AL-KHAFA ٣٣

614 36 9
                                    

📖📖📖📖📖


Pakaiannya terlihat sedikit acak-acakan, kemeja putihnya tampak kusut sekusut rautnya dan jas berwarna abu-abu gelap itu tersampir sembarang di tangannya. 

Laki-laki itu gusar, manakala mengetahui sesuatu rahasia penting yang selama ini tersimpan rapat dan rapi. 

Huft!

Fariz keluar dari mobilnya, ia baru sadar jika ada mobil asing berada di halaman rumahnya. Setelah menutup itu mobil, tak lama suara halus dari seorang perempuan mengucap salam. Ia pun segera membalikkan tubuhnya. 

Deg,

Tatapannya terkunci pada sosok perempuan mungil mengenakan busana hijau gelap menggandeng anak kecil berjalan kearahnya. Bukan, lebih tepatnya mobil perempuan itu. Semakin dekat, perempuan itu menyapanya dengan senyum kecil diiringi anggukan kepala.

"Permisi...."

Masyaallah!

Jantungnya semakin bertalu-talu. Senyum yang membingkai wajah mungilnya membuatnya menggila. 

"Fariz!"

Astaghfirullah!

Fariz tersentak ketika Baba menegurnya. Segera ia pun mengangguk dengan senyum canggung. Netranya mengikuti gerak-gerik perempuan itu hingga mobil yang di kendarainya tak terlihat. 

"Sabar, belum waktunya," kekeh kecil Baba sambil mengelus bahunya. 

"Ba...."

Baba berdecak kecil. "Sudah, ayo masuk dulu!" Sambil merangkul tubuh putranya itu.

"Tadi dia cuma jemput keponakannya saja," ujar pria paruh baya itu setelah duduk di sofa ruang tamu. "Ndak perlu nyesel gitu. Nanti pasi ada waktunya."

Dengan sorot gundah, Fariz menatap Babanya. "Bukan masalah itu Ba." Telapak tangannya menangkup wajahnya yang tertunduk. 

"Gamophobia. Dia takut berkomitmen, Riz. Kondisi seperti itu bisa saja terjadi oleh siapapun karena ketidakpercayaan diri yang berlebihan selain itu, pengalaman dan trauma di masa lalu bisa jadi penyebabnya."

"Kejadian atau pengalaman orang lain yang sangat buruk dalam kehidupan pernikahan juga bisa menjadi alasan seseorang itu takut untuk berkomitmen dan menikah dengan pasangannya. Orang yang mengalami gamophobia merasa bahwa pernikahan bisa menjadi mimpi buruk yang sebaiknya harus ia hindari."

"Ada apa Nak?"

Fariz mengusap kasar wajahnya lalu menatap Babanya. "Dia sedang tidak baik-baik saja Ba. Dia sakit. Psikologisnya sedang tidak baik-baik saja Ba. Dia trauma Ba. Fariz, Fariz takut Ba." Menyembunyikan lagi wajahnya dengan telapak tangannya.

Dia benar-benar gusar, cemas, khawatir, marah, entah tidak tahu apa yang sekarang ia rasakan. Rasanya bercampur aduk. 

Tanpa bertanya apa yang menyebabkan trauma itu terjadi, Fariz sudah bisa menebak sendiri alasannya. 

Ingin rasanya Fariz menuntut dalang penyebab trauma dari seseorang yang berharga di hidupnya itu.

Andai, ia lebih dulu datang.

Andai, ia tak sepengecut itu.

Pasti semua akan baik-baik saja.

"Istighfar, Nak!"

"Astaghfirullahal adzim," helanya diiringi hembusan napas.

"Insyaallah ada cara, ada jalan keluarnya. Sekarang kamu bersih-bersih dulu, sebentar lagi magrib. Nanti kita sama-sama cari solusinya."



*****


Sementara itu di tempat berbeda, seorang perempuan berkerudung pashimina hitam yang melilit lehernya, duduk bersedekap tangan menatap lawan bicaranya. Menyimak informasi dari orang di hadapannya ini yang memang ia perintahkan untuk mencari tahu tentang pacarnya. 

Karena akhir-akhir ini pacarnya itu seolah keberadaannya menghilang dari bumi. Yang biasanya menghubunginya kini tidak ada sama sekali. Yang biasanya setiap hari selalu menyempatkan untuk bertemu, kini juga tidak. Ia pun juga sudah berusaha menghubungi namun nomor pacarnya itu sama sekali tidak aktif. Di segala tempat yang biasanya di datangi pun tidak ada. Dan Zyela menyesal tidak bertanya perihal alamat rumah pacarnya.

Huft!

Dengan memanfaatkan kekuasaan keluarganya, Zyela nekat untuk mencari tahu tentang pacarnya meski resikonya, Aa' akan tahu apa yang di lakukannya. Bodo amat pikirnya. yang penting ia tahu dimana keberadaan pacarnya.

Dan dari informasi yang ia dapatkan, sungguh membuat hatinya terguncang. Ternyata selama ini, ia di jadikan sebagai selingkuhan?

Pria bajingan itu ternyata sudah menjadi calon suami wanita lain. 

Oh sh*t! 

Dan kapan tadi pernikahan pria itu? Lusa? 

Oh My God!

Zyela benar-benar di butakan oleh perlakuan manis pria bajingan itu. Bodoh kau Zyela, rutuknya.

"Dan sepertinya saudara perempuan Nona sudah mengetahui perihal ini. Karena saya juga mendapatkan informasi jika calon istrinya itu menggunakan jasa AS Bridal Boutique sebagai gaun pengantinnya."

Mata Zyela seketika melotot, dadanya semakin bergemuruh. Kini emosi mengusai hatinya. 

"KHAFA!" geramnya.




🎈🎈🎈🎈

30-09-2022

Assalamualaikum man teman! Semoga kalian dalam keadaan sehat wal afiat iya, amin.

Selalu saja kalau aku buat notes seperti ini, aku akan selalu meminta maaf. 

Maaf karena updatenya lama dan ndak menentu.

Dan aku ucapkan beribu terimakasih masih setia menjadi pembaca ceritaku. 

Maaf dan terimakasih banyak man teman. Semoga Allah selalu meridhoi langkah kalian ya! Amin....


Wassalamualaikum... 

Doakan segera cepat Up enggeh, hihi.....

Pha-phay 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AL-KHAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang