11. Superhero.

1.7K 239 19
                                    

Enjoy!

Wira mengetuk-ngetuk dagu nya menggunakan jari, alis nya bertaut tanda ia tengah berfikir.

"Menurut lo, gue cocok ga sama Kaluna?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Wira membuat Rayza menyemburkan air yang baru saja ia minum, saking terkejutnya.

"Suddenly?"

Wira mengangguk sambil tersenyum, ia menatap Rayza yang berada di depannya.

"Kayak nya gue suka sama sepupu lo, Ray."

"Uhuk!" Lagi-lagi Rayza terkejut dengan ucapan spontan yang di lontarkan oleh temannya ini.

"Jinjja?!"

Rayza berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke arah kiri lalu kembali ke arah kanan, mondar mandir tidak jelas. Ia menopang dagu nya sambil terus berjalan. Lalu ia menghampiri Wira dan menatap nya dengan intens.

"Lo serius suka sama Kaluna? Nggak bohong kan?"

"Iya."

"Kok bisa?"

"Sepupu lo itu cantik Ray, baik hati, sayang anak-anak. Sopan juga anak nya, gue nggak pernah denger keluhan dari kedua anak gue tentang Kaluna, yang gue denger cuman kebaikan Kaluna aja. Dia juga care sama gue, jangan salahin gue kalau gue suka sama sepupu lo."

Rayza menganga mendengar penuturan Wira, apa benar teman nya ini suka dengan sepupunya? Tapi Wira tak pernah bohong soal perasaan nya, manusia satu itu tidak pernah Denial.

"Ekhem, gue gak tau harus bereaksi kayak gimana. Tapi gue seneng akhirnya lo mau buka hati lagi, I'm proud you." Ucap Rayza sambil tersenyum.

"Nanti gue bantuin lo buat lebih deket sama Kaluna." Tambah nya.

"Thanks Ray."

Baru saja ia akan berdiri untuk memeluk tubuh sahabat kecil nya itu, namun suara deringan telepon membuat ia mengurungkan niatnya tersebut.

"Halo?"

Rayza menatap Wira heran, pasalnya tubuh temannya itu tampak bergetar, bahkan wajah nya pucat pasi.

"Lo kenapa heh? Itu telepon dari siapa?" Ray sedikit panik ketika Wira menjatuhkan hp nya lalu mengambil kunci mobilnya dengan tergesa.

"Wira woy!" Teriak Rayza ketika Wira berlari ke arah pintu.

"RAY PANGGIL POLISI, RUMAH GUE DI RAMPOK!"

•••

Wira mengendap-ngendap memasuki rumahnya. Tadi Ning menelepon kalau ada penjahat berbaju hitam memasuki rumahnya, bahkan para rampok itu mengunci Ning dan Jeje di kamar mereka. Ray berada di belakangnya, ia sudah menelpon polisi, mungkin akan tiba dalam 20 menit lagi.

Wira terburu-buru membuka kunci kamar Ning dan Jeje.

"Baba!" Teriak kedua bocah itu ketika melihat sang baba membuka pintu kamar.

Wira mencium kedua pucuk kepala anak nya, syukur nya kedua anak nya ini tidak apa-apa.

"Baba Jeje takut. Orang-orang itu dorong Jeje tadi hiks."

"Jeje jangan takut, sudah ada baba disini."

Jeje mengangguk sambil mengeratkan pelukan pada sang baba.

"Ibun kalian mana?!" Tanya Wira panik ketika tak melihat Kaluna bersama dengan Kiddos.

"Ibun di bawa sama orang jahat ke kamar bawah hiks, Baba tolongin ibun."

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang