15.

5.2K 414 37
                                    

POV JENNIE.

Aku hanya bisa terdiam di atas kasur setelah lisa bercerita kisah masa lalunya.
Kini sudah menunjukkan pukul 23.22 malam, dan aku masih belum merasa kantuk, karena terngiang ngiang akan ucapan lisa.

Aku berfikir sejenak, apa kah aku yang membunuh ibu lisa?, Tapi lisa mengatakan bukan, ibunya meninggal karena bunuh diri.
Aku baru tahu bahwa suami ku memiliki banyak rahasia yang ia pendam sendiri selama ini.

Aku bergelut dengan pikiran ku, sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidur.
Ku lihat punggung lebar lisa karena dia tidur membelakangi ku, aku menutup mata ku dan menyusul lisa ke alam mimpi.


































.



































Aku terbangun dari tidur ku, karena cukup terusik akan silaunya langit pagi.
Aku merenggangkan tubuh ku, dan mengucek ucek mataku, lalu duduk dan melihat sekeliling kamar yang mana aku tak melihat lisa di mana pun.

Apakah dia mandi?, Atau ganti baju?, Aku pun tak tahu, sampai akhirnya mata ku teralihkan pada pintu balkon yang terbuka.
Apakah lisa pagi pagi ke balkon?, Tapi kenapa?.
Aku mendengar suara dari dalam, suara lisa yang terdengar ramah dan halus yang membuat suasana hati menjadi tenteram.

" Aku akan membeli tiket pesawat terlebih dahulu.."
Itu suara lisa, aku tersenyum mendengar nya, tapi tunggu, tiket pesawat? Untuk apa?.

" Kalo begitu sampai jumpa di new York.."
Aku terkejut bukan main, apakah lisa akan ke new York?, Tapi kenapa?, Dan ngapain?.
Aku turun dari kasur dan berjalan ke arah balkon, ku lihat lisa sudah telponan dengan orang yang tak ku kenal.

" Astagfirullah jennie!.."
Ku lihat lisa terkejut.

Sejak kapan pula lisa ngucap au thor pun tak tahu...

" Kamu akan ke new York?."
Aku langsung bertanya karena malas bertele tele.

" Yahh, aku akan ke new York, ada pameran otomotif di new york, dan tae menyuruh ku untuk memperkenalkan mobil yang baru saja kami rancang.."
Dia tersenyum sangat manis padaku, tapi aku membalas senyumannya dengan tatapan tajam ku.

Ntah kenapa aku selalu tak suka jika lisa pergi ke luar negeri.
Karena Aku merasa akan ada yang kosong di dalam hidup ku jika tak ada lisa.

" Apakah harus kamu yang pergi?, Maksud ku kenapa tidak ajak yang lain saja?."
Aku bertanya seakan tak memperbolehkan dia pergi, tapi lisa seakan tak peduli, ia hanya tersenyum manis ke arah ku.

" Kamu mau ikut?, Aku tak memiliki teman di sana.."
Lisa menawarkan agar aku ikut, tapi
Aku tak bisa pergi walaupun aku ingin, jika aku pergi siapa yang mengurus perusahaan ku?.
Oh ayolah lisa, kamu suruh saja pegawai kamu yang pergi dan kamu tetap di sini.

" A - aku tak bisa lisa.."
Aku gugup mengatakannya, tapi lisa malah tersenyum dan seperti tak masalah jika aku tak bisa ikut.

" Tidak apa apa jennie, ahhh, kenapa tak suruh pegawai saja?, Karena aku Pemilik bengkel nya jen, bukan tae, dan juga undangan nya sudah atas nama ku dan dalam undangan ada sebuah foto ku, jadi jika tae yang pergi, mereka pasti terkejut, lah kok di foto muka nya beda, pasti mereka akan heran jennie - ah.."
Aku mengangguk paham, tapi tetap saja aku tak rela.

Aku terdiam beberapa menit, sampai akhirnya aku ingat pertanyaan yang ingin sekali ku tanyakan dari 1 hari yang lalu.

" Boleh kah aku bertanya sesuatu Lisa?."

PERNIKAHAN YANG TAK DINGINKAN ( END.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang