🍓<~Charoline is Worried? ~>🍓

122 7 1
                                    

Akibat pesta tadi malam, kini berita hubungan Charoline dan Herren tersebar luas dan menjadi trending topik di SMA Wilbert. Berita itu sangat cepat merembet. Sebagian besar percaya dengan hal itu dan sebagian menganggap itu hanya rumor belaka. Yang tak percaya akan hal itu memilih untuk bertanya langsung pada Charoline. 

Seperti sekarang ini, banyak siswa-siswi dari kelas lain yang beramai-ramai masuk ke dalam kelas XII IPA 2 hanya untuk menanyakan berita hangat itu. Mereka terus mendesak Charoline agar bersuara. Namun sedari tadi Charoline hanya diam. Menurutnya itu tak perlu dijawab. Di sisi lain, ia masih kesal dengan Herren karena kejadian tadi malam. Ia sedang tidak mau mengingat hubungannya dengan laki-laki itu.

"Woi!" salah satu siswi menendang meja Charoline karena geram, "Lo bisu atau gimana?! Gue udah cukup sabar ya." ucapnya.

Charoline menghela nafasnya sebelum membalas ucapan siswi itu, namun seseorang menyelanya duluan.

"Gak usah paksa temen aku kalau dia gak mau jawab. Bubar! Kalian buat temen aku pusing!" ucap Nathan yang sedari tadi duduk di samping Charoline. Ia mengibas-ibaskan buku tulis milik Charoline untuk mengusir siswa-siswi yang mengerumuni meja Charoline. Siswa-siswi itu berdecak kesal dan menghentakkan kakinya ke lantai kemudian pergi meninggalkan kelas.

Nathan beralih menatap Charoline yang terlihat lesu, "Cha, kamu pucat banget. Ayo ke UKS." ajaknya.

Charoline menggeleng, "Aku cuma belum sarapan." ucapnya dengan membalas tatapan laki-laki itu yang kini tak lagi berkacamata.

"Kalau gitu kita ke kantin aja, yuk. Aku yang bayar. Mumpung belum jam tujuh. "

Charoline tertawa kecil, "Dulu kamu gak pernah traktir aku di kantin. Ajak ke tempat itu aja gak pernah."

"Itu kan waktu aku masih pura-pura jadi Nathan yang culun, supaya bisa jadi teman kamu." ucap Nathan lalu ikut tertawa kecil.

"Oke deh kita ke kantin, tapi kamu ceritain semuanya ke aku sesuai yang kamu janjiin malem itu."

***

"Jadi kamu udah pernah ketemu aku sejak enam tahun lalu?" tanya Charoline dengan raut tak percaya.

Nathan mengangguk, "Tapi sayangnya bukan aku yang kamu temui waktu itu." ucapnya kemudian memasukkan satu suapan siomay ke dalam mulutnya dan menguyahnya teratur, lalu ia lanjut menjelaskan, "Waktu pertama kali lihat kamu di sini aku langsung kenal wajah kamu meski udah lima tahun gak pernah ketemu lagi. Waktu itu kita lagi masa orientasi siswa, aku lihat kamu sendirian gak ada pasangan, padahal kakak kelas nyuruh kita untuk cari pasangan, kebetulan aku sendirian, jadi aku ajak kamu." jelasnya panjang lebar.

"Aku masih ingat itu, dan karena atribut aku gak lengkap, kamu jadi ikutan dihukum." wajah Charoline berubah muram, ia masih merasa bersalah karena hal itu.

Nathan tertawa, "Aku yang sembunyiin atribut kamu, Cha."

"Hah? Ke-kenapa?"

"Banyak yang gak kamu tahu dari aku, aku orangnya jahil dan suka bercanda. Apalagi ke orang yang mudah dijahilin kaya kamu, Cha." ucapnya dengan tawa yang semakin keras hingga tangannya bergerak memukul meja.

Charoline menggelengkan kepala beberapa kali. Tak percaya jika teman satu-satunya yang telah lama bersamanya memiliki kepribadian tersebut. Ia pikir Nathan benar-benar seorang yang kalem dan tak pernah bercanda. Meski begitu Charoline tak pernah merasa kesal dengan apa yang disembunyikan laki-laki itu selama ini. Charoline bersyukur Nathan masih ingin berteman dengannya dan menceritakan semuanya.

Piano PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang