[R E V] Brother|04

347 30 0
                                    

Halo, ini sudah saya revisi yaa, dan mungkin ada beberapa penambahan dan pengurangan. Tapi intinya masih sama kok. Per part akan saya unpublish lalu saya publish lagi. Terima kasihh 🙏🏼

####

"Jadi kangen mas Revan." ucap Sera sembari menatap langit-langit kamar yang ditempati oleh Jihoon.

"Mas Revan?" tanya Jihoon bingung.

"Ah, mas itu sama dengan kak. Mirip seperti saat aku memanggil Kak Ji. Hanya saja mas adalah bahasa daerah disini." kata Sera menjelaskan. Jihoon mengangguk-angguk paham.

"Begitu, memangnya kakakmu dimana?"

Jihoon merubah posisinya menjadi miring menghadap Sera, dia menumpukan kepalanya di salah satu tangannya. Kalau Sera sendiri, dia sedang lesehan di karpet dengan tubuh yang telentang.

"Menikah, tinggal sama keluarganya sendiri," jawabnya. Tanpa sadar, Sera mulai bercerita sedikit tentang kakaknya. Dia terlihat tersenyum kecil dengan pandangan menerawang.

"Dulu, sebelum dia menikah, aku suka banget datang ke kamarnya ini. Entah cuma buat rebahan ataupun ganggu dia ngerjain tugas kuliahnya,"

"Terus kalau lagi senggang, biasanya aku minta kepalaku diusap pas mau tidur. Bahkan dulu aku sering banget ketiduran disini karena nungguin dia selesai nugas, hahaha."

"Mas Revan tuh kakak terbaik yang pernah aku kenal. Dia perhatian banget sama aku, dia juga selalu memprioritaskan aku dulu daripada dirinya sendiri."

"Kak Ji tau ngga sih, Mas Revan bahkan pernah rela pulang dari KKN nya yang sedang berlangsung cuma buat nemenin aku operasi biar aku ngga ketakutan. Padahal kan, itu nanti mempengaruhi hasil nilai untuk kelulusannya."

Sera tersenyum dengan lebih lebar mengingat semua perlakuan kakaknya itu padanya. Hatinya terasa hangat.

"Sebesar itu effort yang dia kasih buat aku. Bahkan semua kebaikannya belum bisa aku ganti. Sejauh ini, cuma mas Revan yang sebaik itu ke aku. Lainnya hanya bersikap biasa, tidak seistimewa perlakuan mas Revan."

Di sepanjang cerita, Jihoon mendengarkan tanpa menyela sama sekali. Dia hanya diam sambil menatap Sera penuh perhatian. Sera tiba-tiba memekik.

"Astaga! Maaf jadi cerita tentang itu. Soalnya aku lagi kangen banget. Udah lama aku ngga ketemu sama mas Revan."

Sera mengusap air matanya yang entah sejak kapan sudah sedikit turun ke pipinya. Dia lalu tertawa pelan

"Gapapa," kata Jihoon tak masalah sembari mengusap lembut rambut Sera dengan posisi yang tak berubah. Usapan itu membuat Sera memejamkan matanya merasa nyaman.

"Aku bisa. Aku bisa melakukannya, tapi aku tidak suka jika apa yang kulakukan disamakan dengan orang lain. Apalagi dibandingkan. Jadi, aku akan melakukannya dengan caraku sendiri." gumam Jihoon pelan, yang tanpa ia ketahui jika Sera mendengar kalimat tersebut meskipun gadis itu terlihat seperti tertidur karena usapan tangan Jihoon.

Senyum yang samar timbul di wajah Sera. Aku sudah tahu, kak. Aku sudah bisa merasakannya saat kamu mengetuk pintu kamarku.

#1 : U - Jihoon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang