu dengan tenang malah bertemu Jennie yang tiba-tiba langsung menyerangnya dengan berbagai pertanyaan. Tentu saja Jisoo terkejut akan keberadaan Jennie yang tiba-tiba seperti ini. Dia sedikit takut identitasnya terbongkar dan Jennie mengingat dirinya.

"Dasar cewek dingin. Dinginnya ngalahin angin malem." Gerutu Jennie dengan balasan Jisoo yang sangat singkat. Dia masih tidak percaya bahwa orang di depannya ini bukanlah Sooyaa, tapi sikap Sooyaa tidak seperti ini. Jadi, Jennie akan mengikuti alur saja untuk sekarang, pikirnya.

Jisoo melirik pakaian Jennie. Dia lalu menggelengkan kepalanya singkat dan tersenyum sangat tipis.

"Siapa suruh pakai bahan tipis seperti itu. Kekurangan bahan ya?"

Jennie melotot mendengar ucapan Jisoo. Kekurangan bahan? Dasar manusia dingin. Keraguan Jennie sedikit berkurang, tidak mungkin Sooyaa mengatakan hal itu kepadanya.

"Heh mbaknya, ini namanya model! Gaya aja sok keren, tapi gak tau fashion."

"Oh fashion. Kirain gak mampu beli."

Jisoo, kamu sungguh membangunkan kucing yang tidur. Sekarang mata Jennie melotot karena tidak terima dengan ucapan Jisoo.

"Maksud lo apa? Gue datang baik-baik gak nyari masalah, malah lo yang tuang minyak." Marah Jennie menunjuk Jisoo.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang