1. Shy Liany

585 59 67
                                    

Go Namjoon saat ini sedang menuju perjalanan pulang bersama seorang gadis dari bandara.

Ia menjemput seorang gadis yang kata Ibunya adalah sepupu jauh dari dirinya. Entahlah pria itu tak begitu mengerti. Begitu sebutan silsilah keluarga yang disebutkan sang Ibu. Bahkan Namjoon tak pernah tahu apapun tentang keluarganya yang tinggal di luar Korea.

Satu hal yang Namjoon ketahui, pernah sekali dirinya mendengar nama gadis ini tapi tidak dengan melihat wajahnya.

Zeevia Liany, gadis yang saat ini berada dalam satu mobil milik Namjoon adalah gadis berketurunan Korea-Amerika. Bila dilihat secara teliti oleh Namjoon, gadis ini tampak pendiam. Tidak mau berbicara bila tidak diajak terlebih dahulu dan tidak mau mengeluarkan suara jika tidak dalam situasi genting.

Seperti saat di bandara sebelum ini, Namjoon hanya memantau Liany yang disambangi perasaan bingung. Mudah sekali ditebak, bahwasanya gadis malang itu kebingungan untuk mencari keberadaannya. Sampai ketika Namjoon menyebutkan nama sang gadis dengan lantang.

"Liany!"

Setelah itu, Namjoon baru menyadari binar mata terpancar begitu indah dari manik mata Liany.

Untung saja ingatan Namjoon tergolong kuat untuk mengingat wajah Liany, setelah  Ibunya memberi foto gadis itu beberapa jam lalu.

Di dalam mobil kini hanya ada kecanggungan. Keduanya belum terbiasa untuk membuka suara. Yang ada dalam pikiran Namjoon tentang gadis itu adalah;datang ke Korea untuk melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas yang sudah di daftarkan oleh Ibunya. Liany pasti punya alasan kuat mengapa kembali melanjutkan ke perguruan tinggi di negara kelahirannya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari sang Ibu, sebab Liany tak mau lagi tinggal di luar Korea, tempat yang dulu seperti neraka bagi Liany.

Sedangkan Namjoon, dimintai tolong oleh Ibu tercinta agar mau memberikan tempat tinggal sementara untuk Liany. Hanya beberapa waktu saja sampai masalah ekonomi keluarga Liany membaik.

Demi apapun Namjoon sungguh tidak keberatan untuk melakukan hal baik seperti saling tolong menolong. Namjoon hanya tidak habis pikir, seorang gadis sebentar lagi akan tinggal bersamanya.

Terdengar sangat ambigu sekali, bukan?
Sungguhan tidak menyangka. Ia khawatir dengan sikapnya yang terkadang bisa bersikap friendly dan kadang kala juga bisa bersikap canggung, seperti sekarang ini. Namjoon tidak bisa membayangkan akan secanggung apa jika mereka tinggal berdua nantinya.

Entahlah, pria Go itu juga tidak mengerti mengapa sikapnya bisa berubah-ubah sudah seperti bunglon saja.

Tidak lucu jika setiap hari mereka akan bercanggung ria tanpa saling sapa. Memikirkannya saja sudah membuat Namjoon keringat dingin di telapak tangan.

Sudah bermenit-menit berlalu, namun tidak ada dari mereka yang memulai percakapan.

Sepertinya mulai saat ini kehidupan Namjoon akan sedikit ada perubahan atau malah tambah membosankan, mengingat penghuni kediamannya akan bertambah satu orang.

Yang ditanamkan Namjoon saat ini hanya satu, ia hanya berniat membantu. Menganggap Liany layaknya seorang adik yang sedang membutuhkan bantuan.

****

Mereka kini sudah berada di depan unit apartemen milik Namjoon. Pria Kim memberikan ruang untuk Liany agar berjalan lebih dahulu masuk ke dalam apartemennya. Tetapi, respon gadis itu hanya diam memandangi pintu yang terbuka, lalu mendongak menatap Namjoon dengan tipe manik matanya yang terlihat sayu.

"Liany bisa masuk sekarang." Namjoon tersenyum canggung melihat gadis itu yang seperti sedang bingung memikirkan sesuatu.

Sementara Liany masih mematung, menatap Namjoon dengan tatapan tidak percaya. Sedikit terenyuh pula, sebab baru pertama kali ada seorang yang memanggilnya dengan nama belakang.

NEOPHYTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang