Shienna terdiam menatapi jalanan mulai renggang. Melipat kedua tangan berdiri didepan cermin tebal mempertontonkan jalanan menuju siang, jam istirahat hampir selesai untuk seorang perancang busana di butik sendiri. Seduhan air manis hangat mulai mendingin sendirian, potongan kue belum disentuh, tak ada suara selain pendingin ruangan dan deru napas semakin kasar.
Ketukan pintu terdengar dan derit membuka membuat Shienna menoleh nyaris tak terlihat, terlalu singkat. Ia mengusap kedua pipi dan melengkungkan bibir untuk tersenyum. Sang tamu bergelagat tidak enak sudah datang dalam kondisi kurang nyaman. Tapi Shienna mengangguk meminta nya masuk. Ia lebih dulu duduk dan menggeser segala jamuan istirahatnya diatas meja.
"Sudah membuka email ku?"
"Sudah. Kenapa terkesan buru-buru menyiapkan sebuah gaun?" Brielle meletakkan kertas desain diatas meja. Melakukan sedikit perubahan rancangan gaun diminta Shienna. "Siapa yang meminta secara diam-diam seperti ini?"
Meminta secara pribadi, Shienna lebih dulu memgirimkan hasil rancangannya. Brielle hanya menambahkan sedikit agar lebih manis pada bagian depan. "Perkiraannya tujuh bulan, kan? aku membuatnya sedikit lebar dibagian panggul. Sangat manis dengan warna yang kau pilih." Shienna mengangguk.
"Hei.. siapa yang sedang hamil?"
"Huh? temanku, aku ingin menyiapkan kejutan. Sedikit sulit, sih. Tapi akan ku coba tidak mengecewakannya." Shienna menyulam senyum. Meremas kedua tangan diam-diam diatas pangkuan tanpa disadari oleh Brielle, sang sahabat sekaligus partner kerja nya selama lima tahun terakhir. Bukan sekali Shienna meminta Brielle membantu membuat gaun secara privat. Jadi sedikitpun tidak menunjukkan kecurigaan Brielle.
"Tidak akan mengecewakan, aku berani jamin. Dia akan terkejut dengan gaun indah darimu, Shien." Brielle menyahut antusias. Setiap pembuatan dari tangan Shienna selalu indah. Oleh sebab itu bagi Brielle wanita dihadapannya menjadi sangat sempurna dan satu dari berbagai alasan Taehyung sangat mencintai nya. Mandiri. Pekerja keras dan penuh aura positif.
"Kau diet?"
"Tidak. Pencernaanku sedang bermasalah." jawab Shienna manakala Brielle melirik kudapannya masih tak tersentuh. Brielle mengernyit bingung, seperti nya kemarin sang sahabat masih dalam keadaan baik-baik saja. "Aku terlambat makan kemarin dan masih terasa perih sampai hari ini."
"Astaga... bagaimana bisa kau melakukan hal itu! Taehyung tidak mengingatkanmu?"
Shienna tertawa lirih. Brielle akan menarik dan mencari-cari kesalahan oranglain kendati hal itu lelucon semata. Ia menggeleng, "Tidak-tidak.. Taehyung bahkan memarahi ku begitu tau perutku terasa sakit." membuat Brielle bernapas lega. Ia tidak akan bisa melihat Shienna sakit. Menyulitkan Brielle karena wanita itu akan semakin drop tidak akan membuka mulutnya, makan dan minum. Pernah sekali ia sampai frustasi karena Shienna lebih suka tidur. Menerima segala pengobatan dokter tapi selalu memuntahkan apapun yang masuk kedalam mulutnya.
Cukup sekali Shienna sakit. Brielle tidak mau terulang lagi. Oleh sebab itu Brielle juga sering mengingatkan Taehyung agar pria itu bersungguh-sungguh memperhatikan Shienna. Lagipula melihat perasaan Taehyung sangat tulus mencintai dan merawat Shienna, Brielle sudah bisa bernapas lega karena Shienna berada ditangan pria yang tepat. Semua nya sebagai bentuk kasih sayang Brielle pada Shienna.
"Ugh, aku iri." kata Brielle melirik ponsel Shienna berdering. Rasanya baru saja dibicarakan, pria itu sudah meneleponnya. Shienna tertawa pelan dan menjauh dari Brielle. Mengangkat panggilan Taehyung diseberang sana. Kedua alisnya menyatu ketika Taehyung mengatakan ia sudah diparkiran butik Shienna. Terdengar bunyi pintu mobil ditutup dan langkah kaki Taehyung cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anniversary ✔
RomanceBagaimana kalau rasa sakit itu Shienna balas dengan sebuah penerimaan, uluran tangan, penuh kasih dan terbuka. Apa Taehyung akan mati dalam lubang penyesalan? Karena bagi Shienna, Taehyung adalah darah mengisi kehidupan. Tak terelak bahwa ia adalah...