Our Stories (Anime ver)

*:..｡o○ Kuroko Tetsuya x Reader ○o｡..:*

❃.✮:▹ My Favourite Seasons ◃:✮.❃
☆ Kuroko Tetsuya x Reader ☆
★ Start ★

.
.
.

Perkenalkan, namaku [Full name]. Aku hanyalah seorang gadis biasa yang kini tengah jatuh cinta pada salah satu pemuda di kelasku.

Sebenarnya aku sudah menyukainya sejak lama--lebih tepatnya saat kami masih SMP. Cinta pada pandangan pertama? Tidak, bukan itu. Pada awalnya aku hanya penasaran dengan sosoknya yang seringkali mengagetkan orang-orang karena hawa kehadirannya yang tipis. Lalu tanpa ku sadari, aku mulai mengagumi sosoknya yang tengah bermain basket.

Sejak saat itu, bisa dibilang aku seringkali memperhatikannya. Tolong jangan sebut aku sebagai penguntit karena aku tahu kalau menguntit seseorang itu bukan perbuatan yang baik. Aku hanya memperhatikannya saat ia berada disekitarku. Lagipula, dia teman sekelasku. Jadi bukan hal aneh kalau aku sering melihatnya disekitarku kan?

--Tunggu... Apa mungkin hal itu memang aneh atau sebuah kebetulan? Apa benar hanya kebetulan biasa?

... Atau mungkin, takdir? Bisa jadi aku dan dirinya cukup sering dipertemukan karena memang takdirnya begitu, kan? Ah, tapi aku tidak ingin terlalu percaya diri. Maksudku, yah... Aku cukup sadar diri dengan perbedaan kami.

Ku akui, pemuda bersurai baby blue itu memang tampan. Dia berbanding terbalik denganku yang bisa dibilang biasa saja. Lagipula, di timnya juga dia memiliki manager cantik yang menyukainya. Rasanya memang menyebalkan, tapi ku akui kalau mereka terlihat serasi saat bersama. Selain itu, sifat mereka juga bisa terbilang saling melengkapi kan? Kuroko-kun orangnya pendiam, sedangkan managernya orangnya ceria.

Sedangkan aku... Dari dulu aku selalu saja menjadi orang yang pemalu dan pengecut. Aku tidak memiliki keberanian untuk mendekati seseorang terlebih dahulu sebelum orang itu mendekatiku. Aku juga cenderung lebih memilih untuk diam jika orang itu tidak memulai percakapan duluan.

Dan jika aku dan dirinya sama-sama pendiam... Bukankah akan terasa canggung jika kami bersama?

Oh, sepertinya aku mengkhayal terlalu jauh--maksudku, kami tidak mungkin bersama kan? Lagipula mana mungkin dia mau menghabiskan waktunya bersama dengan gadis biasa yang tak memiliki daya tarik sepertiku?

Awalnya aku memang sudah menyerah pada perasaanku terhadapnya. Kupikir, setelah lulus SMP aku tidak akan lagi bisa melihatnya.

Tapi ternyata pikiranku salah. Entah kebetulan macam apa lagi, kami malah memasuki SMA yang sama tanpa janjian bahkan kami juga kembali menjadi teman sekelas.

Di musim semi pertamaku di sekolah baruku, jantungku dibuat berdetak kencang tak karuan hanya dengan mendengar kalimat darinya yang terbilang sederhana.

"Ternyata kita menjadi teman sekelas lagi ya, [Last name]-san. Untuk tahun ini dan seterusnya juga, mohon bantuannya ya."

Apa kau tahu apa yang membuatku sangat senang saat mendengar kalimatnya itu? Itu karena dia masih mengingatku sebagai teman sekelasnya. Selain itu, dia juga memanggil namaku.

Hanya dengan hal sederhana itu saja sudah cukup untuk membuatku merasa sangat senang.

Tadinya ku pikir dia tidak mungkin menyadari kehadiran orang sepertiku. Aku sungguh tidak pernah menyangka bahwa dia tahu kalau aku pernah menjadi teman sekelasnya--dan selain itu, dia bahkan mengetahui namaku.