Chapter 13

413 83 11
                                    

"Angkat."

"Taehyung ibumu menelepon."

Taehyung menggeleng lirih. Menyisir lembut helai rambut Shienna usai ciuman itu berakhir. Memaksanya untuk berbuat pertama kali... memaksa Shienna sekedar membalasi gebuan kerinduannya. Sumpah, Taehyung merindukan istrinya. Apa ini disebut penyesalan selalu datang terlambat? disaat sosok sabar dan memampukan dirinya sebagai pasangan hidup tapi terkhianati kelewat perih dan Taehyung sungguh mendapatkan wanita nya berubah dalam sekejap.

Shienna memaling, menarik selimut menutupi tubuh lalu membelakangi Taehyung dengan kepalan tangan nyaris memutih. Rasa sesaknya datang melembur luka semenjak ia memohon Taehyung tidak lagi melakukannya namun pria itu tuli, ia buta melihat penolakan Shienna.

"Shien.. maafkan aku."

"Apa semurah itu kata maafmu sekarang?" jawab Shienna menepis tangan Taehyung dari pundak polosnya. "kau menyakiti ku lalu meminta maaf lagi, tidak ada kesalahan yang boleh dibenarkan, Taehyung. Tolong... pergi dari ruanganku sekarang juga." ucap Shienna menatap lurus pada dinding ruangan istirahat menjadi tempat keduanya sempat menyatu kembali. Ingkar sekon menegak begitu ucapannya menusuk relung batin, Taehyung menyendu dengan wajah sendu Shienna pula ia amati, bersama ributnya ponsel barangkali sudah puluhan kali meliukkan suara dan getaran mengganggu.

"Shienna, ku mohon. Aku hanya tidak menginginkan kau meninggalkanku."

"Lalu kau pikir dengan cara murahan ini aku akan bertahan?" kalimat Shienna memicu kemarahan.
Ia bangun dan menatap Taehyung kelewat kecewa... siapa pria menikahinya ini sebenarnya? kenapa mudah sekali mengoyak batin Shienna semenjak kebersamaan mereka sungguhan berakhir.

"Maafkan aku, sungguh, aku mencintaimu Shien." penyusutan otot dada bukan main banyaknya. Shienna dapati rengkuhan Taehyung kelewat sakit. Pria itu kehilangan banyak hal, dan itu baru beberapa saat ketidakberadaan Shienna didekatnya.

"Kalau kau mencintaiku, maka biarkan aku bahagia. Sekali... aku meminta mu untuk yang terakhir kali." Shienna melipat bibir mewanti sentuhan langsung tubuhnya bersama Taehyung. Berjarak selimut masih setia digenggam Shienna antara keduanya. Keterdiaman Taehyung membuat Shienna melepaskan diri perlahan. Menuruni kasur mengambil helai pakaian dilempari sembarangan. Bergegas membersihkan diri mengusir semua perasaan menggelikan rambati diri. Segala yang Taehyung lakukan tak mendatangkan kebahagiaan lagi, sudah dileburkan dengan logika Shienna tentang menguburkan rasa.

Berhenti ponsel Taehyung berdering, bergantian ponsel Shienna hari ini telah dihidupkannya kembali. Ibu menelepon Shienna mungkin sungguhan penting sekali sebab Taehyung tidak mengangkat. Lalu Shienna menghela napas nya pelan menjauh dari jarak menuju kamar mandi. Ia mengambil ponsel diatas meja kerja diluar ruang istirahat.

"Shienna, maafkan ibu. Apa Taehyung tengah bersama mu, nak?"

"Taehyung disini, ibu. Ada apa?" jawab Shienna sengaja menekan loudspeaker sehingga Taehyung mendengarkan suara cemas ibu diseberang sana.

"Shienna, tolong berikan pada Taehyung sebentar ya. Ibu mau mengatakan sesuatu. Taehyung tidak mengangkat telepon ibu."

"Taehyung mendengarkannya, bu. Katakan saja. Apa Shienna tidak boleh mendengar?" tanya Shienna hati-hati. Lalu ia mematikan mode dan memberikan pada Taehyung barangkali sungguhan pembicaraan mereka tidak boleh Shienna ketahui. Maka ketika Shienna akan melangkah, Taehyung menahan tangannya. Meminta Shienna tetap disampingnya meskipun wanita itu sungguh tidak masalah jika itu bersifat rahasia. Tatapannya dialihkan, Shienna bahkan mencoba melepaskan tangan Taehyung seketika pria itu menggeleng dan menarik tubuhnya seketika menabrak wajah Taehyung memeluk erat.

"Ini Taehyung." ucap Taehyung pada ibu dengan lingkaran tangan pada pinggang Shienna pun sandaran wajah diperut wanitanya. Seketika ia memejam sekaligus melebur lelehan air mata. Shienna merasakannya, basah menguncur dan ia sama sekali tidak menghalau Taehyung menangis.

Anniversary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang