#12

878 171 29
                                    

Rumah Lisa

"Lo ngapain ke sini, Jen?"

"Lis, gue bodoh."

"Baru sadar kalau lo bodoh?"

"Gue bodoh terima tantangan dari lo!"

Lisa bingung maksud Jennie apa. Tiba-tiba datang ke rumahnya dengan tampilan berantakan lalu menyalahkannya. Ada apa dengan anak kucing itu? Heran Lisa.

"Kok lo malah salahin gue?"

"Gara-gara tantangan yang lo buat supaya gue deketin Sooyaa, dia jadi marah sama gue..." Lirihnya.

"Dia tau?! Lo kasih tau dia?" Tanya Lisa panik. Dia tidak mengharapkan rahasia itu terbongkar. Itu memang kesalahannya sebelum mengenal seperti apa Sooyaa. Sekarang dia juga merasa menyesal.

"Gue gak kasih tau siapapun apalagi dia. Gue gak tau dia tau dari mana. Lisa, sekarang gue harus bagaimana?"

Jennie tidak tahan menahan tangisnya. Dia menangis sambil memeluk Lisa. Rasanya dia tidak kuat jika menangis sendirian.

Ini baru pertama kali bagi Lisa melihat Jennie menangis seperti ini. Jennie itu tidak pernah menangis bahkan saat melihat David berselingkuh. Tapi, sekarang Jennie menangis hanya karena Sooyaa. Gadis cupu di kampusnya.

"Lo kenapa jadi cengeng gini sih? Tinggal minta maaf aja pasti Sooyaa maafin lo. Gue temanin deh soalnya gue juga merasa bersalah."

Ucapan Lisa tidak menenangkan Jennie, malah sebaliknya. Dia semakin menangis dan memukul pundak Lisa dengan keras.

"Aduh! Kenapa malah pukul gue? Lo gak mau minta maaf?"

"Bukan gitu... Gue udah buat dia tambah sakit hati."

"Maksud lo?"

Dengan keadaan masih menangis, Jennie menjelaskan kejadian di perpustakaan tadi. Mulai dari mana dia kesal melihat kedekatan Sooyaa dan temannya hingga membuat dia berkata hal tidak baik kepadanya.

Setelah mendengar cerita Jennie, sekarang Lisa lah yang bingung dan merasa kesal dengan temannya ini. Sooyaa yang baik hati bisa-bisanya dikatakan playgirl olehnya.

"Gue bingung mau bilang apa, tapi kayaknya satu kata cocok buat lo."

"Apa?"

"Bodoh."

"Hiks, gue emang bodoh, Lisa. Gue bodoh dan gue akui itu! Sekarang gue bingung mau minta maaf ke Sooyaa gimana..."

Lisa memperhatikan temannya ini, dia bukan seperti Jennie yang dikenalnya. Jennie yang terima dikatai bodoh dan Jennie yang tidak mempedulikan tampilan berantakan.

"Lo beneran ngerasa bersalah?"

"Pertanyaan lo bodoh, gue beneran ngerasa bersalah!"

"Kenapa? Kenapa lo merasa bersalah ke dia, bukannya kemarin-kemarin lo bilang itu semua karena tantangan gue makanya lo deketin Sooyaa? Sekarang lo udah gak perlu deket dia lagi, kan."

Perkataan Lisa mampu membuat tangisan Jennie terhenti. Dia diam memikirkan kebenaran ucapan itu. Kenapa dia menangis? Kenapa dia merasa bersalah? Bukannya dia mendekati Sooyaa karena memang hanya sebuah tantangan?

"Hm... Atau jangan-jangan lo udah merasa nyaman sama dia dan gak mau kehilangan dia dari hidup lo?" Sambung Lisa.

Kali ini Jennie tidak membantah Lisa seperti terakhir kalinya. Dia menatap Lisa dengan tatapan kosong. Menerima fakta bahwa dirinya sudah jatuh ke permainannya sendiri.

"Kalau lo beneran ngerasa gitu, berusahalah buat minta maaf ke dia. Dia gak setega itu buat tolak permintaan maaf seseorang."

Jennie terlihat ragu, apa benar Sooyaa akan memaafkannya. "Beneran, Lis?"

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang