Usia kandungan Haechan sudah memasuki 6 bulan. Haechan sudah tidak lagi mual dan pusing.
Namun tingkat kemanjaannya semakin meningkat, mungkin hormonnya sangat baik.
Tidak boleh seharipun melewatkan untuk tidak dipeluk seorang Jung Jaehyun suami tercintanya.
"Bear, maaf ya kalo daddy pulang telat nanti, daddy ada rapat sampai malem, hari ini sampe seminggu kedepan daddy sibuk sekali bear".
"Iya daddy gapapa Echan ngerti".
"Nanti malem tidur duluan ya jangan nunggu daddy, nanti sebelum daddy tidur daddy elus adek".
Haechan tersenyum, seenggaknya jika Jaehyun sibuk dia tidak melupakan calon anaknya yang selalu ingin dimanja, tidak bisa jauh dari daddynya.
"Yaudah daddy berangkat dulu ya bear".
Jaehyun jongkok menyamakan mukanya dengan perut Haechan. Tangan Jaehyun mengelus lembut perut Haechan.
"Adek, daddy pergi dulu ya, adek jangan nakal jangan rewel harus nurut sama mommy ok".
"Daddy sayang adek, jagain mommy ya sayang".
Jaehyun mengecup perut Haechan. Jaehyun berdiri dan melumat sebentar bibir Haechan.
Ini dilakukan setiap hari sebelum Jaehyun berangkat.
"Hati-hati daddy".
Jaehyun mengangguk dan tersenyum lalu pergi.
Haechan selama hamil hanya duduk diam tidak ada aktivitas lainnya.
Aktivitas yang dia lakukan hanya sesuai arahan dokter. Jaehyun melarang keras Haechan menyentuh dapur selama dia hamil.
"Yaudah mending aku yoga aja deh udah 2 hari ga yoga, ayo adek kita olahraga" monolog Haechan dengan mengelus perutnya yang sudah semakin membesar.
Ada tendangan yang dirasakan dari dalam perut.
"Wahh adek semangat sekali, makasih adek udah selalu jadi anak baik".
Haechan bahagia setiap kali dia berbicara dengan calon anaknya itu dia selalu merespon dengan sedikit gerakan bahkan kadang tendangan yang sampai Haechan mengaduh nyeri.
"Permisi Nyonya, ini ada kiriman bunga, tertulis dari tuan Jaehyun" ucap Maid.
"Dimana bunganya mba ?".
"Masih dicek sama Tuan Lucas Nyonya".
"Nanti kalo udah, taruh di ruang biasa aja ya mba kamar tamu".
"Baik Nyonya, saya permisi".
"Tumben banget daddy ngirim bunga, biasanya kan coklat".
Haechan mengambil handphonenya untuk menelfon Jaehyun, tapi tidak diangkat sama sekali.
Haechan juga menelfon Yuta tapi sama saja tidak ada jawaban.
Haechan bukan ingin mengganggu hanya mau mengkonfirmasi apa benar bunga itu dari Jaehyun.
"Yaudah chat ajalah takut ganggu daddy".
--
"Mau istirahat dulu ga bos ? Dah pucet banget tu muka".
"Nanggung, bentar lagi".
Jaehyun berlari kekamar mandi, meninggalkan klien dan karyawan yang lain.
Jaehyun lari kekamar mandi, mual dan pusing sangat dirasakan Jaehyun. Disusul Yuta ke kamar mandi.
Sebenarnya Jaehyun tidak selalu mengalami hal ini hanya kadang-kadang saja, tapi ini bukan waktu yang tepat Jaehyun untuk tumbang sedangkan pekerjaannya masih baru 40%.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank U (JAEHYUCK)
FanfictionKisah seorang jung jaehyun yang hidupnya penuh tekanan dipaksa menjadi sempurna ditinggalkan dan dicampakkan oleh keluarganya, membuatnya menjadi pribadi yang kejam, tapi suatu hari dia bertemu dengan lelaki manis yang sangat amat memiliki kepribadi...