🍓<~Kaylie~>🍓

59 6 0
                                    

"Aku akan selalu tersenyum agar kau tak bersedih lagi"Anatasya Charoline

***

Menjadi pacar seorang Mark Herren?! Hal yang tak pernah Charoline bayangkan sebelumnya. Namun hal mustahil itu terjadi pada dirinya. Untung saja belum ada yang mengetahui jika dirinya kini menjadi kekasih laki-laki itu. Dan kini laki-laki bermata elang itu sedari tadi menatap tajam ke arahnya. 

Dari awal upacara dilaksanakan, Herren yang bertugas mengiringi paduan suara dengan piano, tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari gadis ber-pony dengan jepit rambut berbentuk pita yang menghiasi rambut cantiknya. Seakan gadis itu akan menghilang bila dengan satu kedipan saja.

Sementara Charoline tak menghiraukan tatapannya, ia tetap menatap ke depan dengan beberapa kali menelan ludahnya karena gugup. Namun tiba-tiba ia mendengar celetukan seseorang di belakang membuat fokusnya teralihkan.

"Herren ganteng banget ya kalau disatuin sama piano, aura piano prince-nya jadi lebih kelihatan."

"Iya bener banget, cowok kaya dia mana mungkin punya pacar modelan kaya Charoline."

Meski mereka berbisik-bisik namun Charoline tetap bisa mendengarnya. Cibiran-cibiran pedas seperti itu sudah lumrah ia dengarkan setiap hari. Tetapi Charoline tak pernah menggubrisnya. Ia lebih memilih tetap diam.

"Jangan berisik, bodoh! Mau gue sumpel mulut lo pake kaos kaki?!" tukas Aluna karena tak mau ada guru yang akan menegur kelasnya karena berisik. Namun hal itu membuat Charoline tersenyum, ia merasa Aluna tengah menolongnya dari cibiran pedas mereka.

***

Selepas upacara, Charoline duduk di depan perpustakaan. Ia merasa tubuhnya sangat lemas, badannya panas dingin. Hampir saja tadi ia akan tumbang karena merasa tak kuat menahan lantaran kepala sekolahnya itu terlalu panjang jika menyampaikan amanat upacara.

Charoline mengusap pelipisnya yang sudah banjir keringat. Tiba-tiba sebotol air mineral disodorkan padanya. Charoline mendongakkan kepala, dilihatnya Nathan yang berdiri di depannya dengan tangan kanan memegang botol.

"Aku lihat muka kamu pucat banget. Jadi aku samperin kamu ke sini." ujarnya lalu duduk di sebelah Nathan setelah Charoline menerima minuman yang ia sodorkan.

"Makasih, Nathan." ucap Charoline lalu meneguk habis minuman itu.

"Kenapa tetep ikut upacara kalau lagi sakit? Gimana kalau kamu pingsan?" tanya Natham dengan raut datarnya namun tersirat rasa khawatir disana.

Charoline menggeleng, "Aku gak sakit kok."

"Bohong. Muka kamu udah mirip zombie." ucap Nathan.

Charoline tak menanggapi perkataan Nathan lagi. Sebenarnya sekarang ia sudah merasa lebih baik berkat minuman yang laki-laki berkacamata itu berikan.

Beberapa menit hening, Charoline berdiri hendak berniat kembali ke kelasnya karena sebentar lagi akan bel masuk pelajaran. "Ke kelas yuk!" ajak Charoline.

Nathan ikut bangkit, "Kamu duluan, aku disuruh pinjam beberapa buku di perpustakaan." ujarnya.

Sebenarnya Charoline sedikit sedih namun ia hanya bisa mengangguk. Kemudian melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

Piano PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang