chapter 20

776 51 1
                                    






Happy Reading 🤟



Hari demi hari berlalu, kedekatan Krist dan singto membaik, mereka berdua memilih berdamai dengan masa lalu, Namun keduanya enggan untuk bergerak ke langkah lebih jauh, singto dan Krist mengetahui isi hati nya sendiri namun mereka lebih memilih diam dibandingkan mengutarakan.

Tok
Tok
Tokkkkk

"Krist mari makan siang bareng" p'arm

"Baik phi aku akan membereskan ini dlu sebentar" ucap Krist sambil merapikan berkas berkas yang ada di mejanya.

Krist berusaha menjauh dari singto dia tidak ingin menaruh rasa lebih pada nya hanya karna mereka sudah melakukan itu ✌️

Namun semakin Krist menjauh singto selalu mengikuti nya, Krist tidak pernah di kasi ruang untuk menjauh pada akhirnya Krist mencoba mendekati laki laki lain apa dia menaruh rasa yang sama dengan singto atau tidak dia hanya ingin memastikan nya.


📍 Kantin kantor

Sekarang jam makan siang tentu saja sangat ramai dikunjungi para pegawai, Krist dan p'arm memiliki duduk dekat pintu masuk, Krist memesan beberapa makanan dan minuman p'arm pun begitu.

Makanan sudah di meja Krist makan dengan tenang namun tanpa di sadari ada sorot mata yang memperhatikan Krist dari jauh yaa itu singto entah ada angin apa singto ingin makan di kantin namun ia di sugukan dengan Krist yang sedang makan siang dengan p'arm bahkan mereka terlihat akrab, singto yang melihatnya dengan apa cemburu memilih memutar balik tubuh nya untuk kembali ke ruangan.

--------------------

Hampir setengah jam singto marah marah tidak jelas entah apa pemicunya.

"Ada apa dengan ku? Kenapa aku sangat marah melihat nya dengan orang lain"

"Aduhhh sadar singg dia bukan siapa siapa lu!!!"

Ucap singto pada dirinya sendiri sambil membasuh wajahnya.

Tok
Tokk

Krist masuk ke ruangan singto.

"Ada apa Krist?"

"Apa phi tidak keluar makan siang?, Aku membawakan mu sandwich dan kopi mungkin bisa untuk mengganjal perut" ucap Krist

'krist manggil singto phi di kantor itu memang di perbolehkan oleh singto malah singto yang menganjurkan, namun kalau mereka sedang berdua saja dan tidak ada orang lain'

"Ah baik Krist terima kasih, apa kau sudah menyelesaikan tugas yang ku berikan ?"

"Ah sudah ku selesaikan tinggal menunggu berkas dari divisi pemasaran saja"

Ceklek

Suara pintu terbuka di perlihatkan ada seorang wanita umurnya sekita 50an namun paras nya masih sangat cantik, siapa lagi kalau bukan mamanya singto.

Krist terpaku dia hanya diam saja, Krist tidak mengenali wanita di depannya, siapa wanita ini kenapa berani nyelonong masuk tanpa salam.

"Mama" ucap singto

"Apa mama mengganggu?" Ucap mamanya singto.

"Ah tidak, ma ini sekertaris singto yang baru namanya Krist"

ucap singto sambil menunjukan Krist pada mamanya, dan Krist tersenyum lebar.

"Hai nak kamu manis sekali, mama jadi gemas sama kamu" ucap mama singto dengan gemas

"Aah terimakasih banyak" balas krist dengan sedikit tersenyum dan menunduk

"Aah saya pamit undur diri, permisi" ucap krist

"Baiklah, terimakasih untuk makanannya" ucap singto sambil mengambil kantong plastik yang Krist berikan.

Krist keluar dari ruangan singto dan singto langsung duduk di samping mamanya.

" Jadi mama ada apa datang ke mari?"

" Nanti malam jangan lupa pulang kerumah ya, kamu emang tidak ke sepian di apartemen kamu, sesekali pulang dong"

"Iya ma iyaa nanti malam singto pulang kerumah"

"Yaudah mama mau pergi lagi ada janji Ama Tante Sinta mau pergi ke butik"

Ucap mama singto sambil berjalan keluar

"Hati hati maa"
Ucap singto sambil berjalan kembali ke meja kerjanya.

-----------

Jam menunjukkan pukul 18.15 singto keluar dari ruangan nya mengira semua karyawan sudah pulang, karena memang ini sudah sangat larut untuk para pekerja.

Namun saat singto melewati ruangan sekertaris nya lampu di sana masih menyala dengan terang bahkan laptop masih menyala.

"Krist kau belum pulang?"
Tanya singto masuk ke ruangan Krist tanpa ia ketok

"Aah phi aku melupakan sesuatu jadi aku memilih untuk menyelesaikan, ini sebenar lagi selesai ko"
ucap Krist dengan mata masih terfokus pada laptop nya.

Singto mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan Krist. Singto hanya terpaku melihat Krist yang sedang sibuk dengan laptop nya, Krist yang mengerjakan tugas dengan pipi nya Krist gembulkan itu sangat lucu bagi singto.

Hingga 15 menit kemudian Krist telah menyelesaikan pekerjaan nya, Krist merenggangkan otot otot nya, hingga tersadar ada pasang mata yang memperhatikan nya.

"Phi kau belum pulang?"

"Aku menunggu mu Krist"

"Ini sudah larut phi"

"Maka dari itu aku menunggu mu, apa kau sengang? Mari kita makan malam bersama"

"Aku selalu sengang phi, sebntar aku merapikan ini dulu"
ucap Krist sambil merapikan mejanya.

Krist dan singto berjalan beriringan menuju mobil, untungnya memang Krist tidak membawa mobil, jadi tidak perlu bolak balik, singto membuka kan pintu untuk Krist masuk.

"Apa yang kau lakukan phi, aku bisa melakukan nya sendiri "
ucap Krist yang masih binggung dengan sikap singto akhir akhir ini

" Agar cepat Krist"

Akhirnya mereka masuk ke dalam mobil, Krist mengenakan pengaman nya dan duduk dengan manis, cuaca hari ini sangat mendukung entah kenapa apa tuhan sangat merestui Mereka untuk pergi bersama, sedikit mendung dengan angin sepoi-sepoi.

Krist membuka kaca mobil sambil menikmati angin malam yang sejuk, melihat pemandangan dari dalam mobil.

Hingga 30 menit mereka di mobil, hanya terdengar suara alunan musik lama yang Krist dengar.

"Phi kita akan makan malam dimana apa sangat jauh?"

"Kita akan makan malam di rumah orang tua ku, tidak jauh Krist sebentar lagi sampai"

"Ha?!"

My Love is Stuck My Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang