36. Adik?

1.4K 217 68
                                    

Enjoy!

"BABA!"

Wira yang tengah mencuci mobil bersama si bungsu segera melemparkan selang air nya setelah mendengar teriakan Kemuning dari dalam rumah, laki-laki itu berlari sekuat tenaga meninggalkan Jeje yang tampak bingung.

"Kenapa kak?" Panik Wira menghampiri Ning yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Ibun nangis di dalam, kenceng banget. Aku nggak bisa buka, pintu nya di kunci dari dalam." Adu Ning dengan wajah khawatir.

Wira yang mendengar itu segera mengetuk pintu kamar mandi dengan keras dan memanggil manggil istrinya agar segera keluar.

"Sayang buka, kamu kenapa nangis di dalam?"

"Kaluna buka dong," pinta Wira dengan wajah khawatir.

"Ibun!" Panggil Ning.

Ceklek

Kaluna keluar dari kamar mandi dengan wajah yang berantakan, mata yang bengkak hingga pipi yang memerah.

Bruk

"Mas Wira hiks..."

Kaluna memeluk Wira dengan erat, perasaannya sangat campur aduk setelah dari kamar mandi tadi, sedangkan Wira yang bingung hanya diam dan membalas pelukan Kaluna.

"Kamu kenapa?" Tanya Wira khawatir.

Kaluna mendongak menatap suaminya dan berbisik pelan, "Kita berhasil, kamu bakal jadi Baba lagi Mas!"

"Aku hamil..." Lanjutnya

Ucapan Kaluna berhasil membuat tubuh Wira menegang, bahkan laki-laki dua anak itu tiba-tiba terjatuh karena tak sanggup menahan bobot tubuhnya, ia lemas.

Mulut Wira seakan terkunci rapat, laki-laki itu tak sanggup mengeluarkan satu patah kata pun karena saking terkejutnya mendengar ucapan sang istri. Kaluna yang melihat itu kembali memeluk Wira dengan erat meluapkan semua rasa bahagia nya pada Wira.

Pagi tadi Kaluna sengaja membeli testpack karena merasa tidak ada yang beres dengan tubuhnya, apalagi saat kemarin pergi bersama kedua anaknya, ingin pergi ke rumah sakit namun ia belum sempat, jadi lah ia membeli testpack. Awalnya ia ragu dan takut kecewa lagi saat akan mencoba testpack itu. Tapi ternyata, Tuhan mengabulkan semuanya, doa-doa dan perjuangan Kaluna tidak sia-sia.

Kaluna hamil.

"Astaga, Tuhan terimakasih!" Wira memeluk dan mencium Kaluna, laki-laki sangat senang hingga ia menangis.

"Terimakasih Kaluna, aku seneng!"

"Aku juga seneng mas," balas Kaluna yang masih terisak bahagia.

Sedangkan Kemuning hanya diam karena ia tak paham mengapa kedua orangtuanya menangis, tapi ia ikut sedih tentunya.

"Baba sama Ibun kenapa nangis?" Tanya nya dengan polos

Wira dan Kaluna menoleh

"Eh? Baba lupa kalo ada kamu disini, sini kak. Baba sama Ibun lagi bahagia, sebentar lagi kamu punya adik Kak!"

"Beneran?! Aku punya adik lagi? Yeay adik baru!" Teriak Kemuning girang, gadis kecil itu bergerak memeluk kedua orangtuanya dengan perasaan yang sangat gembira karena impian nya terkabul.

"Kakak seneng, hm?" Tanya Kaluna

"Aku seneng banget, Adik Jeje harus tau!" Ucap nya dengan semangat.

Mendengar ucapan Ning, Kaluna baru sadar karena ia belum melihat si bungsu sejak tadi, ia harus segera memberi tahukan kabar ini pada Jeje, si bungsu itu pasti akan sangat senang.

Baba's Kiddos [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang