39. Halo, Adik!

1.4K 227 48
                                    

Enjoy!

4 bulan berlalu.

Yujenka membuka matanya perlahan, di lihatnya sekeliling kamar yang tampak berbeda, ini kamarnya. Seingatnya semalam ia tidur di kamar Baba Wira dengan di dekap hangat oleh para Kaluna, tapi kenapa ia sekarang berada di kamarnya?

Tak mau ambil pusing, Jeje segera bangkit dan mencari keberadaan Kaluna. Ya seperti biasa, hal yang harus ia lakukan pertama kali adalah mengucapkan selamat pagi pada Ibun tercintanya dengan ciuman di pipi sebagai bonus.

"Ibun?"

Pria kecil yang kini berstatus sebagai 'Mas' itu mengernyit heran ketika melihat suasana rumah yang tampak sepi, seharusnya ada Ibun dan Baba yang duduk di meja makan, sedangkan Kemuning memang tidak di rumah karena ikut Oma mereka ke Yogyakarta.

"Good morning, Mas jeje!"

Jeje menoleh saat suara yang amat di kenali nya terdengar, di lihatnya tante kucing tengah tersenyum manis sambil merentangkan tangannya lebar-lebar, dengan cepat bocah gembul itu berlari memeluk Yesa.

"Tante kucing, aku kangen."

"Tante juga, sekarang Mas Jeje sarapan terus mandi, ya? Kita mau ke rumah sakit."

"Ngapain? Terus Baba sama Ibun kemana? Terus terus tante kucing kapan kesini nya?" Tanya bocah itu dengan panjang.

Yesa terkekeh, "Aduh satu-satu dong tanya nya. Ibun sama Baba pergi ke rumah sakit semalam, Tante kucing juga kesini nya tadi malam waktu Mas Jeje udah bobo."

"Ibun ngapain ke rumah sakit?"

"Adik-adik nya Mas Jeje udah lahir," jawab Yesa sambil tersenyum manis.

"Beneran?!" Tanya nya dengan binar di kedua matanya.

"Iya, sekarang Mas sarapan dulu."

"Yeay aku sekarang udah jadi Mas Jeje beneran!" Bocah itu berteriak girang sambil melompat lompat kecil.

Sedangkan di rumah sakit, Kaluna masih terlelap karena kelelahan setelah melahirkan dua putri kecilnya dengan Wira.

Iya, Kaluna melahirkan dua orang anak perempuan, wajahnya persis seperti dirinya.

Wira sendiri tengah duduk di kursi seraya menatap dua buah hatinya yang terlelap dengan damai nya. Ia bersyukur karena semuanya berjalan dengan lancar walaupun ia sempat panik semalam.

Pukul satu tadi air ketuban Kaluna pecah, membuat si baba yang kini berstatus sebagai baba empat anak itu kelimpungan dan panik hingga meninggalkan Jeje sendirian di rumah dan berakhir menelepon Rayza untuk menjaga Yujenka.

"Mas, mau minum..." Lirih Kaluna setelah terbangun dari tidurnya.

Wira yang mendengar itu segera mengambilkan air untuk di minum sang istri, dan dengan telaten laki-laki berusia 32 tahun itu mengelap keringat Kaluna.

"Aku nggak akan berhenti bersyukur dan bilang makasih sama kamu karena udah berjuang lahirin putri putri kecil kita ke dunia."

Kaluna tersenyum, "Sudah seharusnya Mas, aku juga mau bilang makasih karena kamu selalu ada di sisi aku."

Ceklek

"BABA IBUN!"

Kaluna dan Wira sudah menebak siapa pemilik suara tersebut, siapa lagi kalau bukan si pembuat onar, Mas Jeje.

Oeek oeek

"Ups! Sorry ibun..." Cicit Jeje sambil menutup mulutnya dengan tangan mungilnya.

"Aduh sorry ya, Lun. Ini anaknya Wira nggak bisa di bilangin, tuhkan Mas, adiknya Mas nangis karena Mas berisik." Ucap Yesa sambil berkacak pinggang.

"Sorry tante kucing."

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang