14. I don't wanna see you

187 22 38
                                    

Sudah menginjak tiga puluh hari Namjoon dan Liany jarang berinteraksi intens seperti biasanya, hanya sekedar makan pagi atau berpapasan saja di rumah. Mungkin Namjoon belakangan ini sangat di sibuk kan oleh pekerjaan nya di kantor, dan Liany sangat mengerti itu. Gadis cantik itu tidak menuntut banyak pada kekasihnya, cukup ia tau kalau Namjoon sudah di rumah setelah pulang dari kantor saja ia sangat bersyukur.

Meskipun Namjoon sekarang jarang mengajak nya berbicara, tapi ia tau pria itu tetap perhatian dengan selalu menyediakan nya sarapan, atau memenuhi kebutuhan Liany yang lain tanpa perlu di minta terlebih dahulu.

Namun, ada satu hal yang membuat perasaan mengerti Liany seiring waktu semakin memudar. Perasaan itu di awali ketika Liany mendapati Namjoon, Seokjin, dan teman wanita mereka sedang berdiskusi di ruang tamu. Ya, benar. Tidak bisa di pungkiri kalau Liany sedikit cemburu dan merasa insecure saat melihat Namjoon dekat dengan seorang wanita dewasa dan terlihat cerdas. Tidak seperti diri nya yang apa-apa harus bergantung dengan Namjoon, kadar pengetahuan pas-pasan dan tidak seksi pula.

Kendati ada Seokjin juga disana, Liany tetap lah tidak bisa mengontrol rasa cemburu yang tumbuh di dalam diri. Lalu semenjak kejadian itu, Liany juga sering mendapati mereka sedang bekerja bersama di ruang tengah tempat favorit Liany. Yang sangat menjengkelkan nya, Namjoon memperkenalkan Liany sebagai adik pada Alice(teman wanita Namjoon).
Liany sangat ingin protes, tapi benar dari awal ia hanya lah seorang adik. Jadi dengan berat hati ia menerima keputusan pria itu. Menyebalkan sekali melihat mereka tampak akrab.

Di tambah, Namjoon dan Alice terlihat cocok sekali satu sama lain, sama-sama dewasa dan pintar. Apa selama ini Liany hanya bisa menyusahkan Namjoon saja? Apa Namjoon malu mempunyai kekasih seperti dirinya?
Ia jadi ingin dewasa dan ingin tinggal sendiri kalau begitu.

Pria Kim itu jadi banyak menghabiskan waktu bersama Alice dari pada bersama Liany sekarang. Liany sering memergoki mereka saat sedang bekerja di rumah, mereka tertawa dan bercanda. Mata dan hati Liany sakit melihat nya.

Pagi ini Liany sama sekali tidak ada minat untuk menjawab pertanyaan dari Namjoon, pokoknya tidak mau berbicara dengan pria ini.

"Memang nya kenapa mau pulang terlambat Liany? Aku juga harus perlu tau itu kan."

Liany memberitau kalau ia akan pulang terlambat hari ini, sebenarnya tidak ada alasan spesifik, bahkan ia juga tidak punya rencana dan tidak tau mau kemana. Hanya saja ia sedang tidak ingin melihat Namjoon. Sekarang ia tidak punya jawaban untuk menjawab pertanyaan kakak nya yang menyebalkan ini.

"Liany.. kenapa tidak di jawab? Kalau hanya untuk bermain-main, jangan berani untuk pulang terlambat apa lagi sampai pulang malam." Peringat Namjoon.

Tidak ada yang salah dari peringatan Namjoon, pria itu hanya tidak mau gadis nya mengapa-mengapa di luaran sana. Akan tetapi karena mood Liany yang terlebih dahulu sudah berantakan, peringatan itu terdengar seperti aturan menjengkelkan bagi nya. Ayo lah, Namjoon itu bukan Ayah nya. Dia sudah memiliki dua Ayah di hidup nya, apa Namjoon juga akan bertingkah bagaikan seorang Ayah juga?

"Berhenti lah untuk terus mengaturku ini dan itu kak, aku memang tinggal dengan kakak, tapi bukan berarti aku tidak punya ruang. Kakak selalu saja mengaturku dan kakak sendiri bisa bebas melakukan apapun."

Tungkai Liany mendadak melenggang pergi meninggalkan Namjoon dan sarapan yang belum di sentuh nya. Sedangkan Namjoon masih memproses kata-kata yang di keluarkan oleh kekasihnya. Dia terkejut sekaligus tidak menyangka, sampai ia tersadar dan langsung mengejar Liany untuk di hentikan sebelum langkah gadis itu semakin menjauh.

Namjoon mendapatkan pergelangan tangan gadis nya, berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan langkah Liany yang begitu cepat.

"Liany, apa maksudnya itu ?"

NEOPHYTE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang