Chapter 5

391 75 35
                                    

"Tuan Taehyung menginap, Nyonya."

Shienna belum membalas pesan itu kendati dikirimkan pada pukul sebelas tadi malam. Hanya memandangi beberapa kalimat dan poto rumah Hyejin: tepatnya kamar Hyejin sudah dalam keadaan remang. Mobil Taehyung diparkirkan dan pintu pagar dikunci rapat. Duduk ditepi ranjang dengan rambut belum dirapikan, Shienna sama sekali tidak tertidur. Sebentar pun. Ia hanya berdiam diri, duduk, tidak bergerak, melamun atau sesekali mengecek lagi pesan Taehyung telak membohongi nya.

"Aku harus lembur. Janji, pagi-pagi sekali sebelum kau terbangun aku sudah disana. Hum?. Mimpi indah Shien." mematri sebuah senyuman hambar, detak jarum jam menuju pukul lima dan pria itu menambah kebohongannya berkali-kali. Shienna menghembuskan napas panjang lalu meletakkan ponsel nya diatas nakas. Bergegas membuka seluruh tirai jendela dan balkon kendati matahari belum terbit. Langkah kaki meringan dan gerakan tangan menarik sprei untuk diganti. Shienna memproduktifkan pagi nya untuk menghilangkan dengingan dikedua telinga dan pusing merambat leher bagian belakang. Sedikit hoyong tapi bukan masalah besar ketika ia berhasil menggerai sprei baru.

Pakaian kotor miliknya dan Taehyung disatukan dalam sebuah keranjang, masuk kedalam kamar mandi guna mengambil handuk dan meletakkan juga dalam keranjang. Shienna merapikan meja kerja Taehyung, menyusun lembaran dan beberapa dokumen penting pekerjaan, mengambil Vacuum cleaner dan membersihkan kamarnya sendiri. Setelah itu Shienna duduk didepan cermin. Membenarkan posisi barang-barang miliknya dan punya Taehyung setiap kali diperingati tetapi masih saja terus berantakan. Shienna menyusunnya, berdampingan sesuai keperluan. Sampai tangannya lelah sendiri, terjatuh botol parfum Taehyung menyembur diatas lantai. Mengenai sedikit kaki terluka akibat goresan beling.

Tangisannya keluar.

Bukan, ini bukan tentang kesakitan keluarnya darah pada punggung kaki. Lebih pada nyeri dalam hati membuat rongga menyempit menjadi sesak. Ia melepaskan cincin pernikahan. Meletakkan diatas meja lalu mengamati. Sedemikian rupa tayangan kebahagiannya dipersunting Taehyung. Pria itu menekuk kaki dan bersimpuh dengan senyuman penuh harap, kegugupan menggenggam sebelah tangan Shienna untuk menunggu jawaban apakah Shienna mau menjadi istri Taehyung untuk selama-lamanya. Lalu Taehyung hanya memberikan dua pilihan yang tidak bisa ditolak sama sekali. "Ya dan Tentu saja."

Shienna mengusap air matanya, ketika Taehyung selalu memberikannya sepenuh perhatian, raut wajah yang tidak bisa mengelak betapa pria itu sungguh. Apa sudah cukup masa nya dan Taehyung bosan? pengejarannya pada Shienna mengalami kelelahan dan ia memilih berbelok dari jalan yang mereka inginkan ditempuh bersama-sama. Shienna berkali-kali menepuk dada nya sesal. Meraup wajah dan memejam dengan mengatakan.

"Kau terlalu mudah untuk disakiti, Shienna. Kau cantik, kau mandiri, kau pekerja keras, kau tidak lemah sama sekali, kau bisa berdiri diatas kedua kaki mu, kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan, kau bisa memiliki semuanya. Kau hanya perlu waktu, dengar? kau perlu waktu setelah kehilangan. Tetapi waktu itu tidak bisa ditunggu oleh Taehyung barangkali, waktu itupula yang membuat mu sadar, kesalahanmu dan jumlah Taehyung mencintaimu. Waktu itulah yang harus kau perbaiki untuk memenuhi dirimu. Untuk menyempurnakan hidupmu, Shienna. Mari... gunakan waktu itu dengan sangat baik dan beritahu Taehyung bahwa kau sungguh menepati janjimu."

Afirmasi yang setidaknya mendatangkan setitik melegakan dalam gelapnya perasaan. Shienna menyisir rambut dan mengikatnya kuncir kuda. Mendorong kursi dan meninggalkan kamar membawa keranjang pakaian kotor tanpa membersihkan sisa pecahan parfum Taehyung. Menuruni satu persatu tangga, Shienna meletakkan keranjangnya di dekat tempat pencucian pakaian sontak membuat Kanna menjingkat bahu ketika akan mengecek persediaan disana.

"Nona.. kenapa kau yang membawanya? aku bisa mengambil nanti."

"Bukan masalah besar, aku hanya melihatnya dan kupikir akan lebih cepat ketika aku membawa nya turun. Kau bisa mencuci nya nanti, kau terbiasa bangun pagi-pagi sekali seperti ini?"

Anniversary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang