#08

922 172 46
                                    

"Kamu dekat sama Jennie?"

"Hm? Iya, kita berteman."

"Sejak kapan kalian berteman?"

"Udah lama, kamu aja yang sibuk gak ada waktu pas aku ajak jalan."

"Alasan. Mana ada kamu pernah ajak aku jalan, malah sebaliknya."

Sooyaa tersenyum bodoh dengan fakta yang dikatakan Rosé. Dia belakangan ini memang jarang keluar bersama temannya, lebih banyak menghabiskan waktu dengan Jennie.

"Itu Jennie pasti ada maunya dekat sama kamu."

"Hey! Jangan buruk sangka sama dia, kamu tuh kalau iri bilang aja." Bela Sooyaa tidak terima Jennie dikatakan seperti itu.

"Percaya deh sama aku kalau dia punya maksud lain. Sekongkol sama Lisa tuh."

Puk.

Biji salak mengenai kepala Rosé. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Sooyaa. "Pikiran kamu negatif terus, aku usir juga lama-lama dari sini." Ancamnya menatap tajam Rosé.

"Jangan dong. Nanti kalau kamu usir aku dari apartemen ini, siapa yang habisin makanan di sini?" Cemberut Rosé membuka snack lainnya.

Sudahlah, Sooyaa lelah dengan kelakuan Rosé. Dia kembali melanjutkan tugas kuliahnya. Mengenakan baju tidur tanpa kacamata dan roti di mulut. Mirip anak kost yang mengejar deadline.

"Coba kamu ke kampus jangan pakai kacamata kayak sekarang. Yakin sih aku, banyak yang deketin kamu."

Sooyaa melirik Rosé tanpa membalasnya.

"Pakai baju modis terus bawa mobilmu yang udah berdebu di garasi. Aduhhh pasti semuanya pada pangling termasuk dosen muda di kampus."

"Bisa diam gak, Chaeng?" Kali ini Sooyaa menatap datar temannya itu. Dia tidak fokus mengerjakan tugas.

"Iya-iya, aku diam. Tapi, beneran Ji... Jennie sama Lisa punya tujuan lain sama kamu. Aku sempat dengar mereka sekilas bahas kamu gitu, pas aku tanya mereka malah alihin topik."

Ocehan Rosé hanya dibalas dengan gumaman Sooyaa. "Dasar cewek cuek."

Bukan. Sooyaa tidak cuek. Dia mendengar semua ocehan Rosé, tapi dia tidak mau memikirkan itu saat ini. Fokus dulu dengan tugas di depannya, baru memikirkan hal itu.

Ngomong-ngomong, saat ini Rosé tengah berkunjung ke apartemen Sooyaa. Niatnya ingin mengajak jalan-jalan malam, tapi Sooyaa punya tugas. Berakhirlah dia duduk menghabiskan cemilan di apartemen itu.

Ting!

Lima pesan masuk.

Rosé yang dekat dengan handphone Sooyaa melihat sebuah pesan masuk. Itu dari Jennie.

Jennie
Kamu lagi di rumah?
Maaf soal tadi pagi.
Aku gak tau kalau David bakal datang, maafin kelakuanku, Sooyaa.
Besok aku tunggu di gazebo taman belakang kampus.
Sekali lagi aku minta maaf.

Heran dengan isi pesan itu, Rosé membuka pesan Jennie. Kebetulan dia tau password handphone Sooyaa. Setelah membaca seluruh isi pesan itu, amarah Rosé tidak tertahankan.

"Kim. Jelasin maksud pesan ini apa? Kamu diapakan sama pacarnya Jennie?" Tanya Rosé dengan wajah menyeramkan.

Mendengar nada suara Rosé, dia meneguk ludahnya sendiri. Tanpa berbalik pun, Sooyaa tau jika Rosé saat ini sedang sangat marah.

Tidak bisa menghindar dari kemarahan Rosé, Sooyaa mencoba berdiri dan duduk di samping sahabatnya itu. Dia genggam tangan Rosé dan tersenyum. "Jangan marah. Dengerin penjelasan aku dulu, Chaeng." Dengan nada lembut itu dia berhasil menenangkan kemarahan Rosé.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang