17. Sakit.

1.8K 235 6
                                    

Enjoy!

Kiddos sakit. Sudah dua hari kakak beradik itu terserang demam, kini mereka tengah di rawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. Kedua bocah itu tak tahan dengan dinginnya Finlandia, hingga saat tiba di Indonesia mereka jatuh sakit.

Kaluna dengan setia menjaga kedua calon anaknya, sedangkan Wira setiap pulang kerja akan datang untuk melihat keadaan kedua anaknya. Wira ingin ikut merawat kedua anaknya, tapi bagaimana pun pekerjaan tak bisa ia tinggalkan.

Kini Kaluna sedang berusaha membujuk si bungsu agar mau di suntik. Ning sudah di suntik dan terlelap, jadi ia tak perlu pusing membujuk si kakak.

"Nggak sakit kok, sayang. Ibun peluk adik nih biar nggak sakit pas di suntik." Bujuk Kaluna.

Jeje menggeleng kuat dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Ia benar-benar takut melihat dokter yang sudah siap menyuntik dirinya.

"Ndak mau Ibun, hiks... Sakit.."

"Kan biar cepet sembuh. Nanti kalau udah sembuh, jeje bisa main lagi di rumah."

Kaluna mengkode dokter Zeph agar mendekat dan segera menyuntik Jeje. Jeje berteriak takut ketika dokter pribadi keluarga Atmodjo itu mendekat ke arahnya.

"Halo adik Jeje. Kita ketemu lagi ya? Adik Jeje apa kabar, hm? Dokter suntik disini nggak apa-apa ya?"

"Ibun, jeje ndak mau!"

Kaluna meringis ketika Jeje mengeratkan genggaman nya pada bahu miliknya, kuku jeje yang belum di potong sedikit menancap pada bahu nya yang terekspos bebas.

"Nggak sakit, Ibun peluk Jeje erat-erat biar nggak sakit, oke?"

Dengan berat hati Yujenka menganggukkan kepalanya sambil terus menangis. Ia mengeratkan pelukannya pada leher Kaluna ketika jarum suntik mulai masuk ke tubuhnya.

"Ibunnnn sakit!"

Kaluna menepuk-nepuk punggung Jeje agar lebih tenang. Dokter Zeph tersenyum setelah berhasil menyuntikan vitamin pada tubuh Jeje.

"Selesai, tidak sakit kan?"

"Sakit.." rengek Jeje.

Kaluna tersenyum tipis pada dokter Zeph yang pamit undur diri, lalu ia menggendong Jeje sambil membawa botol infus milik jeje. Ia berjalan ke arah Jendela yang menampakkan pemandangan gedung-gedung pencakar langit. Ya Jeje dan Ning berada di lantai 5 rumah sakit.

"Jangan nangis terus, nanti sesak dada nya." Ucap Kaluna sambil mendudukkan dirinya di kursi yang ada di balkon kamar.

"Hiks..hiks.."

Kaluna menghela nafas pelan.

"Adik, dengerin Ibun. Adik di suntik kan biar cepet sembuh, kalau udah sembuh adik bisa pulang ke rumah ketemu simba, ketemu tante kucing, sama om kim juga." Ucap Kaluna sabar.

"Maaf Ibun, aku ndak nangis lagi.." ucap nya sambil berusaha memberhentikan tangisannya.

"Susah..hiks ndak mau berhenti huaaa!"

Kaluna terbahak, "Ya udah nggak usah di paksa. Jeje bobo aja, Ibun usap-usap kepala Jeje biar cepet bobo."

Kaluna mengusap kepala Jeje dengan sayang, sang empu yang di usap pun mulai terlena dengan usapan yang di berikan di bagian kepalanya, buktinya bocah empat tahun itu kini terlelap dengan pipi kanan nya menempel pada dada Kaluna.

"Cepat sembuh sayang nya Ibun dan Baba."

•••

Ceklek

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang