"Dari sebuah rasa benci menjadi rasa sayang yang dalam."—Mark Herren
***
Pagi weekend yang Charoline biasa lakukan adalah membawa sang ibu jalan-jalan. Tujuannya agar sang ibu mendapatkan vitamin dari sinar matahari pagi yang menyehatkan. Biasanya Bi Rani yang melakukannya, namun wanita itu hari ini tengah libur.
"Mau aku belikan lagi?" tawar Nathan melihat es krim stroberi milik Charoline yang tersisa sedikit.
Kemarin laki-laki itu mengatakan ingin menunjukkan sesuatu padanya namun ketika itu Charoline tengah mengerjakan tugas Kafka dan teman-temannya. Charoline tak mau Nathan tahu hal itu, jadi ia melarang Nathan pergi ke kelasnya. Namun Nathan bilang akan menunjukkannya hari ini sekaligus ingin bertemu ibu Charoline. Ternyata Nathan menunjukkan gelang berbandul bulan sabit dan diberikan satu untuk Charoline pakai. Katanya itu adalah tanda pertemanan mereka.
Charoline dan Nathan tengah duduk di taman sambil memakan es krim yang Nathan beli pada penjual es krim. Sementara sang ibu tengah duduk di kursi roda dengan memandang kumpulan beberapa kupu-kupu berwarna kuning yang tengah berterbangan di atas bunga daisy.
Charoline menyelesaikan makan es krimnya lalu membuang bungkusnya ke tempat sampah, lalu ia beralih menoleh pada laki-laki berkacamata yang duduk di sampingnya.
"Gak perlu, Nathan. Kamu tahu aku udah habisin empat bungkus es krim?" Charoline tertawa kecil, ia baru sadar kebodohannya setelah menghabiskan empat bungkus es krim stroberi.
"Gak masalah kalau itu buat kamu bahagia, Cha."
Charoline hanya tersenyum menanggapi perkataan Nathan. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu, "Ya ampun aku lupa kalau stok bubur beras merahnya habis."
"Mau aku belikan? Ada minimarket di samping taman." tawar Nathan.
"Gak perlu. Biar aku aja yang beli, kamu tolong jaga Mama ya." ucap Charoline kemudian melenggang pergi. Tak peduli dengan jawaban Nathan karena ia tidak mau merepotkan orang lain.
***
Charoline membuka pintu kaca minimarket. Udara dingin mulai terasa menubruk kulitnya namun Charoline tetap melangkah untuk mengambil keranjang belanja. Usai mengambil salah satu dari tumpukkan beberapa keranjang, Charoline berjalan menuju rak yang berisi makanan. Ia memasukkan sepuluh bungkus bubur beras merah ke dalam keranjangnya. Kemudian ia kembali memasukkan beberapa bungkus buah stroberi. Ia tak pernah absen untuk membeli buah masam itu ketika di minimarket.
Charoline beralih menuju lemari es, ia meletakkan keranjang belanjanya ke lantai. Lalu tangannya membuka pintu lemari es untuk mengambil satu kotak susu stroberi dan satu kotak susu vanilla untuk Nathan nanti. Karena Charoline cukup tahu bahwa Nathan menyukai rasa vanilla. Setelah menutup pintu, Charoline terjengkit hingga minuman yang ia genggam kini terjatuh ke lantai, menimbulkan suara yang cukup keras untuk membuat sosok di sampingnya menoleh.
Tenggorokan Charoline tercekat, tak percaya akan bertemu dengannya di sini. Charoline segera menenteng keranjang belanjanya, tak peduli minuman yang tadi ia jatuhkan, toh penjaga minimarket akan menatanya kembali. Ia berjalan cepat dengan arah tujuan yang asal. Asal jauh dari sosok itu.
"Berhenti." Suara berat itu menerobos masuk ke gendang telinga Charoline. Membuat bulu kuduknya meremang. Charoline tak mau berhenti, ia tetap berjalan dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piano Prince
Teen FictionPiano Prince, itulah sebutan dari seorang laki-laki bernama Mark Herren. Dia cuek, dingin, dan arogan. Dengan wajah diatas rata-rata dan sebagai putra penerus grup Vitabrata yang merupakan perusahaan kosmetik nomor satu di dunia. Maka ketenarannya t...