Kalau ada hal berharga di hidup seorang Kim Namjoon, ia rela menukar hal itu demi kesehatan Liany.
Saat ini sudah ada Hani(Ibu Namjoon) dan Sera(Mama Liany) di dalam ruang kamar rumah sakit tempat Liany di rawat. Setelah di hubungi oleh Namjoon, para Ibu segera tiba selang beberapa jam kemudian. Entah karena kebetulan atau memang sudah takdir, Sera memang sudah ada di Seoul karena rindu pada sang anak, ia memutuskan untuk pergi ke Seoul tanpa memberitau Liany. Niat nya ingin memberi kejutan, tapi nyata nya dirinya lah yang saat ini sangat terkejut.
Namjoon kelihatan sekali kalau sedang banyak pikiran atau stress begini, dia tidak berniat sama sekali beranjak dari kursi sembari mengenggam tangan mungil Liany. Tatapan nya tampak sekali mengguratkan raut ke-khawatiran. Bahkan Sera sudah bukan cemas melihat putri nya lagi, melainkan lebih cemas melihat Namjoon yang tidak mau memasukkan apa pun ke dalam mulutnya. Para Ibu khawatir kalau Namjoon bisa saja ikut sakit kalau kesehatan nya tidak di jaga, nanti malah tidak ada yang akan membantu merawat Liany.
"Nak, Sudah tidak apa-apa.. Liany memang seperti itu, dia tidak bisa minum alkohol. Sebentar lagi juga akan sembuh. Namjoon juga harus makan agar tetap bisa menjaga Liany" Ucap Sera sambil mengusap pundak Namjoon.
Namjoon mendengar nasihat-nasihat dari para Ibu, memang benar apa yang mereka katakan. Akan tetapi, Namjoon saat ini sedang di sambangi rasa bersalah yang mendalam. Menurutnya, Liany begini karena salah nya. Pria Kim itu terus diam, jemari nya mengusap beberapa ruam merah yang terlihat di lengan gadis nya.
Alih-alih menuruti permintaan kedua nya, Namjoon lebih memilih bertanya, "Bu.. kenapa Liany lama sekali bangun nya?"
"Biarkan dia istirahat, kata dokter itu masa pemulihan nya." Jawab Hani.
****
Akhirnya Namjoon memilih keluar rumah sakit untuk mengisi perutnya. Bukan apa-apa, Ibu nya cerewet sekali kalau sudah mengomel, telinga Namjoon tidak tahan mendengar nya. Ia hanya memesan sedikit makanan di kedai seberang rumah sakit untuk mengganjal perut nya. Sambil menunggu pesanan, tangan nya mengetik kan sesuatu di ponsel.
Ia mengirim pesan singkat pada sahabat karib nya, memberitau bahwa ia tidak bisa masuk kantor untuk beberapa waktu karena kekasih nya masuk rumah sakit. Sebagai ganti nya ia akan tetap mengerjakan pekerjaan nya dari rumah. Hal itu di maklumi Seokjin, toh selama ini Namjoon sangat jarang sekali mengambil cuti saat bekerja. Jadi bisa di anggap itu adalah bonus libur untuk Namjoon. Sekalian nanti kalau sudah senggang Seokjin akan datang menjenguk adik kesayangan pria itu.
Namun, tidak lama kemudian netra Namjoon mendapati presensi Sera berjalan mendatangi nya. Kalau saja Sera akan memarahi, menuntut atau memukuli nya, Namjoon akan terima. Tapi tolong jangan pisahkan ia dari Liany, dia sudah sangat cinta sekali dengan gadis itu.
"Bibi.. Maaf a-akuu.." ujar Namjoon terbata, tidak di sangka Sera malah merengkuh tubuh nya yang masih terduduk.
"Sstt, tidak apa-apa nak. Tolong jangan merasa bersalah pada Liany." Sera menepuk-nepuk punggung pria itu, ia tau walaupun Namjoon terlihat dewasa dan tegar, pria Kim itu hanya lah manusia biasa yang cepat rapuh.
"Kau mencintainya?" Tanya Sera kembali, kali ini ia ikut duduk di depan Namjoon.
"Bibi, tolong jangan menyuruhku untuk berpisah dengan Liany, aku tidak bisa Bii. Aku sudah terlanjur sangat cinta dengan nya." Namjoon berusaha menjelaskan setenang mungkin.
"Eii.. Siapa yang menyuruhmu begitu? Bibi hanya bertanya padamu lhoo."
Jantung Namjoon perlahan kembali berdetak normal. Daripada memikirkan hal yang tidak-tidak, lebih baik ia mendengar kan dulu penjelasan dari Sera. Calon Mama mertua.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE
RomanceSELESAI, 3 NOVEMBER 2022 Meski di tengah kehidupannya yang monoton dan itu-itu saja, seorang Kim Namjoon tidak pernah bosan menjalani hari-hari. Sampai ketika warna itu datang menghampiri hidupnya yang sangat abu-abu. Warna yang setiap kali menginja...