21. Without Ibun.

1.6K 242 22
                                    

Enjoy!

Pagi ini Wira kewalahan menangani kedua anak kesayangannya yang menangis menanyakan keberadaan sang Ibun. Wajar saja, kedua bocah itu sudah terbiasa bersama Kaluna, jadi saat gadis itu tak ada maka kedua anaknya akan mengamuk.

Bukan tanpa sebab Kaluna pergi dari rumah, namun karena Wira dan Kaluna akan menikah Minggu depan, jadi mereka tidak boleh bertemu, dengan kata lain, di pingit.

"Sama tante mama aja, ya?" Bujuk Gigi.

Kedua anak itu menggeleng tanda tak mau, memang kedua anak ini sudah lengket dengan Kaluna, jadi bagaimana pun ketika mereka bangun, yang pertama kali mereka cari adalah Kaluna.

"Ibun pergi, ibun udah gak sayang Jeje!" Teriak Jeje sambil memberontak di gendongan Sam.

"Ini gimana? Anak-anak nggak ada yang mau berhenti nangisnya. Kaluna udah bisa di hubungi belum, sayang?" Tanya Sam pada Gigi.

Gigi menggeleng, "Handphone Kaluna belum aktif, mungkin lagi sibuk atau apa lah."

Wira memijat kepalanya pusing, ini baru sehari Kakak dan Adik di tinggal Kaluna, dan mereka sudah mengamuk mencari keberadaan sang Ibun, lalu bagaimana seminggu ke depan tanpa Kaluna?

"Ibun cuman pergi seminggu sayang, nanti Ibun balik lagi, tinggal disini sama Kakak juga adik selamanya. Ibun nggak bakalan pergi lagi." Ucap Wira memberi pengertian.

"Beneran?" Tanya si bungsu dengan suara bergetar, berusaha memberhentikan tangisannya.

"Beneran, jadi jangan nangis lagi ya? Hari ini Baba nggak kerja deh, mau nemenin Kakak sama Adik main seharian, gimana?"

Ning dan Jeje mengangguk setuju. Kedua bocah itu akhirnya memberhentikan tangisannya dan memeluk sang Baba erat, Gianna dan Sam bernafas lega karena akhirnya kedua keponakannya bisa di jinakkan.

"Pintar nya anak-anak, Baba."

"Anak Ibun juga!" Protes si bungsu karena sang Ibun tidak disebut.

"Iya-iya, si paling anak Ibun!"

Di rumah orang tua Rayza, Kaluna tengah membantu Rosi -Ibu Rayza yang tengah memasak. Sejujurnya ia sedikit khawatir pada Kiddos karena pergi tanpa berpamitan, sudah di pastikan kedua anak itu akan mogok bicara padanya saat bertemu nanti.

"Kaluna?"

"Eh, kenapa Tan?"

"Tante perhatian dari tadi kamu melamun terus. Ada yang ganggu pikiran kamu?" Tanya Rosi seraya mengelus pundak Kaluna.

Kaluna menghela nafas, "Kaluna nggak apa-apa kok tan, cuman khawatir aja Sama Ning juga Jeje. Pasti mereka nyariin Kaluna."

Rosi terkekeh.

"Deket banget ya kamu sama anak-anak nya Wira, Tante seneng deh semua keluarga Wira nerima kamu. Kamu tenang aja, Ning sama Jeje bakalan aman sama Baba nya."

Oh iya, selama masa di pingit Kaluna tinggal bersama kedua orang tua Rayza. Berhubung kedua orang tua nya sudah meninggal, jadi Ayah Rayza yang akan menjadi Wali dari Kaluna.

"Semoga aman deh sama Baba nya."

•••

"Nggak seru, Ibun nggak ada!" Ning menjatuhkan mainannya dan berguling di atas sofa.

"Kangen Ibun! Mau Ibun baba!" Rengeknya pada sang Baba yang tengah menyuapi si bungsu.

Gianna dan Sam tak ada di rumah karena ada urusan.

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang