Chapter 2

430 85 20
                                    

Shienna pikir ini saatnya...

Mengendarai mobil sendiri, menggigit jari dengan seribu pemikiran ribut dalam kepala, mendatangi sebuah rumah tradisional sudah direnovasi. Jalanan keras bercampur bebatuan dipinggir. Dari kejauhan sudah terlihat seorang wanita tengah mengisi waktu di perkebunan samping rumah. Kerap dihabiskan juga oleh Shienna dan Taehyung ketika mereka berkunjung. Ibu Taehyung, memiliki tanah kosong ditanami sayuran, katanya sebagai terapi masa tua. Alasannya akan memikirkan tanaman jika mereka mengajak tinggal bersama. Bagaimanapun seperti nya lebih nyaman tinggal dirumah sendiri.

Ibu Taehyung berbalik ketika mendengar suara mobil datang. Membuka topi besar dan melepaskan sarung tangan menyadari mobil tidak asing. Lalu Shienna keluar dari pintu kemudi, mengambil beberapa kantong belanjaan di kursi penumpang belakang.

"Ibu.. apa kabar?"

"Kau datang sendiri?" Shienna lekas mengangguk dalam pelukan ibu mertua nya. Memejamkan mata ketika pipi dan puncak kepala nya dikecup. "Itu sangat berbahaya, Shienna. Dimana Taehyung? kenapa tidak datang?"

"Taehyung sedang sibuk dan akan melelahkan menunggu waktu yang cocok untuk datang bersama." Shienna tertawa pelan. Terus bergelayut sampai ibu mengajaknya masuk kedalam rumah.

Shienna duduk, menunggu ibu membersihkan diri. Diruangan tamu Shienna terdiam ketika melihat pajangan poto keluarga, Taehyung menempelkannya banyak sekali. Sudut bibir Shienna tertarik tipis mengingat bagaimana genggaman tangan ibu sangat hangat dan bahagia menerima nya sebagai menantu. Selalu menanyakan kabar dan kadang, mengirimi mereka makanan rumahan. Shienna percaya, wanita itu adalah sosok dari malaikat tanpa sayap berikutnya.

Melirik paperbag dibawa Shienna diletakkan diatas meja, Shienna menghembuskan napas. Kembali ketempat duduknya manakala ibu sudah selesai. Seketika membawakan hasil perkebunan agar Shienna mencicipi: stroberi cukup besar, jeruk dan semangka dipotong dadu. Shienna tertawa sendiri dalam getir. Bagaimana hal ini bisa ia bagi dengan wanita itu nanti nya?

Pembicaraan mengalir begitu saja, Shienna disukai karena dapat menjadi pendengar yang sangat baik. Mengangguk dan tetap mempertahankan kontak mata ketika ibu sangat bahagia memberitahukan kesehariannya. Ditemani seseorang yang membantu ibu bersih-bersih, usia nya tidak jauh, Taehyung mencari dari agensi asisten rumah tangga bisa dipercaya karena bagaimana pun mereka membujuk, ibu tetap menolak untuk mereka bawa.

"Shienna membuatkannya untuk ibu." sebuah kotak besar dibuka. Shienna memberi gaun berwarna cokelat muda dan sentuhan serbuk dibagian depan, perpotongannya menutupi seluruh lekuk tubuh. Tanpa dicoba sepertinya sudah sangat pas untuk ibu. "Bulan depan Shienna akan mengadakan perayaan kecil dirumah. Ibu nanti Shienna jemput, hm?"

Ibu terdiam, suara Shienna menjadi serak. Beberapa kali ia mengedipkan mata menahan sesak. "Shienna baik-baik saja?"

Segera ia mengangguk, "Tentu..."

"Perayaan apa, nak?" raut wajah ibu berubah seketika. Lebih penasaran, naluri seorang ibu mengatakan ada yang sedang mengganggu pemikiran atau sesuatu memang sedang terjadi saat ini. Tapi Shienna bukanlah wanita yang mudah mengungkapkan segala lara. Ia hanya sudah terbiasa menyelipkan perasaannya tidak mengumbar lagi. Rasanya percuma, sekaligus trauma. Kepercayaan nya hilang ketika Taehyung terus memberikannya tatapan tulus dan pelukan yang hangat.

"Shienna tidak bisa mengatakannya sekarang. Tapi ibu harus percaya, kali ini kita semua akan berbahagia." Shienna menggenggam tangan ibu. Mengusapnya pelan. "Janji pada Shienna kalau ibu tidak memberitahukan Taehyung kalau Shienna kemari hari ini. Taehyung... akan marah ketika mengetahui nya nanti, padahal Shienna sudah janji akan datang bersama nya. Tapi Taehyung benar-benar sibuk belakangan ini."

Anniversary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang