🍓~Honesty Box~🍓

66 7 2
                                    

Charoline membuka pintu kamar ketika Herren mengabarinya jika laki-laki itu sudah berada di depan pintu.

Herren terkesiap ketika Charoline keluar dari kamar dan langsung memeluknya. Tubuh gadis itu bergetar menahan isakan tangisnya. Tangan Herren pun bergerak mengelus lembut surai Charoline untuk menenangkan gadis itu.

"Sstt, lo tenang aja, gue udah kabarin Kenzie tentang ini," ujar Herren.

Beruntung hanya ada mereka berdua disana, jadi tidak ada yang memperhatikan atau berasumsi aneh.

Tak lama suara langkah beberapa orang menyapa indera keduanya. Itu adalah Kenzie dan Nicky yang baru saja datang dari kegiatan nongkrong siangnya di cafe milik keluarga Kaylie.

"Nomor gue juga diblokir," ujar Kenzie membuat Charoline menguraikan dekapannya.

"Mungkin Aluna gak mau selalu kebayang sama kenangan paitnya makanya dia memilih buat pergi, lagian dia bilang dia mau kejar mimpinya, lo sebagai sahabatnya harus dukung dan percaya kalau dia bisa ngelakuin apa yang udah jadi keputusannya," timpal Nicky dengan bijak. Ia sudah tahu ceritanya dari Herren saat laki-laki menelepon Kenzie tadi.

Dalam hati Herren pun menyetujui perkataan laki-laki bertindik salib itu.

"Bener, Cha, gue juga yakin kalau Aluna bakal baik-baik aja," ujar Kenzie meyakinkan. Tak ada tatapan sinis lagi, ia jadi merasa iba melihat gadis itu menangis.

Charoline mengusap sisa air mata di sudut matanya. Mungkin benar yang dikatakan oleh Nicky dan Kenzie. Ia harus percaya dengan keputusan yang Aluna pilih untuk meninggalkan kota penuh ketraumaannya ini. Kemana pun sahabatnya itu pergi ia yakin suatu hari nanti ia akan dipertemukan kembali. Ia sangat berharap itu.

Kini Charoline merasa sedikit lebih lega. Ia menghela napasnya lalu menarik sudut bibirnya dan membentuk senyum manis.

"Kalian bener, makasih ya," ucap Charoline kemudian mendapatkan anggukan dan acungan jempol oleh Nicky dan Kenzie.

"Yaudah gue mau lanjut PS-an, lo mau ikut ngga Cha? Ntar by one sama gue," ajak Nicky yang langsung diberi tatapan tajam oleh Herren.

"Hehe... gajadi ngajak deh, pawangnya ngeri," lanjut Nicky dengan cengiran kudanya.

Kenzie menjitak kepala Nicky agar laki-laki itu berhenti menggoda pacar teman sendiri.

"Gue sama Nicky cabut dulu, Ren." pamit Kenzie yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Herren.

"Hati-hati," ucap Charoline pada kedua laki-laki bersepupuan itu.

"Kita belum makan siang, ayo makan dulu," ajak Herren dengan menarik lengan Charoline namun gadis itu malah menahan tubuhnya agar tidak bergerak. Herren pun menatap Charoline dengan alis berkerut.

"Boleh gak kalau aku minta makan di pinggir jalan?"

Herren tek langsung mengiyakan, ia berpikir sejenak, namun apa salahnya mencoba? Ia pun menganggukan kepalanya,

"Anything for you." jawabnya membuat Charoline mengembangkan senyumnya.

🍓🍓🍓

Herren menyipitkan matanya lantaran teriknya matahari di siang hari terasa menyilaukan pandangannya. Suara bising kendaraan yang berlalu lalang memenuhi jalan raya kota itu terasa menyesakkan di telinga Herren. Namun Herren berusaha menahan rasa tak nyamannya demi senyuman manis gadisnya.

Sedari tadi Herren tak melepaskan tatapannya pada gadis yang berada di sampingnya. Gadis itu tak melunturkan senyumnya sejak Herren mengiyakan permintaan gadis itu.

Piano PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang