12. Relationship over the phone

199 28 47
                                    

Sempat bingung dengan sisi pemikiran nya Namjoon, Liany jadi bertanya-tanya mengapa pria ini sering sekali melakukan panggilan video dengannya meskipun durasi waktu panggilan tersebut tidak sampai lima menit. Apa Namjoon tidak memiliki kesibukan lain? Pagi, siang, dan malam wajib ada panggilan dari Namjoon. Liany jadi pusing sendiri.

Anggap saja Namjoon khawatir. Dan malam ini pun begitu, Liany mau bersiap-siap untuk segera tidur, tapi dering ponsel sudah mendahuluinya terlebih dahulu. Segera saja ia mengangkat panggilan video dari yang tersayang.

"Iya kak? Ada apa?"

Namjoon terlihat menunjukkan senyum khas nya dan masih menggunakan pakaian formal, berbanding terbalik dengan apa yang di gunakan Liany. Karena merasa sendiri di rumah, Liany mengenakan piyama tali satu miliknya yang tidak pernah ia sentuh dari awal menginjak kediaman Namjoon.

"Hei, ganti bajumu itu."

"Ihh kak Namjoon kenapa sih? Tidak ada siapapun di rumah ini." Liany sudah mengerucutkan bibirnya, pusing sekali selalu dapat omelan dari Namjoon.

"Kelihatan dadanya sayang, lihat itu hampir mau keluar. Ganti-ganti."

Sontak Liany kaget dan menaikkan kamera agar menunjukkan bagian kepala hingga leher nya saja. Tadi itu dia tidak menyadari karena sibuk dengan memandangi wajah nya Namjoon.
Liany tidak mau menghabiskan waktu untuk mengganti baju, memang nya siapa yang akan melihat. Bahkan Namjoon pun tidak bisa apa-apa kan, seandainya dia tidak mengganti pakaian nya.

"Kakak lagi dimana?" Tanya Liany dengan mata sayu nya. Sumpah mata nya tidak bisa di ajak berdiskusi, sangat berat sekali.

"Lagi di hotel, kakak beristirahat. Sini sayang, baring disini." Namjoon tertawa pelan membercandai kekasihnya dengan menepuk sisi tempat tidur yang kosong.

"Kakak saja yang kesini."

Lalu keduanya terdiam sampai beberapa menit, saling memandangi wajah satu sama lain. Baru dua hari di tinggal pacar rasa nya sudah dua tahun, rindu sekali sampai-sampai rasa nya sesak di dada. Ingin peluk sampai kehabisan nafas.

"Liany.."

"Iyaa..?"

"Nanti, kalau kakak pulang boleh tidak?"

"Boleh apa kak ?"

Wajah Namjoon juga mulai tampak sayu entah karena apa,"Kakak peluk Liany yang erat sampai lama sekali."

"Tentu saja boleh, kenapa bertanya lagi." Liany melayangkan tawa ringan.

"Lalu.." Namjoon mengulum bibir bawah menggunakan lidah nya sendiri.

"Lalu?" Beo Liany, ikut ulang bertanya.

"Heum, kakak ingin.. hmm, kakak, mau.. tidak jadi, telepon nya kakak tutup dulu yaa, kakak harus ke kamar mandi." Ucap Namjoon serak dan tergesah-gesah. Sungguh, melihat wajah Liany dari panggilan video itu memang beda. Ia selalu merasa turn on dengan melihat wajah sayu nya, di tambah pakaian yang di gunakan gadis itu tadi cukup terbuka. Benar-benar menggoda iman.

Liany berdecak melihat tingkah kakak nya. Tidak sopan sekali mematikan sambungan sepihak. Tapi ya sudah lah, ia juga sangat mengantuk malam ini.
Ketika mau menutup mata, dering tanda pesan masuk lagi ke ponselnya. Liany membuka pesan tersebut dan membeliakkan mata nya lebar-lebar sampai rasa kantuk nya ikutan menghilang.

Kak Namjoon
'Bisakah kirim foto dada Liany sekarang? Kakak sangat membutuhkannya kali ini, janji hanya sekali ini saja. Kakak membutuhkan foto itu Liany, kakak sedang tersiksa.'

Liany sedang dilema dengan perasaannya yang di sambangi rasa bimbang. Apa tidak apa mengirim foto seperti itu pada Namjoon?
Kalau tidak dikirim bukannya terkesan sangat jahat sekali, di saat Liany bisa sebebasnya menggunakan fasilitas yang ada disini di tambah Namjoon mengurus nya dengan sangat amat baik. Baiklah, tidak apa-apa untuk kali ini saja.

NEOPHYTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang