[R E V] Question|05

325 28 1
                                    

Halo, ini sudah saya revisi yaa, dan mungkin ada beberapa penambahan dan pengurangan. Tapi intinya masih sama kok. Per part akan saya unpublish lalu saya publish lagi. Terima kasihh 🙏🏼

####

"Ini sekolahmu?" tanya Jihoon memastikan.

Kesan pertama yang Jihoon dapatkan adalah besar dan terlihat lumayan megah di bagian depannya. Sera mengangguk membenarkan. Dia lalu berkata,

"Nanti aku pulang jam 1.25 siang, kak. Kalo Kak Ji bosen di rumah atau pengen keluar, Kak Ji bisa jalan-jalan sendiri ya, pake maps."

Jihoon menggeleng, "Aku di rumah saja. Oh iya, nanti pulang sekolah aku jemput ya." katanya yang membuat Sera terkejut.

"Lhoh! Beneran?! Emang kakak bisa naik motor?" tanyanya khawatir.

Pagi ini, Jihoon memang ikut Sera ke sekolahnya dengan naik motor -- tentu saja Sera yang memboncengkan Jihoon. Dan tadi saat ditanya alasannya, Jihoon hanya menjawab jika dia ingin melihat-lihat saja.

"Kayaknya bisa, kalo ga bisa ya. . . jatuh." jawab Jihoon enteng.  Sera menatap Jihoon dengan berbinar. Dia bersorak senang. "Wahh, makasih Kak Ji!" serunya.

Sera refleks memeluk Jihoon karena merasakan euforia yang tak terbendung. Sudah lama sekali ia ingin kembali merasakan diantar-jemput. Karena sebenarnya, Sera malas jika harus membawa motor sendiri.

Jihoon melepas pelukannya dan mengusak rambut Sera. Membuat sebuah senyuman mengembangkan di wajah si gadis. "Iya, sama-sama. Nanti tunggu dulu ya, kalau aku belum sampai." kata Jihoon. Sera mengangguk dengan semangat.

"Kalau begitu aku masuk dulu ya, kak! Dadahh! Kak Ji hati-hati pulangnya!" pamitnya seraya melambaikan tangan pada Jihoon dan pergi. Jihoon membalas lambaian itu sambil tersenyum kecil.

####

Sera sampai di kelasnya. Temannya -- yang bernama Aska -- ternyata sudah datang lebih dahulu dan sedang menunggu di bangku mereka.

"Pagi, Aska!" sapanya sembari meletakkan tasnya di atas kursi.  "Pagi!" sahut Aska. Wajahnya sudah terlihat tidak sabar.

"Ana apa? Gosip baru?" tanya Sera yang sudah paham dengan tabiat teman sebangkunya itu. Sangat paham, malah. Aska menggelengkan kepalanya.

"Engga, aku arep takon."

Sera mengerutkan keningnya. "Tadi aku ngga sengaja weruh kowe dianter sama cowok. Ganteng, pula! Udah tak pastiin kalau itu bukan mas mu. Dia siapa? Pacarmu?" tanya Aska beruntun.

Sera terlihat diam, berpikir. Sebelumya, Jihoon sudah meminta dirinya untuk jangan memberi tahu siapapun soal keberadaan nya. Namun ini Aska -- sahabatnya -- yang sudah tau seluk beluk kehidupan hingga seluruh keluarganya.

Ah, gapapa lah batin Sera akhirnya.

"Iya, pacarku. Kenapa? Pengen?"

Sera menaik turunkan alisnya menggoda, membuat Aska menjadi kesal karena perkataan sahabatnya yang terdengar mengejek.

"Ih! Apasih?! Ora! Aku tuh cuma nanya! Tapi kayake, dia seumuran sama mas mu, ya?" Aska kembali bertanya yang dibalas anggukan oleh Sera. "Iya, tapi lebih tua mas ku. Beda berapa ya? Kalau ngga salah, 2 tahun deh."

Aska membulatkan mulutnya dengan mengangguk-angguk paham.

"Ohh. Eh, terus terus, ada lagi! Kamu tau, ta kalau aku ki k-popers. Aku lihat-lihat wajahe pacarmu tadi mirip wajahe bias ku. Tapi kalau aku pikir pikir lagi, ya, ga mungkin. Mustahil banget sampai sini. Apalagi nganter kowe, dadi pacarmu, pula!"

"Aih! Beruntung banget kowe punya pacar mirip idol. Kapan-kapan ajak ketemuan sama aku, ya! Aku pengen lihat kembarannya bias aku. Kalo ngga bisa liat yang asli, kembarannya juga boleh! Hehe." ucap Aska yang sudah tertawa sendiri membayangkan hal tersebut. Mengundang Sera untuk menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Iya, iya! Tapi aku ngga janji!" peringatnya. Aska mengangguk cepat, ia masih bertahan dengan senyum anehnya. Membuat Sera hanya dapat prihatin melihat keanehan sahabatnya.

#1 : U - Jihoon [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang