"Jika memang kau tak cinta dan enggan mencintaiku ..., tolong jangan membuatku jatuh hati terhadapmu!"
~Nirmala~***
"Harusnya kamu gak pernah kembali dalam kehidupan aku, setelah apa yang kamu lakukan!" isak Nirmala.
"Mbak?" tegur Sabda membuatnya lantas terkesiap.
"A-ada apa?" Nirmala segera menyeka air matanya kemudian membalikkan tubuh ke arah Sabda.
"Mbak ngapain di situ? Habis ada orang, ya?" tanya Sabda basa-basi.
"Ah itu, iya tadi ada orang yang salah alamat," jawabnya sembari menyunggingkan senyuman terpaksa.
Sabda jelas sudah tahu jika Nirmala sedang berbohong. Kenapa wanita itu tidak mengatakan yang sebenarnya? Mengapa dia menyembunyikan kedatangan Banyu? Merasa enggan berdebat, lantas Sabda hanya menanggapinya dengan ber-oh saja.
"K-kalau begitu ... aku ke kamar duluan," pungkas Nirmala seraya berjalan. Namun, ia malah menabrak tubuh Sabda. Nirmala menautkan kedua alisnya. Mengapa pria itu tidak menyingkir untuk memberikan jalan? Jelas-jelas dia tahu kalau Nirmala tidak bisa melihat di mana keberadaannya.
"Maaf," ucap Nirmala hendak berbelok melewati Sabda. Namun, pria itu malah menahan pergelangan tangan Nirmala--membuat sang empu terhenyak.
"Mas Banyu ngomong apa tadi?" tanya Sabda membuat Nirmala membolakan matanya.
"Jadi kamu tau kalau orang yang datang tadi itu Mas Banyu?" gelagap Nirmala.
"Iya, aku tau yang datang tadi itu dia."
"Terus kenapa masih tanya sama aku?"
"Aku cuma mau tau apa yang akan Mbak Nirma bilang. Ternyata Mbak berbohong," tutur Sabda menatap datar ke arah Nirmala.
"M-maafin aku, aku gak bermaksud bohongin kamu," desah Nirmala sambil menunduk lemah.
"Apa sebenarnya Mbak masih mencintai Mas Banyu?"
Pertanyaan Sabda barusan mampu membuat Nirmala tertegun beberapa saat. Tanpa harus dijawab pun, seharusnya Sabda tahu jika Nirmala memang masih sangat mencintai Banyu.
"A-aku gak tau," kilahnya.
"Setelah apa yang dia perbuat?"
Nirmala terdiam, bingung harus mengatakan apa. Sebab di satu sisi dia juga membenci Banyu.
"Seharusnya aku gak perlu bertanya hal itu. Hati Mbak memang cuma buat Mas Banyu," desah Sabda.
"K-kenapa kamu bilang begitu?"
"Melihat bagaimana Mbak menerima pelukan Mas Banyu kedua kalinya ... aku yakin kalau Mbak masih sangat mencintai dia!" ucap Sabda membuat Nirmala tergagap. Apa sekarang Sabda menganggap dia seorang wanita murahan?
"M-maafin aku. Gak tau kenapa, setiap kali mendengar Mas Banyu berbicara lembut ... aku seperti gak bisa berbuat apa-apa. Bahkan ketika dia peluk aku. Memang otakku sebenarnya menolak, tapi ...." Nirmala menggantung ucapannya. Dia tidak bisa bilang kalau hatinya masih menerima. Nirmala tidak mau membuat Sabda merasa tidak dihargai, walaupun pria itu pasti tahu dengan lanjutan kalimat tersebut.
Setelah beberapa saat hening, terdengar Sabda mengembuskan napas kasar.
"Apa itu artinya Mbak gak bisa mencintai laki-laki lain selain Mas Banyu?"
Setitik air mata jatuh menuruni wajah Nirmala. "Aku gak tau. Rasanya aku memang gak pantas buat dicintai laki-laki mana pun," lirihnya.
"Kalau aku menawarkan lebih dari Mas Banyu, apa Mbak Nirma bisa coba menerimaku?" tanya Sabda membuat Nirmala tertegun seketika. Dia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Sabda barusan.
![](https://img.wattpad.com/cover/314005019-288-k495703.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabda Untuk Nirmala (OnGoing)
RomanceNirmala Arista harus menerima takdir terburuk dalam hidupnya. Jelang satu bulan pernikahan, dia mengalami kecelakaan dan membuat syaraf matanya tidak lagi bisa berfungsi. Satu minggu menjelang hari H, calon suaminya--Banyu--justru tiba-tiba saja men...