38. Akur

1.3K 218 25
                                    

Enjoy!

Kaluna tidak pernah menyangka jika si bungsu akan semarah ini pada sang Baba, dua hari yang lalu Gigi menelpon dirinya dan berkata bahwa Yujenka aman bersama dirinya, dan tak lupa juga Gianna sempat memarahi Wira habis-habisan.

Kaluna juga merasa sedih karena Gigi bilang Jeje enggan pulang dan mungkin akan menetap di rumah Tante Mama nya untuk beberapa hari ke depan. Lebih sedih lagi si bungsu enggan bertemu dengan dirinya, segala cara sudah Kaluna lakukan agar si bungsu mau pulang, tapi semua usahanya sia-sia.

Ini hari ketiga, tidak ada ocehan, teriakan si bungsu atau sekedar rengekan Jeje yang meminta Kaluna untuk menemani dirinya bermain.

Kaluna merasa sepi.

Ia kangen pada si 'berandal kecil' kesayangannya.

"Kakak Ning aku pulang!"

Kaluna segera menoleh saat suara orang yang dirindukan nya terdengar, di lihatnya si bungsu yang baru saja tiba sambil menggendong tas kesayangannya dan terus berteriak mencari keberadaan sang Kakak.

"Adik?!" Seru Ning.

"Kakak!"

Kedua nya berpelukan bak Teletubbies dengan si sulung yang memeluk Jeje dengan erat seolah berkata bahwa si bungsu tidak boleh pergi lagi.

"Aku kangen banget tau! Kenapa kamu baru pulang, sih?" Keluh si sulung sambil menatap sang adik yang tersenyum lebar.

"Suka-suka aku dong, aku betah di rumah tante mama, seru! Aku main seharian sama Keiko." Ceritanya dengan semangat.

Di dapur, Kaluna memperhatikan kedua anaknya yang ceritanya sedang temu kangen. Ia ingin menghampiri Jeje dan memeluknya dengan erat, tapi ia urungkan niatnya saat melihat Jeje yang bahkan seperti tak senang saat melihat dirinya.

Jujur, hati Kaluna sedikit tercubit.

"Aku mau ke kamar, ayo kita main di kamar kak!" Ajak Jeje sambil menarik tangan sang Kakak.

Sebenarnya Kaluna tidak mengerti kenapa Jeje ikut marah pada nya, kemarahannya pada sang Baba ikut berimbas pada dirinya.

"Kamu kenapa bengong disini?"

Kaluna terlonjak kaget saat tiba-tiba Wira datang dan bertanya. Ia segera mengusap sudut matanya yang entah kenapa bisa berair, ia terlalu emosional saat melihat Jeje sudah kembali ke rumah.

"Ah ini tadi aku abis masak. Oh iya, Jeje udah pulang, sana bujukin anaknya Mas. Dia ada di kamar Kakak, lagi temu kangen tuh kayaknya."

"Eh? Ya udah aku ke kamar Kakak dulu ya sayang, mau bujuk Mas Jeje biar nggak marah terus." Ucap Wira sambil melenggang pergi meninggalkan Kaluna yang tengah tersenyum.

Tak mau ambil pusing Kaluna pergi meninggalkan area dapur dan duduk di sofa ruang keluarga, dalam hati ia berdoa supaya usaha Wira membujuk si bungsu berhasil.

"Ah daripada pusing mending aku istirahat," gumam Kaluna sambil melenggang pergi menuju kamarnya.

•••

Kaluna berusaha membuka matanya saat suara berisik terdengar di kamarnya, hal yang pertama kali Kaluna lihat adalah punggung kecil milik Mas Jeje kesayangannya.

"Harusnya beli ini tau, bonekanya lucu. Aku mau beli buat adik-adik!"

"Kalo adiknya cowok gimana? Masa di kasih boneka sih?" Keluh Jeje saat mendengar ucapan Kakak nya.

"Kalian lagi pada ngapain, sih?" Tanya Kaluna setelah beberapa saat memperhatikan perdebatan kedua anaknya.

"Aku mau beli boneka buat adik-adik Ibun! Kan sebentar lagi mereka keluar."

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang