"Tit .."
"Jangan kak."
"Tit .."
"Kak Namjoon!"
Oh begini ya ternyata sifat Namjoon yang sebenarnya, seharian ini tangannya sibuk sekali menjahili Liany sampai kesal sekali.
Liany saat ini sedang duduk di atas lantai beralaskan karpet bulu sambil menonton acara televisi kesukaannya, di belakangnya ada Namjoon yang berbaring di sofa, dengan jahilnya menarik-narik kecil rambut belakang gadis yang tengah membelakanginya.Liany risih sekali, ditambah pria itu mengeluarkan kata 'tit' saat menarik rambutnya.
Sebelumnya juga seperti itu, jari kakinya sibuk menjawil celana yang Liany kenakan sampai beberapa kali. Saat gadis itu menoleh dan memberikan tatapan ada apa, pelakunya malah berpura-pura tidur.
Sangat kekanakan sekali. Anggap saja Namjoon kurang belaian.Di dalam lubuk hati paling dalam, pria itu punya sensasi tersendiri saat menjahili Liany. Ia punya kesenangan tersendiri, seakan sudah menyayangi gadis itu sedari lama.
"Liany, apa bagusnya menonton barbie? Bukannya lebih baik kita keluar, berjalan-jalan ke Museum misalnya."
Kedekatan mereka berdua kini sudah tidak secanggung awal bertemu. Sudah mulai ada peningkatan, berani berinteraksi, berani meminta sesuatu yang dibutuhkan satu sama lain, kadang kala melakukan skin ship seperti berpegangan tangan, memegangi rambut, memeluk untuk memberikan ketenangan, dan masih banyak lagi.Tentu saja semua itu Namjoon yang mengawali. Ia ingin Liany merasa nyaman, tidak merasakan takut sekaligus terintimidasi. Lagi, Namjoon juga ingin mengetahui apa yang sudah dilalui gadis itu di hidupnya. Ingin sekali Liany sendiri yang perlahan membuka cerita pahit itu tanpa ada paksaan dari Namjoon.
Niat yang dimiliki Namjoon adalah niat baik. Dia tidak hanya sekedar ingin tahu, benar-benar ia ingin membantu. Merangkul bahu mungil itu, kalau bisa, akan memperbaiki hidupnya yang sebagian telah rusak. Tidak ada niatan jahat secuil pun.
Setelah berpikir sejenak, benar juga batin Liany. Sebaiknya mereka berjalan-jalan di luar saja. Pasti lebih seru dan tidak membosankan. Maka dari itu Liany langsung mengiyakan ajakan dari pria Go
****
Sesampainya mereka di Museum, keduanya berjalan beriringan sambil menautkan jemari indah mereka. Dengan penuh senyum, kadang kala Namjoon juga memberikan candaan kecil untuk Liany.
Sedang melakukan Museum Date ceritanya.Tapi sayangnya mereka bukan lah sepasang kekasih saat ini, tidak tahu sih kalau nanti.
"Kecil sekali jari-jari ini." Namjoon menatapi jari mereka yang saling bertautan sambil terus berjalan santai di koridor museum.
Liany juga tak paham mengapa bisa begitu nyaman rasanya saat di dekat Namjoon akhir-akhir ini.
"Aku perempuan, Kak." Sebagai tanggapan, gadis itu tersenyum manis.
Ya memang begitu kan, bagian tubuh perempuan memang lebih kecil jika dibandingkan dengan bagian tubuh laki-laki. Tapi Namjoon suka saja melihatnya, hitung-hitung menambah topik pembicaraan biar tidak terlihat mati gaya sekali.
"Go Namjoon!"
Keduanya menoleh, melihat sumber suara berasal. Ada pria Kim yang memanggil Namjoon.
Senyum dan mata Namjoon melebar ketika tahu yang memanggil adalah sahabatnya.
"Seokjin! Dengan siapa dirimu?"
Ketiganya kini mendekat. Seokjin dan Namjoon melakukan perbincangan kecil, hanya Liany yang tidak ikut berbicara karena tidak mengerti apapun, tidak juga mengenal siapa pria yang sedang berbincang dengan Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEOPHYTE
RomanceSELESAI, 3 NOVEMBER 2022 Meski di tengah kehidupannya yang monoton dan itu-itu saja, seorang Kim Namjoon tidak pernah bosan menjalani hari-hari. Sampai ketika warna itu datang menghampiri hidupnya yang sangat abu-abu. Warna yang setiap kali menginja...