#17

572 47 0
                                    

"Hyung aku ingin bertemu dengan tae" pinta jimin dengan meremat sebuah kertas yang berada ditangannya yang sudah tanpa kusut. Sedangkan yoongi diam membatu untuk beberapa menit sebelum menjawab keinginan jimin untuk menemui sahabatnya itu. Otaknya berpikir apa yang harus ia perbuat. 'Apakah jimin mengetahui sesuatu' pikir yoongi.

"Kenapa diam hyung?" Lanjut jimin dengan raut yang tak terbaca namun masih dapat dilihat oleh yoongi bahwa jimin baru saja menangis.

"Taehyung sedang pergi jim" jawab yoongi singkat memalingkan wajahnya Berharap jimin tidak menanyakan lebih lanjut. Namun ketika ingin melanjutkan kembali yoongi terkejut dengan jimin yang sudah berada dihadapannya dengan tatapan yang mengintimidasi meminta penjelasan. Yoongi tahu hal ini akan terjadi namun seakan bungkam yoongi diam membisu menerima segala yang akan terjadi.

"Katakan sejujurnya hyung.. sejak kapan kau berbohong kepadaku hyung" tekan jimin yang kini menahan air mata.

"Katakan hyung.. tae tidak pernah mengirimi ku surat sama sekali" ucap jimin terbata-bata yang kini memukul dada jimin. derai Air matanya sudah jatuh sejak tadi.

"Tae..

"Taehyu.." ucap jimin. namun setelahnya ia kehilangan kesadaran. Langsung saja Yoongi menangkap tubuh jimin memeluk dan menangis melihat kondisi kekasihnya itu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berdoa dalam hati kecilnya semua akan kembali menjadi baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Sebelum menemui yoongi)
Sudah lama sekali jimin ingin menanyakan sesuatu kepada yoongi namun beberapa kali ia ingin bertanya selalu urung melihat kondisi yoongi yang tidak terlihat baik. Setiap pulang dari perusahannya ia selalu terlihat lesuh dan kurang tidur. Yoongi adalah tipe penggila kerja namun untuk beberapa bulan ini ia tidak terlihat seperti biasanya. Jimin mengurung niannya mengabaikan rasa penasaran yang ia simpan.

Tapi semuanya terbongkar ketika jimin memasuki ruang kerja yoongi. Mula-mulanya jimin berniat menghampiri yoongi untuk mengajaknya pergi ke pantai untuk menghilangkan kejenuhan serta menyegarkan tubuh dan pikiran. Tetapi ia harus berhenti kala melihat ruang kerja yoongi yang berantakan. Jimin menggelengkan kepalanya dan mulai mendekat untuk merapikan. Dengan cepat jimin membereskan kertas dan buku dimeja yoongi. Sedetik kemudian perhatiannya teralih pada sebuah kertas yang ada. Untuk jimin sahabatku. Tertulis jelas dikertas itu, disudut hatiku yang lain ia merasakan kecemasan yang bergejolak secara masif. Ku buka kertas itu dan mataku membulat seketika beban dipundak, hati dan pikiranku sedetik kemudian terjatuh menghamtam tubuhku. Jimin membekap mulutnya dengan tangan, tubuhnya gemetar dan perlahan jimin merosot air matanya jatuh namun langsung dihapusnya. jimin bangkit mengambil kertas itu dan mulai mencari keberadaan yoongi.

Dalam pencariannya Jimin menangis memikirkan taehyung. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan. Semua pikiran buruk yang selama ini mengganggunya ternyata benar. Perasaan kosong dan segala kegundahan yang menghampirinya nyata. Tepat disinilah sekarang. Jimin menghampiri yoongi.
Flash off

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sedangkan seseorang yang jimin tangisi kini sedang bersama dengan sosok yang membuatnya malas untuk sekedar menyapa. pria bergigi kelinci dengan tubuh kangguru menatap lamat wajah taehyung. Sosok itu tidak lain adalah jungkook. Taehyung benar-benar muak dengan tingkah laku jungkook. Tak dipungkiri bahwa taehyung penasaran kemana jungkook selama ini.
Taehyung menghela nafas jengah.

"Ada apa tuan jungkook mencari saya" ucap taehyung formal memecahkan keterdiaman keduanya.

"Aku merindukanmu tae" jawab jungkook gamblang.

"Saya tidak" ucap tae singkat.

"Sampai kapan kita akan terus seperti ini tae. Apa kau akan terus memainkan peran ini..

[END] WAKTU YANG SINGKAT || K.VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang