8. Be My Love

196 30 55
                                    

"Katakan dimana letak kesalahan kakak, agar bisa kakak perbaiki dan tidak di ulangi."

Liany menghentikan sejenak gerakan tangan yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulut, untuk memperhatikan pria di depannya.
Pandangan mereka beradu, Namjoon masih sangat setia untuk menunggu jawaban dari gadis cantik yang tengah ia pandangi tanpa henti saat ini.

Akan tetapi Liany cepat mengalihkan pandangan, menyudahi acara makan malamnya. Ia malas, sedang tidak berselera di tambah mendapat pertanyaan seperti itu dari Namjoon. Bukan nya Namjoon itu adalah pria dewasa? Seharusnya ia cukup mengerti apa yang sudah mereka lewati, dan Liany tidak mau jika tidak di beri kepastian sedangkan Namjoon terkadang suka menyentuh sana sini.

Meskipun Namjoon menolak suatu hubungan di antara mereka, asal ia mengucapkan hal itu dari mulutnya, Liany pasti akan mengerti, mundur, dan tidak akan berharap lebih. Namun yang ia dapat hanya lah kebungkaman, haruskah dirinya yang lebih dulu menjelaskan semua baru Namjoon akan mengerti? Hah, yang benar saja.

Namjoon mengekori Liany yang sedang mencuci beberapa peralatan makan nya dan peralatan masak yang tadi di pakai pria itu untuk memasak makan malam nya. Ia berdiri di belakang Liany sambil terus menarik kecil kemeja belakang gadis itu, sudah di tarik lalu di goyang-goyangkan, persis sekali seperti anak sd yang tidak di beri uang jajan oleh Ibunya.

Ingin marah, tapi tidak mungkin. Liany hanya bisa mendesah pasrah melihat kelakuan pria di belakang nya. Sebenarnya siapa yang tertua disini.

"Jawab kakak Liany."

"Lebih baik Kak Namjoon makan saja." Ucap Liany tanpa menolehkan pandangan.

"Sudah kok." Namjoon mendekat, memilih untuk membantu Liany saja lah pikir nya.

Sesungguhnya Namjoon tak cukup bodoh dengan apa yang di pikirkan Liany saat ini. Ia normal, ia pria dewasa. Mustahil baginya tidak mengerti situasi yang terjadi saat ini. Hanya saja ia takut sekali mendapat kesan terburu-buru, lalu Liany akan menganggapnya sebagai pria aneh yang sudah menginginkan hubungan lebih dari sekedar kakak adik. Jujur saja, awalnya Namjoon melakukan skinship dengan Liany itu hanya untuk mengurangi rasa canggung yang muncul di antara mereka.

Lama kelamaan, Namjoon suka tidak tahan saat presensi Liany ada di dekatnya. Ingin sekali ia peluk sampai lama sekali, dan otak kotor nya selalu membisikkan diri nya untuk melakukan hal yang iya-iya. Namjoon sendiri juga sering menyadarkan dirinya kalau Liany akan ia anggap adik, tapi ia menyadari suatu hal, rasa sayang yang tumbuh itu bukan lah rasa sayang kakak terhadap adik, melainkan rasa sayang yang tumbuh untuk seorang wanita. Ia sudah jatuh terhadap Liany, walaupun belum sedalam itu, tetapi ia juga tau kalau perasaan itu semakin lama akan semakin menumbuh.

Tidak mau berlama-lama berdua dengan nya, Liany bergegas pergi setelah menyelesaikan kegiatan mencuci piring. Namun sepertinya Namjoon tidak terima, maka dengan cepat ia menarik Liany agar jatuh kepelukan nya. Pria itu sengaja membawa beberapa pekerjaan nya untuk di kerjakan di rumah agar bisa pulang tepat waktu, karena merindukan sosok gadis yang tengah ia peluki saat ini. Rindu sekali, yang di peluk hanya diam tak berkutik tidak mau sama sekali membalas pelukan itu.

Dirasa Namjoon cukup rindunya terobati, ia menarik diri dan mengecup banyak sekali daun telinga gadis nya.

"Maafkan kakak, hmm?"

"Bukan kakak tidak mengerti, tapi.. kakak hanya merasa tidak pantas untuk Liany?"

"Tidak pantas dari sebelah mana nya kak?" Liany membalikkan pertanyaan tersebut.

Namjoon tersenyum karena mendengar suara itu, untuk pertama kali nya Liany mengatakan sesuatu karena sudah sedari tadi tidak mengeluarkan suara. "Bukan kah kita masih terikat hubungan saudara?"

NEOPHYTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang