Prolog

1.2K 99 10
                                    

[Short Story]


Mendengar mesin mobil mulai redup digarasi depan, Shienna tidak serta merta langsung mengangkat bokong dan berlari kecil menyambut kepulangan Taehyung dari pekerjaannya nyaris tengah malam. Hanya duduk mematung bersama pikiran yang ribut, menelan saliva begitu pintu rumah diketuk. Kanna dengan tangan bergetar membuka daun pintu untuk sang tuan tanpa berani menolehkan ujung tatapannya pun pada Shienna bergaun hitam kemudian berlari meninggalkan situasi sesak tak terelak.

Mata Shienna hanya menyorot lurus pada kedatangan tungkai semakin lebar untuk mendekat. Bergumam jengkel si wanita tidak melakukan kebiasaan sama melebarkan kedua lengan memberi nya pelukan hangat. Sesaat ketika Taehyung sudah berdiri dihadapannya, Shienna mengulas senyum tipis. Bergerak berdiri disertai dada nya bergemuruh. Meniti wajah lelah Taehyung menyentuh lembut.

Dagu Shienna sedikit ditarik dan seluruh tubuhnya beraksi diluar kendali begitu Taehyung menyatukan birai keduanya hangat, mulai mencium dengan hisapan ringan tak kalah romantis seperti sudah-sudah, pandangan Shienna menjadi kosong serta merta menelan saliva kesusahan. Sesaat Shienna mencengkram kuat kedua lengan Taehyung membuat pria itu melepaskan cumbuannya bingung. Ia bahkan belum menyusup diantara belah bibir Shienna buka. Tak melepas kaitan bra, hanya mengusap punggung berbataskan helai kain Shienna pakai.

Shienna mengatupkan bibir bingung, belum lagi harus mengubah segala raut wajahnya secepat kilat guna menghalau pertanyaan Taehyung tak bisa dijawab. Tenggelam dalam netra sewarna madu cerah, Taehyung memiringkan kepala menyentuh jemari Shienna dingin. Menggenggam diberi hangat sama sekali tidak berniat melepaskan tatapan gelap penuh selidik. "Ada apa, hum?" pertanyaan awal yang semakin membuat Shienna tercekat pilu.

Menggeleng dalam balutan telapak tangan Taehyung mulai menangkup garis rahangnya diusap dengan ibu jari, Shienna memilih menghembuskan napas dan menoleh pada putaran jarum jam berdetak dipukul sebelas malam. "Kau pulang larut malam ini, aku was-was terjadi sesuatu padamu sampai tidak bisa berpikir jernih."

Rasionalnya kalah. Taehyung semakin mengernyitkan dahi menemukan gerakan kacau dikedua netra Shienna. Ia bergerak mengusap lengan Shienna, menariknya perlahan dan memeluk nya erat. Dibalik kecupan pada puncak kepala rasa sakit semakin memukul dada Shienna sangat keras.

"Taehyung, aku menyayangi mu." melingkari kedua tangan pada punggung Taehyung, Shienna berbicara lirih. Terdengar putus-putus, memiliki sirat frustasi. Sejemang ia terpejam menghirup feromon Taehyung suguhkan, sangat jantan, penuh gelora menarik seluruh perasaannya ikut serta. Dalam gelombang perih menghamburkan luka, posisi tertinggi akan tenggelam beberapa waktu kedepan, kemungkinan Shienna akan didepak sebagai sang pemilik dalam ketidakberdayaan.

"Dan aku lebih daripada itu Shien. Aku mencintaimu, sangat." kalimat sejatinya adalah sebuah kelegaan memulai tawa, sudah berubah menjadi lebam sekujur tubuh kendati Taehyung tak memukulnya. Ada irama tidak lagi konstan dalam kepercayaan, segalanya hancur sepersekian lebih cepat daripada gelas dilemparkan ke dinding. Atau nyaris mati dalam banyaknya angan belum tercapai baik.

Kedua tangan Shienna lekas merosot turun, menjauh dari tubuh dihadapannya dan Taehyung segera mengisi jemari nya penuh. Dibawa pada lantai dua tempatnya kamar untuk beristirahat. Sepanjang undakan tangga yang terlewat, tak sedetikpun Shienna tak melirik wajah lelah Taehyung disampingnya. Merangkulnya. Menghujani dengan ciuman sampai sudah paham setelah ini kemana arah tujuan dari sentuhan memabukkan itu.

Dorongan pintu dengan ujung kaki, lalu jas kerja nya dibuka cepat. Dimensi kamar diubah dalam sekejap belah bibirnya kembali memangut milik Shienna terkesan lebih menuntut. Menyesuaikan langkah kaki Shienna mencapai kasur untuk menelentangkan wanita itu dibawah tubuhnya. Dengan decapan dan suara ribut dari mulut, Taehyung menarik gaun Shienna untuk diangkat. Mencuri kaitan bra dibelakang punggung menangkup serta memelintir luncatan kecil dikedua dada Shienna. Dipilin dan diremas pelan.

"Ergh."

Shienna kalah telak disaat Taehyung masih merajai dengan desakan penuh sanjungan. Gerakan dan hentakan bersama hujan pujian sembari menatap lekat wajah sang puan. Tetesan peluh lebih awal memberi kabar duka bahwa air mata tidak bisa lebih cepat untuk turun. Egois. Perasaan mendominasi sampai erangan itu sungguh terkesan sama-sama menginginkan, mendamba, mencintai dengan selalu berbicara dirty membalut perlakuan kelewat nakal. Semua organ. Dibicarakan penuh kenikmatan. Dibangunkan lebih bergairah dan di saksikan oleh masing-masing mata pada pantulan cermin disegala sisi menampung keduanya.

Pada paha sekal tempat Shienna bertumpu. Menggerakkan badan naik turun atau digesek depan belakang turut melingkar demi kesan erotis dan erangan dari belah bibir keduanya sangat nikmat. Mengadah ketika menara Taehyung semakin masuk sangat dalam atau mulut pria itu memilih terpenuhi oleh gairah payudara Shienna naik turun.

Taehyung menyaksikannya, sosok yang ia puja sedang berkeringat deras. Diterpa cahaya terang lampu kamar membuatnya membasahi bibir erotis. Memandangi lurus pada bagian belakang tubuh Shienna dibalik pantulan cermin dan bokong membulat bergoyang memberi celah bagaimana miliknya tertanam sempurna. Semakin dekat membuat Taehyung berbisik liar. Meremat kedua pinggul Shienna menggoyangkan lebih cepat.

"Agh..."

Memeluk pundak Taehyung ketika cairan kedua nya menyatu dibawah. Gebu napas berusaha dibuat stabil. Kecupan Taehyung pada pundak telanjang Shienna, pria itu mengubah duduk bersila menjadi diluruskan. Menyentuh kedua bahu Shienna dan menghapus peluh sang wanita serta helai-helai lepek disingkirkan kebelakang telinga.

Detik itu juga Taehyung terdiam, jantungnya dihantam kuat bersama derasnya air mata Shienna keluar membasahi pipi. Tatapan sendu, menyayat penuh lingkupan luka. Taehyung mengetatkan rahang dengan suara gigi geraham terdengar ringan. Dahi nya mengernyit hebat manakala Shienna menghempaskan tangan dan memilih menghapus air mata nya sendiri. Birai bawahnya bergetar ketika Shienna berusaha tenang membentuk pola acak pada dada Taehyung.

Shienna tertawa dalam tangisannya tak terduga. "Sial! aku terlalu terbawa rindu dalam percintaan kita." katanya menggulum bibir menyampirkan kedua tangan pada bahu Taehyung tak kalah basah.

"Kau seksi sekali, aku melihatnya dari belakang dan atas tadi." ucap Shienna dengan gerakan alis menggoda. Bibirnya digigit sensual. Taehyung bernapas lega setelah banyak kekalutan melingkupi kepala. Menyentuh kedua pipi Shienna, berciuman mengakhiri gairah sesi pertama. Masih punya banyak waktu, harusnya seperti itu. Paling mereka akan benar-benar mengakhiri dipukul satu nanti. Selebihnya hanya lontaran nakal memberi jeda memulihkan energi.

Kendati nanti ia bisa saja didepak, Taehyung masihlah miliknya dan Shienna masih menjadi ratu didalam rumah itu tanpa kekuatan apa-apa lebih besar dari wanita yang dilihatnya dalam balutan rapi berperut besar. Menenteng beberapa paperbag dengan seorang pria mengenakan topi hitam dan masker menutupi wajahnya dalam pusat perbelanjaan bayi.

Makan bersama ditempat tak biasa, kemungkinan Taehyung hanya tidak ingin kebiasaannya dengan Shienna terlintas ketika bersama wanita itu, atau Taehyung tidak mau kebusukannya sampai tercium pada indera Shienna.

Sayang, wanita itu datang sendiri tanpa diundang meluluhkan segala kesempurnaan Shienna membuatnya menjadi keping-keping tak bernilai. Jika Taehyung mengkhianati nya, apa yang bisa Shienna perbuat selain menerima dan menawarkan diri mengasihi sang wanita kelak akan menjadi ibu dari keturunan Taehyung.

"Temanku akan memiliki seorang anak, temani aku memilih kado untuknya besok, ya?"

Meski Shienna tau, bahwa Taehyung sudah menjadi darah menghidupkan nadi nya tetap berdetak. Dan nadi itu pula menghabisi Shienna dengan segala janji yang tak ternilai lagi harga nya.

Dan, alasan Shienna untuk bertahan sebagai ratu rasa selir dalam kehidupan Taehyung. Disakiti diam-diam. Bukankah Taehyung juga harus ikut tenggelam dalam rasa sakit milik Shienna? bukankah Taehyung sangat mencintai nya? harusnya jika Shienna membangun kolam luka berdarah, Taehyung akan bersedia masuk kedalamnya juga, bukan?

Anniversarry kali ini, Shienna akan membuktikan bentuk kecintaannya yang ternilai untuk Taehyung.

[]

Anniversary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang