13 Maret 1989 Seoul City
Christian nama inilah yang tertulis dibatu nisan. Pria dengan pakaian serba hitam berdiri memegang bunga mawar hitam meletakkan bunga diatas tanah kuburan yang basah akibat guyuran hujan. Hari ini adalah hari yang cukup menyakitkan atau malah sebaliknya. Mengabaikan pakaian yang mulai basah ia menghampiri seorang anak kecil dan berbisik singkat ditelinga mungil itu. Terlihat jelas anak itu takut tubuhnya menegang kaku dicurinya pandangan melihat siapa orang yang berbisik beberapa menit setelahnya. Kepalanya pening Pandangannya memudar dan tidak lama setelahnya ia pingsan seorang diri tanpa ada yang membantu.
"Mimpi buruk yang mengerikan sudah terlewati. Ayah aku akan membalaskan dendamku karena sudah membunuhmu" ucapnya.
"Aku akan menghancurkan kalian semua. Lihat saja kau min yoongi" ujarnya tegas.
"Albert" panggilnya dan masuklah seseorang yang dipanggil tadi.
"kirimkan semua data ini ke sekutu kita. Semua yang ia perlukan ada disana dan buat jadwal untuk bertemu dengannya hari ini" ucapnya memerintah.
"Baik tuan laksanakan" membungkuk dan pergi.
"Tae beberapa hari ini hyung tidak melihatmu apa yang kau lakukan eoh" tanyanya sambil mengelus rambut halus taehyung yang kini sedang bersandar dipahanya. Tanpa menolak sedikit pun sapuan halus dikepalanya.
"Bermain" ucapnya singkat. Sedangkan penanya bingung tidak mengerti apa yang dimaksud bermain itu.
"Maksudmu apa Tae" tanyanya lagi.
"Ada tikus-tikus kecil yang harus ku beresi hyung" jelasnya singkat.
"Berhenti melakukan itu Tae. Hyung mengkhawatirkanmu" ujarnya. Sedangkan si empu bangun dari pembaringan empuk Dan sekilas menatap sosok disamping-Nya.
"Aku bukan Tae hyung tapi Vyn" tolaknya. Sedangkan yang bertanya hanya bisa menghela napas. Seokjin bingung dengan perubahan taehyung akhir-akhir ini. Ada kalanya ia seperti taehyung adik yang sangat ia sayangi, ada kalanya Vyn yang semena-mena dan Arson yang dapat menyamar menjadi keduanya. Ia takut taehyung nya terluka.
"Apa yang membuat taehyung sulit mengendalikan dirinya. Apa yang tidak ia ketahui. Apa taehyung menyembunyikan sesuatu darinya" batinnya bertanya-tanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tinggalkan dua bersaudara ini. Sekarang jungkook benar-benar mengamuk bahkan ia langsung turun tangan mengenai wilayah miliknya yang direbut paksa tanpa sepengetahuannya. Antek-anteknya sudah dikirim dan kini menyebar ke seluruh wilayah selatan. Bala tentara ia kerahkan dan tak segan-segan ia mengeluarkan uang dalam jumlah yang tak kecil menyewa hacker guna membobol keamanan disana.
Drttt... Drttttt... Drtttttttt...
bunyi ponsel bergetar menandakan suatu panggilan masuk. Langsung saja diangkat olehnya.
"....." belum lama telepon itu dibanting keras olehnya.
"Kurang ajar" amuknya dan seketika ia melemparkan bogem mentah kearah maid yang berada disamping-Nya.
"Tarik semua pengawal yang menuju wilayah selatan. Jika tidak mereka akan mati sia-sia" ujarnya memerintah. Detik itu juga keluarlah Maid bergegas ke lokasi yang dituju untuk menjalankan perintah atasannya.
"Sial apalagi ini.. siapa dibalik ini semua" ucapnya.
"Yoongi? Benar, Dimana min yoongi Aku harus menemuinya. Pasti ia tahu siapa dalang dibalik ini semua" ucapnya langsung melenggang pergi menemui ketuanya.
Mansion min,
Dengan cepat jungkook melangkahkan kakinya menuju ruang kerja yoongi. Terlihat ia menahan amarah dan langsung dibukanya pintu tanpa mengetuk mengabaikan sosok yang dicari sedang duduk terdiam ditempat-Nya.
"Siapa pelakunya" tekannya dengan mata yang menatap tajam sosok didepannya.
"Putra Christian" ucapnya singkat. Sedangkan jungkook diam membisu mendengarkan. Kerutan dikening terlihat siapa Christian? Dan mengapa putranya melakukan ini semua? Pikirannya bekerja mencari tahu.
"Edward" lanjutnya singkat. Sedangkan sosok di hadapannya ini membulatkan matanya. Ia tahu siapa orang yang dengan beraninya menguasai wilayah selatannya.
"Kau harus tenang jeon. Akan ku pastikan wilayah kesayanganmu kembali. Tapi aku butuh bantuanmu sebelum itu apa kau memiliki beberapa duplikat data yang hilang" jelasnya panjang tidak seperti biasanya.
Ini benar-benar urusan yang genting dan berisiko.
"Segera akan kukirim" ucap jungkook."Mari ku tunjukan sesuatu padamu tapi sebelumnya simpan pertanyaan diotak kecilmu jangan bertanya apa pun dan ikuti ucapanku" aturnya.
"Otakku cukup besar untuk menampung apa pun kau tahu" tolaknya tegas.
Mereka berdua masuk kesalah satu ruangan yang tak pernah jungkook ketahui sebelumnya. Tempat yang berukuran sangat kecil cukup untuk dua orang dan ketika masuk terlihatlah berbagai macam tampilan dan data-data yang cukup unfamiliar dimatanya. Fokusnya tertuju pada salah satu foto yang terpajang disudut ruangan. Ia tidak lupa bahwa ia harus mengurung niatnya untuk bertanya.
"Setiap data yang berada disini memiliki kode rahasianya sendiri" ucapnya
"Aku tahu itu" celanya cepat.
"Kau tidak tahu jeon itu hanya hal umum yang kau ketahui tapi dibalik itu semua ada sebuah garis tipis berkode yang bahkan sulit untuk mata tangkap dan itu benar-benar penting dibandingkan rahasia negara sekalipun" jelasnya.
"Aku tidak perlu menjelaskan apa isinya tapi satu hal yang harus kau ketahui dengan data itu milikmu akan kembali kecuali ..." terangnya terpotong
"Baiklah. Pertama-tama apa yang harus ku perbuat ketua" ucapnya serius.
"Sebenarnya aku tidak yakin apa ini akan berhasil mengingat kita berdua tidak tahu dimana letak kode garis itu berada. Aku pernah mempelajarinya tapi ini berbeda dari yang kupelajari. Kau tahu jeo..." jelasnya namun terpotong.
"Serahkan itu semua padaku" jawabnya langsung menghadap layar didepannya. Mengabaikan senyum dan tatapan yoongi yang bangga dengan sepupunya ini. Tidak salah jika ia dipilih menjadi orangnya.
Tanpa membutuhkan waktu yang lama akhirnya kata "Selesai" terucap dari belah bibir seksi itu.
"Kau hebat jeon" pujinya sedangkan sosok yang dipuji menampilkan wajah kerennya.
"Tapi ini belum selesai" lanjutnya.
Sudah 30 menit yoongi mengotak atik dan berurusan dengan data yang banyak tepat disana juga barulah jungkook tahu bahwasanya ia tidak mengetahui beberapa hal. Selang beberapa menit dilihatnya kening yoongi yang mengerut menandakan hal buruk sedang terjadi. Salah satu tampilan layar macet ditandai dengan putihnya layar. Hal itu juga membuat jungkook kebingungan. "Apa yang terjadi" hatinya berbicara.
Tidak berselang lama perlahan-lahan satu persatu layar monitor padam dan kecemasan jungkook mulai terjadi. Tangannya mengepal keras dan tatapannya mulai gelap seiring matinya layar monitor didepannya.
"Tidak mungkin dia... "jeda yoongi
"Sudah mati" lanjutnya lagi. pikirannya berkecamuk sosok yang sudah lama tidak ia temui tidak mungkin ialah orangnya. Ini sudah beberapa tahun lamanya terlewati. Kini keduanya terdiam tenggelam dengan pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] WAKTU YANG SINGKAT || K.V
RomanceON GOING.... "Kau tahu aku sangat membencimu Tae" ucap jungkook sambil menjambak rambut taehyung. "Aku benci kau disentuh orang lain Tae. Kau milikku hanya milikku" Melempar taehyung ke ranjang King size dan mengukung tubuh taehyung. "Aku menahan...