14. First Date.

1.9K 253 13
                                    

Enjoy!

"Baba nggak ada di rumah ya, Ibun?" Tanya Ning pada Kaluna yang tengah melipat baju.

"Baba kan kerja, sayang." Jawab Kaluna sambil tersenyum manis.

"Oh iya, Ning lupa hehehe."

Kedua bocah ini baru saja pulang dari sekolahnya, dengan di jemput oleh Kaluna. Hari ini Kaluna tak menemani Kiddos di rumah, karena merasa sedikit tak enak badan.

"Ibun!"

Kaluna bergegas menghampiri Kalingga yang berteriak sambil sedikit menjerit, entah apa yang terjadi pada bocah empat tahun itu.

Kaluna kaget melihat Jeje yang terduduk di pinggir kasur dengan nafas tersengal, Jeje kambuh.

"Jeje kenapa?!" Panik nya sambil memangku si kecil, lalu menepuk-nepuk punggungnya agar tenang.

"Ayo tarik nafas, terus buang."

"Sakit ibun.. hah hah."

"Tarik nafas yuk. Kakak Ning Ibun minta tolong, ambilin inhaler Jeje ya? Ibun taruh di meja deket kasur."

"Iya Ibun!"

Ning berlari untuk menjalankan perintah, sedangkan Kaluna masih berusaha membuat Jeje tenang. Tak lama Ning kembali dengan barang yang di minta Kaluna. Kaluna dengan segera memakai kan pada mulut Jeje, lalu menyemprotkan beberapa kali.

"Udah tenang, sayang?" Tanya Kaluna sambil mengelap keringat di dahi Jeje. Jeje hanya mengangguk dengan nafas yang belum normal.

"Minum dulu." Kaluna membantu Jeje untuk minum yang di bawakan Ning.

Kaluna menggendong Jeje dan menuntun Ning, membawa kedua bocah itu ke taman yang ada di belakang rumah, tujuan nya agar Jeje mendapat oksigen yang banyak.

"Kupu-kupu." Gumam Jeje yang masih terdengar oleh Kaluna.

"Iya kupu-kupu, cantik ya?"

"Mana kupu-kupu?!" Tanya Ning exited.

Kaluna menunjuk salah satu pot bunga yang disinggahi oleh kupu-kupu berwarna biru muda dengan corak yang sangat cantik.
Ning berjalan mendekati pot bunga tersebut agar dapat melihat kupu-kupu itu lebih jelas.

"Kupu-kupu cantik, kayak Ibun. Sayang ibun banyak-banyak." Ucap Jeje sambil mengeratkan pelukannya pada Kaluna.

Kaluna tersenyum mendengar ucapan manis Jeje, ia senang karena Jeje sudah bernafas dengan normal. Kaluna mengusap punggung Jeje lalu mulai bertanya mengapa Jeje bisa kambuh.

"Jeje tadi kenapa?"

"Aku mau ambil robot yang ada di dekat lemari, tapi jatuh. Terus buku besar punya tante mama ikut jatuh kena dada Jeje, sakit disini." Jeje menunjuk dada nya yang terkena buku.

"Kenapa nggak minta tolong ke Ibun, sayang?"

"Jeje liat Ibun lagi repot di bawah, lagi lipat baju sama bantuin Kakak Ning kerjain Pr. Jadi Jeje ambil sendiri."

Kaluna terenyuh, anak berusia empat tahun ini sudah berfikir sedewasa ini. Gianna dan Wira berhasil mendidik Yujenka.

"Lain kali kalau susah, minta tolong Ibun aja ya? Jeje kan jadi sakit, Ibun sedih." Ucap Kaluna dengan nada sedih.

"Maaf Ibun, Jeje janji ndak bikin Ibun sedih lagi."

"Yah kupu-kupu nya terbang." Keluh Ning ketika kupu-kupu cantik itu terbang bebas meninggalkan taman.

"Nanti Jeje bikin gambaran kupu-kupu buat Kakak Ning."

"Makasih adik!"

Sore hari tiba, kedua bocah nakal itu sudah selesai di mandikan oleh Kaluna. Kini keduanya tengah asik menonton tv, sedangkan Kaluna sibuk memasak untuk makan malam, Wira sebentar lagi akan pulang.

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang