#05

956 183 47
                                    

--14.15--

Kata orang, kebetulan itu tidak mungkin terjadi beberapa kali. Satu kali mungkin iya, dua kali namanya tidak sengaja, tiga kali atau lebih mungkin namanya jodoh.

"Eh Kak Jen, sendirian aja nih?"

Jennie yang memang sudah lama duduk di gazebo taman kampus dibuat terkejut oleh suara yang dikenalinya.

Di sana, Sooyaa berdiri dengan kacamata sebagai ciri khasnya. Namun, ada yang berbeda. Dia terlihat lebih trendy, tidak lagi culun atau cupu.

"Kak? Kak Jen? Hei!" ujar Sooyaa melambaikan tangannya di depan wajah Jennie yang menatapnya dalam diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak? Kak Jen? Hei!" ujar Sooyaa melambaikan tangannya di depan wajah Jennie yang menatapnya dalam diam.

"I-iya? Lo ngapain di sini?" jawabnya gagap.

"Seharusnya aku yang nanya, Kak Jennie ngapain? Biasanya cuma aku aja yang duduk di gazebo ini."

"Lo sering ke sini? Gue kira cuma diam di perpus terus."

Sooyaa hanya terkekeh mendengar balasan Jennie. Dipikir dia diam di perpus sampai berlumut gitu? Sooyaa lantas duduk juga di gazebo itu dengan sisi yang berlawanan dari Jennie.

"Jadi?"

Bingung dengan pertanyaan itu, Jennie kembali mengulang perkataan Sooyaa, "Jadi apa?"

"Kak Jen ngapain di sini sendirian?"

"Gak boleh gitu gue duduk di sini? Ini kan tempat umum. Lagian yang lain ada jam kuliah, jadi gue nunggu mereka di sini aja."

"Oh nunggu temen. Btw, udah berapa lama nunggunya?" tanyanya lagi.

"Kenapa nanya terus sih, kepo banget deh."

"Padahal aku mau nanya Kak Rosie keluar kelasnya kapan..."

Aduh. Jennie merasa malu sekaligus kesal. "Lo tinggal tanya Rose aja, ngapain tanya ke gue!" Balasnya ketus.

Mendapat balasan itu, Sooyaa diam saja karena tidak mau berdebat dengan manusia kucing itu. Dia memilih untuk mengeluarkan handphonenya dan memasang earphone.

Namun, sebelum dia memasang sebelah kanan earphone-nya, dia malah mendengar suara aneh dari seberang. Suara yang dia yakini bahwa itu dari manusia kucing di depannya.

Malu sudah seseorang yang menimbulkan suara itu karena saat ini dia melihat Sooyaa menatapnya dengan senyuman kecil.

"Kenapa liat-liat?" tanyanya ketus karena menahan malu.

Bukannya menjawab, Sooyaa hanya mengendikkan bahu dan pergi dari sana.

Jennie melongo dengan kepergiannya yang tiba-tiba. Rasa malu sebelumnya berganti dengan kesal lagi karena ditinggal tanpa perkataan apapun.

"Sialan, kenapa juga perut gue pakai bunyi segala."

Lengkap sudah rasa kesalnya hari ini. Harus menunggu temannya selama dua jam lebih, sendirian duduk di taman belakang kampus, ditinggal oleh adik tingkatnya tanpa ucapan apapun dan rasa lapar yang menggerogoti perutnya.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang