3.0

223 40 3
                                    

WIZARDRY
PART 30

.

.

.

Jihoon masih berada dalam kurungan balok es, hanya terdiam seraya memperhatikan pertarungan di depannya tadi, sambil sesekali mencoba menghindar dari beberapa serangan sihir yang tanpa sengaja mengarahkan padanya, ya walau akan sia-sia karena pergerakannya yang terbatas.

Tak jauh di sampingnya, ada Madam Umji yang di baringkan di dekatnya dengan luka bakar yang cukup parah di tubuhnya.

Sedang di depan sana, Junkyu masih merunduk seperti tengah menahan nyeri pada perutnya karena ulah Asahi yang mencoba melumpuhkan pemuda koala itu tadi.

Disekitarnya ada Domine Namjoon dan Yoshi yang tengah berbicara, seperti tengah bernegosiasi. Lalu di sudut aula ada Mashiho dan Taehyun yang terbaring lemah di jaga oleh Asahi dan Doyoung agar tak menyerang secara mendadak. Lalu di sudut lainnya ada Yedam yang tengah mencoba di sembuhkan oleh beberapa pihak Witcherland lain dengan ditemani Jeongwoo.

Sangat kacau dan ini menyebalkan. Rencananya kacau karena ia tak pernah mengira akan adanya pihak ketiga yang datang dari sosok-sosok yang tidak terduga.

Ah lagi pula, pihaknya—penyihir hitam— juga sudah habis terkalahkan dan hanya menyisakan dirinya seorang. Dan Jaehyuk, yang ia tak yakin apakah pemuda itu masih hidup atau bahkan sudah terkapar tanpa nyawa di tengah hutan bersama dengan Beomgyu.

"Woy! Ini gue gak mau dilepasin? Udah para mengkerut inj kulit gue kaya aki-aki," celetuk Jihoon membuat atensi orang-orang mengarah padanya.

"Diem, lo gak di ajak." Doyoung menjawab ketus seraya mendelik tajam kearahnya.

"Ah sial, ini lama-lama tubuh gue lembek dibiarin gini terus," gerutunya yang tak ditanggapi sama sekali oleh orang-orang di sekitarnya.

***

"Apa yang sebenernya lo mau?" Yoshi bertanya seraya ikut berjongkok dihadapan Junkyu.

"Bukannya udah gue bilang tadi ya?"

"Gue gak yakin tujuan lo cuman itu."

Junkyu terkekeh sambil sesekali terbatuk. Matanya menatap Taehyun dan Mashiho sejenak lalu kembali menatap lantai penuh darah didepannya.

Tak ada tanda-tanda Junkyu akan menjawab pertanyaan Yoshi setelahnya, membuat pemuda jepang itu memegang kedua pundak Junkyu kuat seraya menatap mata sosok sang sahabat.

"Junkyu, gue udah kenal lo cukup lama. Gue tau lo gak bakal lakuin hal kaya gini hanya karena alasan tadi." Yoshi menjeda ucapannya sejenak untuk melihat reaksi apa yang akan diberikan sosok pemuda di hadapannya ini. Namun hanya tatapan kosong menghadap lantai yang ia dapatkan setelahnya.

"Apapun alasan sebenernya, gue harap lo berhenti. Hal kaya gini bukanlah penyelesaian masalah yang bener. Gue harap lo bisa kaya dulu. Jadi sosok Junkyu yang ceria dan ramah. Bukan yang licik dan kejam."

Masih tak ada tanggapan, membuat pemuda bernama lengkap Kanemoto Yoshinori itu hanya bisa menghela nafasnya sebelum beranjak dari tempatnya dan memilih berjalan kearah Jihoon.

Selang kepergian Yoshi, Domine Namjoon yang sejak tadi berdiri tak jauh darinya langsung mendekat dan berjongkok. Matanya terlihat sendu entah karena alasan apa.

"Junkyu. Kakak minta maaf. Apa yang kamu rasakan dulu mungkin sangat berat bagi kamu. Namun seperti apa yang kamu bilang, jika ingatan kami juga dihapus. Dan hal itu bukanlah kemauan dari kami, melainkan Ayah dan Paman. Kakak minta maaf. Jadi, berhentilah."

WIZARDRY༉‧₊˚.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang