Kulitnya seputih salju, tubuhnya kokoh dengan bahu lebar menyaingi samudra. Hidungnya runcing, dan bermata kecil menajam. Lengkap dengan surai hitam legam, persis warna sisik sosok sang naga.
Sudah cukup mengagumi tiap jengkal fisik seseorang di hadapannya. Alexia berpendapat mustahil kalau pria itu manusia sejati, dia seperti bayangan tak nyata dari tokoh dongeng.
"Aku adalah wujud manusia dari naga hitam," ujarnya langsung pada inti, menjawab pertanyaan yang sempat terpecah belah di kepala Alex, "Aku bisa merubah wujud semauku, untuk kedua kalinya ku bilang tak perlu sebegitu terkejut."
Alexia beringsut menjauh, ketika mendapati seringaian di ujung bibir Chris sengaja ditampakkan mengerikan. Ia yang biasanya berani dan tahan terhadap segala ancaman mendadak menciut setelah salah satu pergelangan kakinya dicekal, kemudian diusap lembut.
Padahal hanya usapan, tapi entah kenapa terasa mengancam.
"Apakah kau berencana membunuhku?" Dia perlahan menarik kakinya, sembari menggeser tubuh semakin menjauh ke sudut ranjang.
Chris tertawa, suara tawanya terdengar aneh, lewat ekspresinya pun tampak menyimpan banyak rahasia gelap, "Tentu saja tidak, aku hanya mau ditemani olehmu, setidaknya beberapa tahun sebelum kau mati dan bereinkarnasi ribuan tahun lagi."
Kalimat sederhana, tapi berhasil membuat Alexia merinding sekujur tubuh.
Pria itu ingin ditemani setidaknya sebelum Alex mati—yang artinya sama saja dengan membuatnya tersekap di sini seumur hidup. Mengerikan sekali...
"Kau yakin orang yang kau maksud istrimu dari masa lalu itu benar-benar aku? mungkin saja kami cuma mirip."
Chris tidak menjawab, tapi tatapan matanya yang menajam sudah menjelaskan semuanya.
"Baiklah, aku tak akan menanyakan itu lagi. Tapi kenapa kau bisa merubah wujud menjadi naga hitam?"
"Ceritanya panjang, yang jelas aku cuma ingin hidup ditemani seseorang," ungkapnya sedikit privasi, bahkan bagi Alex—yang katanya reinkarnasi sang istri.
Gadis itu mendesah panjang, cukup kesal karena masih memandang Chris dalam artian tak masuk akal, "Kau kesepian? kenapa tak bunuh diri saja? susul istrimu, dan damailah kalian di sana."
Ia tanpa sengaja melontarkan kalimat yang bisa mendatangkan kemarahan sosok pria monster dihadapannya.
"Kau pikir semudah itu?" tak disangka Chris cuma tersenyum, "Aku ini dikutuk abadi menjadi naga, tidak akan ada satu pun makhluk yang bisa membunuhku, kecuali jiwa asli naga hitam mengizinkannya."
"Siapa yang mengutukmu?"
'Kamu.' Pria itu bangkit dari ranjang sembari memandang ke sekitar, gerak-geriknya tampak sekali tengah menghindarkan pembicaraan tentang masa lalu, "Kau mau makan sesuatu? di sini aku hanya memiliki daging-daging hasil buruan."
"Aku bisa makan apapun." Alex mengikuti langkahnya keluar dari ruangan. Menuju lantai bawah di mana dapur berada.
Tempatnya terkesan rapi dan bersih, tak beda jauh dari hunian manusia. Hanya saja aroma amis binatang begitu kentara. Daging-dagingan di kubur dalam karung garam yang berjejer di sudut ruangan, tak terlihat sejenis sayuran atau umbi satupun. Pemilik rumah ini sungguhan seorang karnivora sejati.
Meski begitu tak memungkiri terlihat beberapa benda 'hasil kejahatan' yang terpampang di sana, bukti dari seberapa bejat si naga hitam. Seperti kepala banteng yang dipajang di dinding, atau gigi taring binatang buas sebagai hiasan di meja makan.
"Ku izinkan kau menyentuh dapurku." Chris mempersilahkan sesaat setelah menamati kegiatan Alex di dapurnya.
"Kau bilang aku ini reinkarnasi dari istrimu 'kan? jadi, dari segi mana saja kemiripan kami?" Alex mengambil sepotong daging dan membawanya ke tungku—tungku api yang mungkin pernah di pakai atau hanya sekedar hiasan mengingat naga tak perlu memasak untuk menikmati hasil buruan.
"Semuanya sama, aku masih mengingatmu dengan jelas. Terakhir kali bertemu, usiamu 26 tahun dan saat itu sedang hamil."
Alexia lekas menoleh terkejut, "Aku baru 19."
"Ku harap 5 tahun lagi tak terjadi sesuatu denganmu. Tapi tenang saja, aku akan menjagamu selalu."
"Bagaimana nasib bayinya?"
"Entahlah, setelah aku dikutuk, kami benar-benar terpisah."
"Dia pasti menderita." Alex membayangkan, jika ia memang benar sosok istri Chris dari masa lalu, kenapa kehidupannya semenyedihkan itu. Ia yang sekarang pun merasa masih menderita, apa memang takdir memilihkannya untuk terus hidup sengsara dalam berbagai rangkaian masalah.
Chris mengerutkan dahi, "Apa kau tanpa sadar menceritakan masa lalumu ketika tanpaku?"
"Tidak mungkin, aku cuma menebak."
"Alexia, aku tak tahu sudah berapa kali kau bereinkarnasi dalam 5000 tahun terakhir, setiap kali kau lahir kembali, kau akan tetap menjadi orang yang sama dengan takdir yang serupa pula. Bahkan pertemuan kita sekarang pun merupakan bagian dari takdir itu sendiri."
Alex mendadak terpikir sesuatu, dia menyela perkataan Chris sejenak, "Tunggu sebentar, kalau begitu apakah kau menanti sesuatu dari istrimu? atau sebaliknya, dia yang menanti sesuatu darimu?"
"Apa maksudmu?"
"Mungkin kau pernah membuat kesalahan, dan dia menunggu permintaan maaf. Barangkali hadirnya aku—juga perantara darinya."
Pria itu mengerutkan dahi tak suka, "Ucapanmu sinkron."
Persis, serupa dengan kejadian dari masa lalu. Di mana Chris lebih memilih mengorbankan anak dan istrinya demi menjaga nama baik sebagai pemimpin. Ia telah membuat kesalahan besar, dan sampai saat ini belum pernah terlontar permintaan maaf yang dinanti oleh sang istri.
"Aku memang membuat kesalahan padanya. Bagaimana kau bisa menebaknya tepat sekali?" Chris tersenyum miring seraya berjalan mendekat. Aura kemarahan sangat melekat.
"A-aku cuma menebak." Alexia meninggalkan bara api yang mulai menyala dari tungku, berjalan mundur ketika merasa keamanannya terancam.
"Tebakan atau memang ingatan dari masa lalu?"
"Jika seandainya aku menjawab, ya, itu ingatan masa lalu, kenapa kau harus semarah itu?" Alex berhenti berjalan mundur, justru perlahan langkahnya mendekati pria itu, "Apa kau takut kesalahanmu tak termaafkan karena terlalu menyakitinya?"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Northern Black Dragon [] Bangchan
FantasySebuah bayangan sekelebat terlintas di depan mata, suasana yang dibawa begitu suram nan gelap. Hingga sepersekian detik kemudian, sosok naga hitam hadir di hadapanku, berubah menjadi seorang pria berbaju zirah dari tembaga-dia berlutut seraya mengul...