10. Fried chicken

168 30 26
                                    

Malam ini Liany merasa sangat tidak bersemangat sekali. Entah lah, dari bangun pagi sampai malam ia sama sekali tidak ada minat untuk keluar kamar. Yang di lakukan nya seharian ini hanya lah terbaring terus di atas ranjang. Mumpung tidak ada kelas hari ini.
Namjoon saja bahkan tidak di beri izin untuk masuk.

Menurut Liany, ini adalah fase yang biasa baginya. Ada waktu dimana ia akan merasa tidak berdaya, hal apa pun yang berseliwer di kepalanya menjadi sangat melow, perasaan nya berkecamuk dan semua menjadi sangat menyedihkan seperti melihat kematian.
Melihat kucing liar lewat video saja dia merasa pilu, teringat dimana kucing itu tinggal, kemana pergi orang tua kucing itu, dan bagaimana kucing itu bertahan hidup di jalanan.

Namjoon pernah di beri tau soal keadaan Liany yang terkadang akan seperti ini, sama sekali bukan masalah untuknya asal Liany ingat jam makan nya. Namun, walaupun sudah pernah diberitahu, tetap lah pertama kali bagi Namjoon melihat keadaan kekasihnya yang seperti ini.
Ia merasa khawatir seharian. Ia sangat tau ini ada sangkut paut dengan kesehatan mental gadisnya. Tapi, Namjoon masih memikirkan bagaimana caranya mengajak Liany ke psikiater atau psikolog tanpa membuat kekasihnya tersinggung.

Pesan-pesan Namjoon yang di kirim melalui ponsel juga tidak ada balasan, telepon darinya juga tidak di angkat. Liany benar-benar ingin sendiri tidak mau di ganggu. Kalau Namjoon terus menghubunginya, itu sama saja dengan mengganggu ketenangannya.


Ting !


Masuk satu pesan dari Liany di ponsel Namjoon.

Liany
Aku tidak apa-apa kak, jangan khawatir.

Bernafas lega, Namjoon tidak membalas lagi pesan tersebut, tau pasti tidak akan di balas kembali. Yang penting ia sudah tau keadaan gadisnya baik-baik saja.

Namjoon memandang langit-langit kamarnya, memikirkan betapa sulit Liany hidup di rumahnya sendiri dulu. Ia bersumpah tidak akan pernah mengembalikan Liany ke tempat neraka itu lagi. Biarkan Liany tinggal bersama nya sampai kapan pun. Kalau bisa jadi pendamping hidup nya saja sekalian. Ia menutup mata dan mengerutkan kening.

Sampai terdengar ketukan dari pintu kamar, Namjoon langsung melompat untuk segera membuka pintu, karena tau siapa yang sudah mengetuk pintu itu.
Akan tetapi, di saat ia bersemangat menyambut kedatangan gadisnya, ia malah di kejutkan dengan wajah sembab dan mata bengkak dari gadis di depannya.

Liany langsung menubruk tubuh Namjoon dengan pelukannya, disertai tangisan pilu sampai tersedu-sedu. Astaga.. apa yang sudah terjadi pada Liany ya Tuhan, batin Namjoon. Namjoon hanya bisa merengkuh tubuh ringkih itu sambil terus mengusap punggung nya dan tidak mengatakan sepatah kata pun.

"M-maaf karena suka mengabaikan kakak, padahal kakak sudah sangat baik mau mengurusku."
Masih dengan Liany yang enggan melepas pelukannya dari Namjoon, wajah nya di banjiri air mata. Saat mereka duduk di atas ranjang pun Liany masih tersedu, kasihan sekali sampai cegukan begitu. Namjoon membiarkan, tak lama kemudian tangisan itu berhenti. Dan langsung di suguhkan segelas air putih oleh pria Kim.

"Sudah?" Tanya Namjoon dengan sangat hati-hati sekali.
Yang di tanyai hanya bisa mengangguk pelan, Liany menghembuskan nafas serta menyandarkan seluruh tubuh di kepala ranjang.

"Selama dirimu masih dalam pengawasan ku itu tidak menjadi masalah untuk ku Liany. Tapi.. aku sangat khawatir jika mataku belum melihat presensi dirimu sama sekali. Kalau lain kali Liany ingin sendiri, setidaknya tunjukkan dirimu minimal sekali saja." Ucap Namjoon sambil terus berulang mengusap rambut hitam Liany dari atas sampai ke bawah.

"Maafkan Liany yang nakal ini." Mata indah itu berkaca-kaca kembali.

"Ssstt sayang, tidak apa-apa hmm? Jangan terus meminta maaf, Liany tidak ada salah."
Dalam keadaan kalut seperti ini Namjoon tetap memberi yang terbaik untuk kekasihnya. Memberi senyuman tulus sampai menampilkan lubang di kedua pipinya, membuat siapa saja yang melihat akan terpesona dan merasakan nyaman.


****


Akhirnya malam ini Liany menceritakan awal mula moodnya jadi hancur berantakan, tentu saja dengan Namjoon yang sangat setia mendengarkan curahan hati sang tercinta.

Semua berawal dari, kemarin malam Namjoon memberikan makan malam ayam goreng pada gadisnya.
Ternyata di dalam hidup Liany ia tidak pernah bisa lagi mengonsumsi dua hal, yang pertama ia sama sekali tidak bisa mengonsumsi alkohol jenis apapun. Ia alergi jenis minuman itu, kalau sedikit tertelan saluran pernapasan nya tidak bisa berfungsi dengan benar, ruam-ruam merah timbul di area tubuh.

Hal kedua yang tidak bisa di konsumsi Liany adalah ayam goreng. Ya, ayam goreng dulunya adalah makanan paling yang Liany suka, tapi sekarang melihatnya nya saja Liany sangat hancur dan merasa jijik.

Ia memiliki pengalaman pahit tentang ayam goreng. Singkatnya, dulu Liany pernah merasa sangat kelaparan sekali tapi sama sekali tidak mau mampir ke meja makan karena ada sang Ayah tiri beserta Ibunya. Ketika keadaan sudah sepi, Liany melangkah ke arah meja makan dan mendapati satu ayam goreng. Saat ingin memasukkan ayam ke dalam mulutnya, tiba-tiba orang yang sangat di benci nya kembali muncul. Melarangnya untuk makan ayam tersebut, tapi Liany tidak mempedulikan berniat untuk kembali melahap saja karena sudah sangat lapar sekali. Tanpa di duga, Ayah tiri merampas ayam dan meludahi ayam di atas piring.

Malam itu juga Liany merasa hancur sehancur hancur nya, ia lari ke dalam kamar. Dini hari dia jatuh sakit karena seharian belum memasukkan apa pun ke mulutnya, mungkin berefek ke asam lambungnya yang naik.
Ia sedih melihat ayam yang seharusnya bisa ia makan, malah di ludahi dengan kejamnya.

Maka dari saat itu Liany tidak pernah bisa lagi menelan ayam goreng, bahkan melihat saja pun sungguh tidak bisa. Dirinya merasa kembali di paksa kembali ke masa itu jika melihat ayam goreng. Trauma masa lalu memang sangat kejam jika sudah membekas di jiwa.

Mendengar semua cerita Liany, Namjoon ikut sakit. Tak bisa di pungkiri ia tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh. Ia rengkuh kembali tubuh Liany yang di baluri kesedihan itu. Berharap dirinya bisa menyerap energi negatif di jiwa Liany. Menyerap semua yang membebankan pundak Liany.
Sekarang bukan hanya Liany yang menangis tersedu, ada Namjoon yang ikut menangis tanpa suara. Namjoon merasa lemah dan menyesal karena sudah memberikan ayam goreng sialan itu pada kekasihnya.

Ia janji tidak akan memberi kesedihan dalam bentuk apapun lagi pada pujaan hati nya ini.

"Jangan sedih lagi, sekarang sudah ada kakak, ini rumah Liany sekarang, jangan pernah kembali kesana lagi, hmm?" Peringat Namjoon sambil terisak.

"Aku memikirkan Mama."

"Mama pasti baik disana, nanti berkunjung kesana ditemani kakak."

Liany mengangguk, dan membaringkan tubuh di ranjang di ikuti Namjoon juga.
Namjoon menyelimuti gadisnya dan berbisik, "tidur yang nyenyak, kakak cinta sekali denganmu."

Gadis itu hanya tersenyum, detik selanjutnya ingin memejamkan mata. Akan tetapi mengapa Namjoon tidak kunjung berbaring juga?

"Liany tidak cinta dengan kakak?"

Astaga, ternyata prianya masih menunggu jawaban ungkapan cinta darinya. Liany mengira tidak apa-apa kalau tidak di balas, toh Namjoon sudah tau kalau Liany juga cinta padanya.

"Kalau tidak cinta tidak mungkin mengajak kakak untuk berpacaran."


****

Plis ini cangtip banget art nyaaa 💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Plis ini cangtip banget art nyaaa 💜

NEOPHYTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang